Break

2.3K 455 107
                                    

Flashback 2 tahun silam





"Lets break up"





Satu ucapan yang mampu membuat yujin tertegun. Seketika dunianya berhenti, oksigen tak menjalar di pernafasannya.

"Ja..jangan becanda" ucap yujin.

Minju mati matian menahan air matanya. Dia tidak boleh menangis saat mengucapkan putus agar yujin percaya bahwa dia tak lagi mencintai yujin.

"Mi..minju" ucap yujin maju selangkah untuk menggapai minju.

Minju mundur selangkah untuk menghindari yujin. Dia memasang wajah keyakinan atas pilihannya untuk putus dengan yujin.

"Kenapa?" Suara yujin yang lemah membuat hati minju juga sakit.

"Aku terima perjodohannya" kata minju.

"KIM MINJU" ucap yujin dengan suara tinggi. Ia tak ingin bercanda sekarang. Minju sudah janji padanya untuk tidak menerima perjodohan itu.

"Jadi memang lebih baik kita putus" kata minju.

"Minju, please" pinta yujin ingin menggapai tangan minju.

Minju semakin mundur dan menyimpan tangannya agar tak dapat di gapai yujin.

"Kamu udah janji sama aku sayangg" ucap yujin.

"Lupakan"

"Semudah itu? Terus kenapa hari ini sikap kamu manis?" Kata yujin.

"Karna mungkin ini akan jadi kencan terakhir kita"

Terakhir? Mendengarnya membuat yujin kembali terjun bebas dari singgah sananya.

Yujin tak terima dengan pilihan minju. Ia tak ingin kehilangan minju apa pun yang terjadi.

"Kalo ini soal restu, aku bisa usahain buat dapetin hati keluarga kamu" ucap yujin penuh memohon.

"Ini bukan cuma soal restu yujin!"

"Terus apa? Aku bakal usahain apa pun buat kamu sayang!" kata yujin.

"Stop panggil aku sayang, stop datang ke rumah ku, stop mendekati ku yujin! Please" pinta minju sungguh sungguh.

Tentu saja yujin yang melihat minju pun merasa khawatir. Ada apa ini, apa yang terjadi pada minju.

"Minju"

"Maaf"

Kata itu yang terakhir keluar dari bibir manis minju. Lalu minju masuk meninggalkan yujin sendirian di depan rumahnya.

Yujin oleng tak kuat menahan dirinya sendiri. Ia goyah, kekuatannya menghilang begitu saja dengan minju yang juga akan hilang dari kehidupannya.

Sesak, itu yang yujin rasa di hatinya. Dunianya runtuh, hatinya hancur. Dengan pandangan mata kosong, kilas balik kedekatan mereka kembali berputar.

Pertama kali bertemu, pertama kali dekat, pertama kali minju cemburu pada wonyoung, pertama kali minju menarik ulur hatinya, pertama kali mereka berpegangan tangan, pertama kali menemani minju di perpus, pertama kali mencium tangan minju, pertama kali pacaran, pertama kali ciuman, pertama kali bermesraan sebagai pacar.

Semua terlintas di kepala yujin seperti kaset rusak. Ia seperti bermimpi sekarang, cerita cintanya layak drama yang menjadi kenyataan.

Dengan tenaga yang tersisa yujin kembali masuk ke dalam mobilnya, duduk termenung di kemudi.

Akibat masa lalu yang terus berputar, perlahan yujin meneteskan air matanya. Ia tersenyum kecut saat menghapus air mata itu. Nangis karna wanita, hanya pernah dia lakukkan untuk minju.

.
.
.
.

Yujin tiba dirumah dengan selamat walau saat perjalanan pulang ia terus di beri klakson karna mengambil jalur orang lain.

Yujin yang masih shock perlahan masuk ke dalam rumah. Tiba tiba ia mengingat sesuatu hal yang membuat dia sedikit bergerak cepat.

"Pa! Papa!" Teriak yujin tak peduli jika nanti di usir oleh om papa.

Terlihat papa yujin keluar kamar dengan wajah khawatir, kirain anaknya kesetrum terus gosong. Kan ga lucu.

"Kenapaa?" Panik papanya.

"Papa apain minju?!" Bentak yujin

"Apa? Kamu ngomong apa?"

"Stop acting! I just want to be with her!" Ucap yujin yang udah muak dengan drama yang terjadi.

"So what? Is that my business?"

"Pa please, semenjak papa dari sekolah. Semuanya jadi aneh!"

"Ohya?" Tanya papanya enteng seperti tak mau melanjutkan perbincangan ini.

"Pa, yujin serius sama minju. Yujin ngga mau pisah sama minju"

Papanya hanya menatap yujin yang mulai memohon dengan suara lemah.

"Sudahlah. Orang tuanya yang ngga nerima kamu" kata om papa.

"Ngga mungkin hanya itu. Papa pasti ikut andil!" Ucap yujin yang tak mempercayai om sultan.

Yujin mulai menunduk menjatuhkan air matanya. Papa yujin mendekat melihat anaknya yang menangis rapuh.

Yujin meletakkan dahinya di dada papanya, lalu menangis sesugukan mengingat tadi minju dengan entengnya mengucap kata putus.

"P.. pa tolong jangan ganggu minju," ucap yujin memohon.

Papanya hanya bisa menepuk lembut punggung anaknya yang tengah menangis sesugukkan. Mengeluarkan suara tangis yang amat perih.

"Apa pun akan yujin la..kukkan, tapi jangan buat minju menghilang dari pandangan yujin" kata yujin terbata karna menangis. Tangis yang amat menyakitkan bila dapat didengar oleh orang lain.








-------


PRÈCIOUS [S3] || Jinjoo / ChaejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang