Keesokan harinya, begitu Nadin sampai di depan gerbang di lihatnya Raya dan Dilla melambai, Nadin pun lari menghampiri.
"Belum pada ke kelas?"
"Nungguin lo."
Raya nyengir.
"Lo kan lelet jadi kudu di tungguin."Lanjutnya.
"Yeee, leletan Dilla tau."
"Iya deh iyaa."
Tak seorangpun dari mereka menyadari kedatangan Alfan. Baru ketika Alfan menarik tangan Nadin dan menggamnya, saat itu mereka tersadar. Tak hanya Raya dan Dilla, semua orang yang menyaksikan kejadian mendadak itu tercengang, begitupun Nadin. Alfan menyambut tatapan tatapan itu dengan senyum.
"Mau ngomong sebentar."
Alfan membawa Nadin ke dekat ruang satpam.
"Apaan? Ini juga, ngapain pegang pegang, enak aja!"
Alfan terkekeh.
"sori deh."
"Eh, lo dengerin baik baik ya. Gua sama sekali nggak kenal sama lo, jadi lo nggak usah sok kenal sama gua, apalagi ngaku ngaku gua itu pacar lo, najis!"
Alfan tersenyum.
"Lo bakal nyesel ngomong kek gitu, apalagi berani sama gua."
"Nggak!"
Nadin melengos pergi, sebelum Alfan sempat mengatakan sesuatu.
"Dasar monyet sengklek."
Maki Nadin.
Sepanjang koridor hingga di depan kelas, nyaris semua mata tertuju pada Nadin. Cewek yang tiba tiba dikenal seluruh sekolah gara gara dia adalah 'pacar Alfan'.
Nadin sama sekali bukan cewek paling cantik sekelas sepuluh, jelas predikat tersebut sudah di sandang oleh Marsya, cewek blaster Indonesia Turki yang mancung abis.
Nadin juga bukan cewek paling pintar sekelas sepuluh, bukan, cewek terpintar di sepuluh itu Orlin, yang bahkan sudah hafal KBBI sejak kelas 6 SD.
Jadi kenapa Nadin terkenal dan bahkan jadi pusat perhatian??, itu karena dia adalah 'pacar' Alfan. Cowok most wanted di sekolah.
"Sumpah risih banget, ini gua yang kepedean apa orang orang yang beneran pada liatin gua sih?"
Bisik Nadin kepada Raya.
"Emang mereka liatin lo."
Jawab Raya, enteng.
Nadin masuk ke kelas, menarik kursinya menjatuhkan diri di sana lalu berteriak frustasi.
"Gillaaaaaa.!!"
Tak lama setelah itu, Dilla yang tadi pergi terlebih dahulu karena mau mengecek sesuatu, akhirnya datang sambil berlari .
"Nad, Ray."
Dilla yang memang selalu 'heboh' hari ini terlihat jauh lebih heboh.
"Dengerin ya. Setelah semalaman gua mencari tau tentang informasi kak Alfan lebih rinci. Dia itu istilah kerenya, most wanted. Orang yang paling di inginkan di sekolah."
Nadin, dan Raya memperhatikan dengan serius.
"Dia itu, Orang yang Kemarin bawa sekolah kita ke lomba Olimpiade sains antar provinsi."
"Maksud lo, cowok Genius yang tempo hari di ceritain Bu Yani itu?"
Tanya Raya memastikan.
"iyap bener, sang pentolan sekolah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen FictionCinta segi tiga memang selalu unik untuk di ceritakan. Bercerita mengenai kisah ini, seperti menemukan rasa tersendiri dianatra jutaan rasa cinta yang kadang terkesan egois, kaku, abstrak, menyakitkan, dan lainya. Bagian terpenting dari cinta adalah...