Alhamdulillah ya Allah... engkau mengabulkan doa hamba. Terima kasih ya Allah hamba lulus dengan nilai yang memuaskan.
"Selamat ya fan, nilai kamu yang paling tinggi di sekolah kita." Kata salah satu temanku dengan wajah yang sumringah.
"Ah, iya. Alhamdulillah... makasih ya." Ucapku sambil tersenyum
Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan dan sekaligus wisuda di sekolahku. Alhamdulillah aku mendapatkan nilai tertinggi di sekolahku.
"Ciee yang nilai UN Matematika nya 100. Ehemm makan - makan nih..." Goda ina teman sebangku ku.
"Apaan sih in, biasa aja kali hehe. Mau makan? Sono tuh dikantin." Ucapku sambil menunjuk arah kantin.
"Ya elah... itu mah beda. Maunya di traktir hahaha." Kata ina
"Oh iya. Kamu beneran ingin lanjut ke univ yang kamu ceritain?"Akupun mengangguk sebagai tanda iya.
"Kalau begitu aku doakan semoga bisa tercapai apa yang kamu inginkan. Aamiin"
akupun mengaminkan ucapannya. "Aamiin ya Allah..."
🍃🌻🍃
Hari berganti hari hingga tiba saatnya tes ujian masuk kampus tiba. Aku sudah belajar dengan sungguh - sungguh. Setiap hari hanya ada kata belajar, belajar, dan belajar dalam otakku. Tak peduli entah berapa banyak temanku yang mengajak bermain atau sekedar jalan - jalan ke mall, namun aku tolak semua.
"Bun, doakan fania ya..."
"Iya. Bunda mendoakanmu selalu. Semoga dipermudah dan juga lulus ya, nduk." Aku mengaminkan kata bunda di dalam hati."Yah, fania minta doa nya ya..." ucapku sambil mencium punggung tangan ayahku.
"Siap. Ayah doakan yang terbaik untukmu."
Dan akhirnya aku pamit untuk berangkat. Dan disinilah aku sekarang di universitas impianku. Waktu terus berlalu hingga akhirnya akupun sudah selesai mengerjakan soal tes. Alhamdulillah... tesnya lancar. Sekarang tinggal menunggu hasilnya keluar, dan setelah beberapa hari akhirnya pengumuman itu tiba. Akupun dinyatakan lulus ujian. Masyaa Allah, Tabarakallah. Alhamdulillah ya Allah engkau mengabulkan doa hamba. And now selamat menjalani aktivitas menjadi mahasiswa... yeahhh!
🍃🌻🍃
"Bagaimana ospekmu fan?" Tanya ayah saat kami sarapan.
"Alhamdulillah lancar yah."
"Alhamdulillah kalau begitu." Jawab bunda.Sudah tiga hari ini aku menjalani ospek. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan, mulai dari perkenalan diri sampai pengenalan lingkungan kampus. Ya seperti saat ini, dimana kami para camaba yang diampu oleh beberapa kating yang sedang memperkenalkan dirinya.
"Halo semuanya, Selamat pagi. Perkenalkan nama saya Syilvia Sashi Ramadhani. Kalian bisa panggil saya Syilvi." Kata salah satu kating yang berada di depanku.
Saat ini kami berada di taman dekat danau kampus. Disini banyak sekali area atau tempat yang nyaman untuk acara seperti ini. Angin semilir menerpa dedaunan semakin menambah nyaman berada disini.
"Barangkali ada yang ditanyakan?" Kata kak Syilvi
Kulihat ada salah satu dari temanku yang mengacungkan jari. "Kak tinggalnya dimana?"
"Kakak tinggalnya di asrama dekat kampus, dek. Mungkin ada yang mau tanya lagi... silakan."
Akupun memberanikan diri mengacungkan jari kemudian bertanya, "Kak Syilvi, kalau kuliah di Sastra Arab itu apa harus punya dasaran bahasa arab dulu dan lainnya?."
Kulihat ada salah satu kating cowok yang membisiki sesuatu di telinga kak Syilvi dan kemudian kak Syilvi mengangguk dan tersenyum tipis.
"Oke. Baiklah, saya akan jawab pertanyaannya. Tapi sebelumnya boleh dong kenalan dulu... silakan perkenalkan dirimu."
Hmmm ya Allah, perasaan temanku tadi nggak gini banget deh. Ah, ya sudahlah mau gimana lagi. Akhirnya aku mulai memperkenalkan diriku.
"Perkenalkan nama saya Fania Shakaila Putri. Biasa dipanggil Fania atau Fani." Kulihat laki - laki yang membisiki tadi mengangguk - angguk dan tersenyum tipis.
"Oke Fania, jadi gini kita kuliah di sastra arab itu nggak harus bisa bahasa arab dulu atau yang lainnya semuanya diajari dari nol. Yang terpenting ada niat & usaha yang sungguh - sungguh. Tapi kalau sebelumnya sudah bisa bahasa arab, itu sangat bagus. Jadi gitu fan, So... don't be afraid about it! Okay." Kak Syilvi menjelaskan panjang lebar tentang apa yang ku tanyakan.
Akupun tersenyum dan mengangguk. Alhamdulillah perasaanku sedikit lega, karena aku belum begitu bisa bahasa arab.
![](https://img.wattpad.com/cover/172911122-288-k315881.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Ataukah Khadijah?
RomanceHaruskah aku menjadi selayaknya Fatimah yang mencintai Ali dalam diam? Ataukah aku harus menjadi seperti bunda Khadijah yang memberanikan diri melamar Rosulullah? . . . Ya Allah... ampuni hamba yang telah mengukir satu nama dalam hati dan jiwa hamba...