"Bunda!!!" teriakku pada bunda.
"Eh anak bunda udah pulang. Kenapa sih, sayang? Teriak-teriak segala." jawab bunda yang datang dari dapur.
"Hmm.. Gak papa kok bunda cuma mau ngasih tau kalo Senja udah pulang, hehehe😄"
Bunda menaikkan satu alisnya,
"Anak muda jaman sekarang yah, aneh pisan." ucapnya kebingungan.Gue langsung naik ke kamar meninggalkan bunda yang masih terbengong-bengong itu.
Sampai di kamar gue menghempaskan tubuh ke kasur. Menatap langit-langit. Mengingat kejadian hari ini. Gue seneng bin gembira bin bahagia dah pokoknya.
Akhirnya gue berhasil membuat seorang Candu berbicara. Berhasil membuatnya gak dingin lagi ke gue. Yaa walaupun ngomongnya masih rada irit lah.
Gue ceritalah ke Rindu. Gue bangun dari kasur dan mengambil fotonya.
'Rindu... Senja mau cerita nih. Hari ini Senja seneng bangeett. Senja akhirnya bisa bikin Candu gak dingin lagi ama Senja. Oh iya kenalin Candu itu temen sebangku Senja. Dia tadinya dwingiinn banget ama Senja. Tapi sekarang udah gak. Rindu cepet pulang yah! Nanti Senja kenalin sama Candu😊' ucap gue sambil memandang fotonya.
Eehh kok gue ngerasa mukanya Rindu mirip sama Candu yah?
Ah perasaan gue aja kali yah. Gak mungkin lah mirip. Masa iya Rindu mirip Candu. Ini pasti gegara seharian ini gue ngusilin si Candu aja. Sampe mukanya kebawa-bawa ke rumah.
Drrrttt...
Langsung gue buka notif yang masuk ke ponsel gue. Nomornya gak dikenal.
08**********
Ini gue, Candu. Besok gue kerumah lo buat ngerjain tugasnya bu Tania. Kirim alamat rumah lo sekarang!
Gue terlonjak kaget melihat siapa yang mengirim pesan. Candu? Dia dapet no gue darimana?
Eh iya gue save ya. Lo gak usah kerumah gue, gue aja yang kerumah lo!"
Pesan terkirim
Hah? Ngomong apa gue barusan? Aduuhh gimana inii😖😖
Drrrttt...
Oke, gue tunggu!
Gue hanya bisa menghela nafas. Yaudahlah bukan adegan berbahaya ini. Toh Candu udah jinak, wkwkw.
🍁🍁🍁
Author's Pov
Keesokan harinya di rumah Candu...
Senja diam.
Candu juga diam.
Padahal Senja benci berdiam diri terlalu lama. Namun, sekarang gadis itu malah jadi pendiam.
Mereka berdua terdiam menatap buku tugas masing-masing. Pemandangan itu sudah sering terlihat. Namun kali ini berbeda. Dari awal Senja dateng sampai belajar bersama di ruang belajar Candu pun, belum ada yang berani membuka mulut.
Sampai pada akhirnya Bi Imas datang membawakan dua gelas susu namun berbeda warna. Yang satu berwarna coklat dan yang satu lagi berwarna putih.
"Duh bibi kira gak ada orang. Sepi banget toh." celetuk Bi Imas di tengah-tengah keheningan yang diciptakan keduanya.
Senja tersenyum lalu mengambil gelas susu yang berwarna coklat.
"Makasih, bi."
KAMU SEDANG MEMBACA
KATAJI
Novela JuvenilSenja Winardi adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang harus terjebak dalam pesona seorang Candu Wardana yang mengingatkannya akan masa lalunya. Namun, ia juga bertemu dengan Langit Wiraprasetya yang mampu menyembuhkan luka di hatinya. Mampukah...