prolog

28 6 0
                                    

Derap kaki terdengar sangat jelas di telinga para karyawan semua karyawan perempuan sangat mengidolakannya

Di suatu hari...

"Maaf pak perusahaan kita naik sangat drastis di tahun ini Dan apakah bapa tidak memiliki rencana apa pun?" Ucap seorang perempuan

'Huffftt menyebalkan aku berbicara malah di acuhin' gerutu perempuan itu

"Ahh kalah lagi kalah lagi ini semua gara gara kamu Rena apa yang kamu mau??mau menghancurkan game Ku??iya??" Rena menunduk

"Maafkan saya pak saya hanya ingin menyampaikan hal ini kepada bapa maaf kalau saya mengganggu" Rena pun pergi Dari hadapan laki laki itu

"Huftt aku benci laki laki gamers" Rena pun menutup pintu ruangan CEO nya

Rena terus menggerutu tentang betapa menyebalkannya CEO nya itu. "Kenapa kau Ren? Kena marah lagi?" Tanya Mina tanpa melirik pada Rena. "Ya begitulah, kenapa CEO kita itu sangat menyebalkan?" Tanya Rena. "Ya. Mungkin  itu hanya perasaanmu. Apa kau tahu? Aku mengidolakan Loey sajangnim." Ucap Mina. "Terserahmu. Apa kau tidak berpikir dua kali saat menyukai pria menyebalkan seperti dia?" Tanya Rena. "Apa lagi yang harus dipikirkan? Sajangnim tampan, kaya, diidolakan semua orang." Ucap Mina dengan mata berbinar. "Iya sih, aku mengakui semua itu, tetapi ada kekurangan dari CEO kita itu, Ia benar benar pria yang menyebalkann. Ia selalu bermain game nya saat aku berbicara tentang perusahaan. Saat ia kalah, aku lagi yang disalahkan." Jelas Rena.

"Ya CEO kita memang menyebalkan, tetapi aku menyukai Loey sajangnim." Ucap Mina. 'Loey sajangnim. Kenapa kau sangat menyebalkan? Kalau kau bukan CEO ku, sudah kulempar sepatuku ke kepalamu.' Batin Rena.

.

.

.

.

.

"Akhirnya aku menang.. Setelah sekian lama aku kalah. Memang menyenangkan ya menjadi Gamers itu." Ucap Loey penuh kemenangan. "Eumm.. Tadi Rena bicara apa, ya?" Tanya Loey pada diri sendiri.

Loey mengambil telepon yang ada dimejanya itu, dan memencet nomer. Ia ingin memanggil Rena untuk membicarakan sesuatu.

*Hmm.. Rena, keruanganku sekarang. Ada sesuatu yang penting, Oh iya aku juga lupa tentang omonganmu yang tadi.* Ucap Loey ditelfon.

*Ya, Sajangnim. Saya akan kesana.* Balas Rena.

Loey menutup telefonnya secara sepihak, dan menunggu kedatangan Rena di ruangannya.

true loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang