Empat

447 20 0
                                    

Entah terlalu kelelahan atau aku yang terlalu lelap dalam tidur, sehingga aku bangun kesiangan. Kulihat jam dindingku menunjukkan pukul 06.30 WIB ya salah aku juga sih karena habis sholat subuh malah lanjut tidur lagi. Segera ku langkahkan kakiku menuju ke kamar mandi dan  bersiap -  siap.

Akupun menuruni tangga untuk  ke bawah karena kamarku di lantai atas. Sesampainya dibawah kulihat ayah & bunda yang sedang sarapan.

"Yah, Bun. Fania berangkat dulu, Assalamu'alaikum..." ucapku sambil tergesa - gesa.

"Kamu kenapa buru - buru gitu? Gak sarapan dulu?" Tanya bunda kepadaku.

"Enggak bun, Fania takut telat. Soalnya jam 8 nanti ada kelas." Ucapku sambil menaiki motorku dan melajukannya menuju jalan raya.

Sesampainya di lorong menuju kelas aku tidak melihat kalau ada seseorang yang baru keluar dari suatu ruangan. Hingga akhirnya aku menabraknya.

Bruuggg

dan seluruh buku yang tadinya aku pegang jatuh semua, begitupun dengan lembaran - lembaran kertas yang laki - laki itu pegang.

"Afwan ya akhi, Ana gak sengaja." maafku kepada laki - laki itu. Sambil mengambil buku ku yang tadi jatuh.

"Na'am." Jawabnya singkat kemudian berlalu

dingin banget tuh orang. Sikapnya ngalahin ice cream yang beku.

Kemudian aku berlari menuju kelasku karena 5 menit lagi kelas sudah mulai. Alhamdulillah sampai sana dosennya belum masuk.
"Lo kenapa fan? kok ngos - ngosan gitu." Tanya Liana.

"Huhhh capekk. Aku tadi bangun kesiangan trus lari deh." Jeda beberapa detik karena aku yang masih ngos - ngosan. Ku kibas - kibaskan tanganku ke wajahku untuk menghilangkan rasa gerah.

"Dan parahnya lagi... aku tadi gak sengaja nabrak seseorang, Li."

"Hah? Iyakah? Siapa orangnya?, cewek atau cowok?" Tanyanya beruntun.

"Kayak truk gandeng aja tuh pertanyaannya! panjang banget mbak." Timpalku. Kulihat dia cengengesan

"Entah dia siapa aku gak kenal Li, dia seorang ikhwan. Dilihat dari wajahnya sih masih muda, tapi kok pakaiannya kayak-"

Belum sempat aku melanjutkan omonganku, tiba - tiba dosen pengajarku sudah masuk ke kelas. Saat beliau masuk aku menyempatkan diri untuk minum sebentar dan  aku belum melihat orangnya.

"Assalamu'alaikum semuanya. Selamat pagi."

Akupun menaruh botol minumku sambil menjawab salam dari beliau hingga akupun menoleh "Wa'alaikumsa- " belum selesai aku mengucap salam aku terkejut dengan sosok laki - laki yang berdiri di depan sana.

Kedua mata kami tidak sengaja bertemu pandang, kulihat dia sedikit memicingkan matanya & mengerutkan dahinya. lalu ia pun menormalkan kembali ekspresinya.

Aku menepuk jidatku "Mati aku. Ternyata yang aku tabrak barusan adalah dosen." Batinku

Kurasakan seseorang menepuk pundakku pelan. "Fan, lo gapapa kan? kenapa sejak Pak Azzam masuk ekspresi lo kayak kaget gitu?"

"Ohh jangan - jangan lo terpesona ya sama kecakepannya pak Azzam? Hayoo ngaku aja! Hahaha akhirnya seorang Fania luluh juga." Katanya setengah berbisik karena kelas sudah dimulai.

Akupun menggeleng, kemudian mengangguk, dan kemudian aku menggeleng lagi. Duhh kenapa aku begini, sepertinya ada yang tidak beres dengan otakku. "Kamu tau nggak? ternyata laki - laki yang aku tabrak tadi pak Azzam, Li." Bisikku kepada Liana agar tidak terdengar lainnya.

"HAH?! SUMPEH LOO??!"

Aku mengusap wajahku dengan kasar. Ya Allah, ini anak!. Aku sudah berusaha bicara sepelan mungkin, tapi dia malah berteriak seperti itu. Aku menggerutu dalam hati.
Hingga seluruh orang yang berada diruangan ini pun menoleh dan kamipun menjadi pusat perhatian. Lalu kulihat Pak Azzam mulai mendekat ke arahku dan Liana.

"Kalian tadi ngapain?." Tanya beliau.

Aku hanya bisa menunduk, kemudian kudengar Liana mengeluarkan suaranya.
"Bu-bukan apa - apa kok, Pak."
Ternyata dia juga takut sama sepertiku.

"Kalian berdua... keluar! SEKARANG!." Kata pak Azzam dengan garangnya sambil menunjuk arah pintu.
Akupun hanya mendengus pasrah, akhirnya aku dan Liana keluar dari kelas. Ya Allah... ini pengalaman pertamaku, seumur - umur belum pernah aku dikeluarkan dari kelas.

"Fan, maafin gue ya... gara - gara gue kita jadi dikeluarin dari kelas sama Pak Azzam."

"Iya. Gakpapa, Li."

Dan disinilah aku sekarang ditempat yang paling indah, yang memberikan kenyamanan dan juga ketenangan sendiri di hati. Yap, Masjid fakultas yang jaraknya tidak jauh dari kelasku. Kuputuskan untuk muroja'ah sedangkan Liana yang duduk disampingku sibuk dengan gadgetnya.

“Fa bi ayyi aalaa i robbikuma tukazziban. Tabaarakaasmu rabbika dziil jalali wal ikraam. Shodaqollahuladzim...”.

***

Sementara itu... setelah Azzam selesai mengajar, ia pun kembali keruangan dosen.
"Siang Pak Azzam." Sapa seorang wanita berambut hitam lurus itu dengan senyuman dibibirnya. Badannya bak model, putih bersih & tinggi.

"Siang juga, Bu Ifah." Jawab Azzam kepada seorang dosen yang bernama Latifah. Kemudian ia melanjutkan langkahnya.

Pak Azzam ganteng banget...

Masyaa Allah... Calon suami idaman!

Gilakkk senyumnya itu lho...!

Kalo nggak ingat itu dosen sendiri, udah gue gebet.

Begitulah kira - kira kalimat yang tertangkap oleh kedua telinga Azzam saat berjalan di koridor. Siapa lagi yang histeris kalau bukan mahasiswi - mahasiswinya. Dia jadi ngeri sendiri dengan kalimat terakhir yang ia dengar tadi. Tak heran apabila banyak perempuan yang kagum dengannya, karena selain wajahnya yang tampan dan juga pintar, ia juga dinilai sholeh oleh banyak orang.

Clekk

"Assalamu'alaikum akhee."

Azzam terpelonjak kaget saat ada seorang laki - laki sebayanya yang duduk dikursinya.

"Wa'alaikumussalam. Ente ngapain disini?" Tanya Azzam sambil melangkahkan kaki menuju ke kursinya.

.
.
.

Tbc

Fatimah Ataukah Khadijah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang