sudah hampir tiga bulan, sedikit merebahkan punggung dan menghela nafas sangatlah menyenangkan. Apalagi bersandarnya di bawah pohon yang sangat rindang. Bisa dibayangkan lah! Di saat siang yang panas, badan sedang capek, lantas pengen istirahat. Yah.. Yang paling cocok itu rebahan di bawah pohon, apalagi sambil minum minuman bersoda.
Hening dan tenang, di taman ini lumayan banyak di tanam pohon Willow. Pohon ini merupakan pohon endemik yang hidup di daerah sini. Entah alasannya apa, namun menurutku pohon ini banyak di tanam di sini karena bawaannya yang nyenengin buat dipandang dan sejuk buat berteduh. Pohon Willow atau yang sering disebut dengan Willow tree ini termasuk dalam jajaran spesies Rutaceae, nama ilmiahnya adalah Geijera parviflora. Pohon ini unik sih, beda dari yang lain. ia bisa tumbuh besar dan rindang tapi akarnya tidak merusak jalan, akarnya tumbuh memanjang kedalam. Willow tree bisa tumbuh besar hingga tinggi 30-40 feet. Daunnya yang seperti jari telunjuk, kecil-kecil namun sangat rapat dan rapi susunannya. Ia biasa berbuah ketika musim gugur tiba, memang tak bisa dimakan, tapi warnanya sangat menyegarkan jika dipandang.
kawasan rumput hijau di taman ini memang tempat favorit untuk bersantai. Tempatnya yang rindang dan Jauh dari bising, membuat mata seperti kelilipan dan pengen segera terlelap untuk tertidur. apalagi memang nuansa taman ini di desain sedemikian rupa agar elegan dan dan elok dipandang. Jika rupa taman ini disamakan dengan taman kerajaan mungkin bisa di nilai dengan angka 7-8. Kamu bisa lihat!! bunganya yang ditata rapi, tersusun dari berbagai warna cerah seperti kuning merah dan ungu, rumputnya yang sangat terjaga, selalu dipotong setiap 2 hari sekali dan terotoar pejalan kaki yang unik, ia terbentuk seperti uratan-uratan pualam namun tetap halus dan datar. dengan desain minimalis tentunya, Membuat betah jika berlama-lama disana, sambil sedikit memakan cemilan dan minuman bersoda pasti tambah seru lagi. terutama lagi sih, di seluruh area berumput ini, sudah barang tentu sangatlah bersih dan tak ada sampah.
Sambil merapikan tas kecil yang ku bawa, helaan nafasku mulai sedikit mereda. Angin semilir semakin membuatku ingin merebahkan diri, memandang rumput yang entah sejak kapan seperti memanggil-manggil untuk ditemani. tiada hasrat lagi untuk beraktifitas, sejenak ku terngiang, memikirkan, sebaiknya aku menulis sesuatu, menceritakan segala hal yang ada, sebelum aku nantinya pulas di bawah pohon ini.
Aku mengambil seutas bolpoin, sembari mengorek-orek tas untuk menemukan sebuah buku, buku spesial yang diberikan oleh Dia. Buku bercover coklat, mempunyai lambang menara eifl di tengahnya, buku ini sangat spesial untukku, bertuliskan diary diatasnya dan dibawahnya terdapat script yang ditulis tangan reach your dream. Mungkin jika buku ini hilang, susah sekali aku kembali riang.
dear diary
"Selamat pagi, lambaian hangatku bagi kamu yang sedang ku nanti dalam doa, ini hanyalah sepucuk diary yang ku tulis tanpa harus ku cerna, cukup ku pegang sebatang bolpoin kecil di tangan dan nantinya buku ini yang akan menjawab segalanya.Sudah tiga bulan disini, apakah ini yang disebut kerinduan? Bukankah yang saling mencintai hatinya akan bertautan, terimah kasih karena mendoakanku..
By the way, Apa kabarmu? Apakah kau dalam keadaan yang berbahagia. Coba tebak, sekarang aku dimana?"
~hanya sebuah impian, atau sekedar omong kosong belaka, jika ia impian bukankah harus terus diperjuangkan, jika hanya omong kosong belaka, kenapa harus terus disesali di kegagalan~
"aya, kok uda tambah besar aja sih? Uda kayak tante aja tingginya, uda punya pacar ini pasti!!" kata tante uci.
"aduh tante.. Mana mungkin aya punya pacar, dandan aja ndak pernah.. Apa lagi punya pacar?" kata aya sinis.
"pikir-pikir tante kalau punya pacar dijaman sekarang itu te.. Laki-laki yang baik susah dicari" imbuh aya.
"alah sih aya alesan mulu deh.. Perempuan secantik kamu masa tidak punya pacar, kalau masalah baik.. Orang sekarang cari yang kaya aya.. Penting hidup senang..." kata tante sambil ketawa
"ih.. Tante mah.. Masak cowok harus kaya doang si tan.. Yang penting itu sholeh dan sayang keluarga, apa gunanya ganteng dan kaya tapi tidak sholat, ndak sayang sama aya dan ibu, kan sama aja, hehe" kata aya sambil senyum-senyum.
"ah.. Aya selalu ngeles emang.. Hehehe" tawa tante uci yang menggoda aya.
"ya.. ndak gitu tan.. Maksudnya... apa mending aku nikah sama si adit yang ganteng ini ya??" kata ayah terkekeh, sambil nyubit anak tante yang masih digendong.
"oh jangan dong.. Dia kan sayangnya tante.. Hehehe" lawak tante sambil terus menggoda.
Memang keluarga aya itu rata-tata humoris orangnya, ceplas-ceplos kalau ngomong. Di rumah aya sekarang ada acara kumpulan keluarga kecil-kecilan, Arisan keluarga kalau nyebutnya mereka. Sengaja memang, disetiap tahun, keluarga besarnya selalu mengadakan kumpulan untuk sekedar makan-makan dan saling bermaaf-maafan. Tahun kemarin pas sedang kumpul, ibu dan ayah aya mendapat kesempatan menjadi tuan rumah untuk lebaran tahun ini. Jadi disaat seperti itu, aya sekeluarga sibuk mengurusi para tamu dan sanak family yang sedang asik bercengkrama satu sama lain.
"Aya sekarang umur berapa? 18 tahun kah? seumuran dong sama anaknya tante?"
"si gifran kah tan, hehe dulu kan memang satu sekolah!! Masa ndak seumuran, hehe." kata aya
"lah kamu sih ay, uda gede amat, tambah cantik lagi, tak kira uda kuliahan. Padahal masih anak SMA!! Tante lupa kalau kalian seumuran, lah si gifran tuh kurus ndak nambah-nambah tinggi sama gemuk." gurau tante yeni
"yah kan emang tiap orang beda-beda tan tumbuhnya, mungkin aya nih kebanyakan olahraga renang sih tan, jadinya modot (tumbuh cepet) kayak gini, hehe" balas aya bicara.
Memang sih ya kalau satu keluarga pada ngumpul, bawaannya ngobrol ngalor ngidul ndak jelas ke mana arah pembicaraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahraya - Cinta Di Ujung Pure
RandomCerita ini berkisah mengenai retorika cinta yang dibuat si penulis, tentang zahraya, tentang cinta yang memurni dibuatnya, tentang hal-hal yang membuat dirinya lebih bermakna dari sebelumnya. Zahraya, ia yang centil mempesona, gayanya yang menarik...