“Kakak, aku mencintaimu,”
“Aku tidak yakin kalau kau yakin dengan perasaanmu,”
“Kak Dika, tolonglah. Sejak kita bertemu awal bulan lalu, aku telah jatuh kepadamu,”
“Aku tidak pantas untukmu Zen,”
“Tidak kak! Kau itu sangat pantas denganku! Ayolah kak! Aku sudah menanti cukup lama,”
“Satu bulan itu tidaklah lama Zen,”
“Kakak jahat!”
“Maafkan aku Zen, hatiku sudah terpenjara oleh seseorang,”
“Kalau boleh aku tau, siapa orang yang beruntung itu kak?”
“Beruntung? Aku rasa tidak,”
“Kenapa?”
“Entahlah, dia aneh. Aku selalu mengejarnya dulu, setelah beberapa bulan aku jatuh cinta padanya, aku menyatakan perasaanku padanya, tapi dia menolak. Katanya, dia bukan orang yang pantas
“untukku, atau ini semua masalah waktu, selalu terlalu sebentar, belum saatnya, dan bahkan dia mengatakan untuk apa aku mencintainya, seakan itu hal yang sangat buruk baginya,”
“Tepatnya sejak kapan, kak?”
“Tepat tiga ribu seratus enam puluh satu hari yang lalu,”
__________________
Lu kasian amat man! Itu si Zena kasian juga, tanggung jawab cariin pacar sono! Gegara lu dia gagal punya pacar.
Kesannya gue nge-bully Dika di sini. Maapkan akuh sayang, aku mencintaimuh kok, tenang aja *digeploksendalswallow*