Time 0.3

509 23 5
                                    

“Lo telat lima menit sepuluh detik,”

“Maaf,”

“Ya,”

“Jangan ngambek, dong,”

“Eh, emang muka gue keliatan kayak orang lagi ngambek, ya?”

“Seperti itulah,”

“Enggak Di, penantian gue belum sepanjang penantian lo,”

“Maksdunya?”

“Haha. Ayo masuk! Keburu filmnya mulai,”

***

“Lo udah baca surat gue, kan?”

“Heem,”

“Gimana?”

“Gimana apanya?”

“Ya, pendapat lo, gitu,”

“Belum saatnya Di,”

Asicdasclhascsdhjch *Dikafrustasi*

“Gue selalu berharap kita lebih dari ini, Clo,”

“Gue harus ngomong berapa kali, sih kalo gue itu nggak pantes untuk lo?”

“Clo, gue capek,”

“Lo butuh istirahat,”

“Bukan, kalo begini caranya, gue malah nggak bisa istirahat. Gue capek karena elo!”

“Kalo gitu, lupakan gue, Di,”

“Nggak segampang itu, Clo,”

“Cobalah,”

“Nggak! Kenapa lo selalu mencoba untuk menyingkirkan diri lo dari hidup gue?”

“Ini hanya masalah waktu dan gue yang nggak pantes untuk lo,”

“Kenapa lo nggak memperbolehkan kita untuk mencobanya?”

“Justru, kita masih dalam tahap percobaan ini,”

“Bukan itu maksud gue. Maksdunya, sebagai sepasang kekasih,”

“Belum saatnya, Di,”

“Argh!”

_____________________

Yes, rasain lu Dik! Masih di php-in Cayene! *evillaugh*

Keep RVC yaw!

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang