Cerita ini memang tidak perlu dibaca, karena setiap membaca cerita, seorang pembaca akan larut dalam cerita itu, membayang-bayangkan masa lalunya, akan larut pula dalam impian-impian bacaan, yang konon ceritanya ia akan terjebak dalam retoris ilusi kehidupan yang tak berujung.
Aku sadar sebagai penulis, mengungkapkan kata-kata manis adalah keahlian semua penyair, dan di dunia ini banyak sekali penyair, bahkan berceceran~ ditambah lagi di era milineal ini, gampang sekali. Tinggal copy paste, dikasih bumbu-bumbu pribadi, jadi deh karya estetika kata-kata mesra yang sejatinya jauh dari makna sebenarnya.
Penulis ingin agar pembaca berperilaku cerdas dalam setiap membaca, menitipkan point penting mereka pada Tuhan YME. Bahwa kehadiran ilmu dan kematangan spiritual hanya akan didapat ketika sebuah tulisan yang dibaca, baik itu bersifat informatif, edukatif, bernilai sastra atau fantasi, hanya bertujuan untuk mendekatkan diri ke hadirat-Nya.
Penulis berharap bahwa tulisan ini dapat menuai diri pembaca dan pribadi penulis yang matang, memotivasi untuk berpacunya diri dalam kebaikan, serta selalu ingat akan tujuan hidup adalah menjadi seorang insan yg berperangai intan dan berhati mulia
Awal yang baik, ditahun 2019
Ku titipkan salam kepada ia yang ingin membacanya, seorang yang ku selipkan doa disetiap malamnya, bagi orang tua, guru, sahabat, serta someone special yg ku tulis dalam cerita ini, semoga senantiasa di rahmati oleh Allah swt dan diberi kesehatan selalu.Malang, 31 Desember 2019
#Z

KAMU SEDANG MEMBACA
Zahraya - Cinta Di Ujung Pure
RandomCerita ini berkisah mengenai retorika cinta yang dibuat si penulis, tentang zahraya, tentang cinta yang memurni dibuatnya, tentang hal-hal yang membuat dirinya lebih bermakna dari sebelumnya. Zahraya, ia yang centil mempesona, gayanya yang menarik...