Ivana " ana berbalik dan tersenyum ramah kepada sorang yang memanggilnya
Eh kak Agha" sapa ana sopan seraya tersenyum kecil. "Tumben sendiri, kak rey kemana? " Tanya ana celingak celinguk mencari keberadaan manusia bernama Rey
Dia lagi sibuk di ruang osis na " ucap Agha seraya terkekeh kecil melihat wajah babyface milik ana yang sangat menggemaskan ketika mengangguk anggukkan kepalanya. "Eh iya, pulang sekolah rapat ke 2 materi pembahasan masih sama kayak rapat pertama ya na " Tambah Agha, ana mangut mangut paham namun setelahnya ia membulatkan kedua matanya shock, ah betapa menggemaskan nya ana.
Hari ini kak?" Tanya ana yang diangguki oleh Agha, " yah! " desah ana kecewa, Agha menyeringit heran
Kenapa? Ada masalah?" Tanya Agha, ana tersentak dan tersenyum kikuk
En--Enggak kak " ucap ana gugup, ia merutuki bibirnya yang berkata gugup
Yaudah sampe ketemu pulang sekolah ivana " ana tersentak ketika tangan besar itu mengacak rambutnya lembut, Agha berjalan santai meninggalkan ana dengan detak jantung yang tak beraturan
"Gue harus cek jantung"
🐣🐣🐣
"Mau kemana lo?!"
Aish" gerutu ana pelan, rencana untuk melarikan diri gagal total karna kafka sialan. "Gue ada rapat antar ekskul sekarang" ucap ana tanpa melihat sang lawan bicara.
"Gak sopan lo sama senior, gue udah nunggu lo berjam-jam disini" sembur kafka, pasalnya sudah lebih dari 2 jam ia menunggu kehadiran ana diujung koridor namun nihil, gadis itu sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya sementara ana merutuki ruang osis yang berada disebrang sana yang mengharuskan siswa melewati koridor ini
Heh, gue gak pernah nyuruh lo nungguin gue" ucap ana seraya berkacak pinggang, bukannya terlihat galak malah terlihat menggemaskan.
Pulang sekarang" ucap kafka mengacuhkan ucapan ana, menarik paksa pergelangan tangan ana agar ikut bersamanya, merasa tangannya di tarik paksa, ana menyentak pegangan kafka pada lengan nya hingga terlepas
Enggak! Gue ada rapat!" Tolak ana kasar, namun nyatanya tidak menggoyahkan tekad kafka yang ingin membawanya pulang. " BANGSAT TURUNIN GUE! KYAA" pekik ana lantang, Bagaimana ia tidak berteriak ketika kafka tiba tiba saja menggendongnya ala karung beras
Lo pikir gue peduli sama rapat sialan lo itu? Lagian ya gue rasa lo gak lupa sama janji lo kemaren " ucap kafka sinis, ia tersenyum ah tidak ia menyeringai saat mendapati ana yang diam dengan wajah kesalnya setelah ia menurunkan ana dari pundaknya
Mau lo apa?!" Ucap ana dengan segenap kekesalannya, andai saja ana bisa mencabik cabik wajah sok tampannya itu, pasti sudah ana lakukan
"Pulang sama gue sekarang"
"Tap---"
"Pulang sama gue sekarang" ulang kafka , ana menghela nafas kesal, ia amat tidak menyukai pria dihadapan nya ini. " Ayo pulang" ucap kafka, ia menggengam lembut tangan mungil nan mulus ana, ana sama sekali tidak menolak, sebab jika ia menolak hasilnya akan tetap sama
"Ivana" ana memejamkan matanya singkat sebelum ia berbalik dan tersenyum manis kepada pria yang berdiri tak jauh darinya
Eh iya kak rey" ucap ana, sebenarnya ia sudah tau kenapa rey sampai harus mencarinya hingga ke parkiran
Lo mau kemana? Rapat tinggal 5 menit lagi" ingat rey, sudah ana duga kan, karna kafka ia jadi tidak bisa mengikuti rapat kali ini.
"Em anu, kak gu---"
"Dia pulang bareng gue" belum sempat ana menyelesaikan ucapannya, kafka terlebih dahulu memotongnya
Loh? Gak bisa dong" sanggah rey membuat kafka menyeringitkan dahi
Kenapa ga bisa?" Tanya kafka, saat rey hendak menjawab, ia terlebih dahulu menyela "ini udah sore banget lo mau dia mati kelaparan? Engga kan? Yaudah " sela kafka, ia kembali menggenggam lembut tangan ana.
Kafka lebih dulu menaiki motor besarnya, namun setelahnya tidak ada pergerakan, ia mencari keberadaan ana sampai dahinya mengkerut menemukan ana yang menundukan kepala
Kenapa lo? " tanya kafka bingung, ana mendongak dengan wajah cemberutnya
Motor lo tinggi banget, gak nyampe gue " ucap ana kesal, bibir kafka berkedut menahan tawanya agar tak meledak
Bukan motor gue yang ketinggian, tapi elo yang bogel " ana melotot, sementara yang dipelototi hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Ayo naik" ana menyeringit heran, ia menatap tangan kafka yang terulur untuknya dan kembali menatap kafka bergantian
Kenapa?" Tanya ana, kafka berdecak kesal kenapa tuhan menciptakan gadis semacam ana
Pegangan! Cepet naik" ketus kafka, ana mendelik kesal namun tak menutup kemungkinan bahwa saat ini ia merasakan kupu kupu yang berterbangan diperutnya
🐥🐥🐥
HALOOO, GUE BALIK LAGI LOH HAHAHAHAHA
HAPPY NEW YEAR EVERYONE😊😙
OH IYA KALO ADA TYPO BILANGIN YA 😁😂
GUE GA TAU MAU NGOMONG APA LAGI HAHAHA INTINYA GUE SENENG BANGET HARI INI HAHAHAHAHA
UDAH AH KEK ORANG BEGO KETAWA MULU
ENJOY❤
SEE YOU🖤❤~
KAMU SEDANG MEMBACA
Miniera
Teen Fictionini bukan cerita dimana badboy yang ketemu goodgirl, apalagi goodgirl yang ketemu goodboy. cerita ini hanya menggambarkan kehidupan seorang gadis manis yang penuh dengan rahasia yang dipertemukan dengan seorang lelaki penyuka senja yang teramat angk...