-Happy Reading-
"Nana..."
Hening menyelemuti gang yang aku jalani ini. Hanya ada aku dan Nana.
Apakah hari ini kita bisa kembali seperti dulu?"Oh hai, ya... Aku tidak tahu mengapa kamu memanggilku seperti itu..."
Aku menatapnya nanar tidak percaya. Sejak 3 hari lalu aku sudah putus asa.
"Tapi sepertinya kamu sangat yakin bahwa aku adalah orang yang kamu cari. Kenapa? Aku mirip seseorang yang kamu cari?"
"Kamu lah orang yang aku cari."
"Kita pernah bertemu?"
DEGSRAAATTTT...
Hatiku bagai tersayat, Nana benar-benar melupakanku? Setelah tahun-tahun yang kita lewati bersama? Dalam kurun waktu 4 tahun dia melupakanku?"Aku rasa begitu." Kataku sedih, aku cukup kecewa.
"Kapan kalian kembali ke Seoul?"
"Lusa."
"Oh, baiklah. Semoga sukses terus."
Aku melanjutkan jalanku menuju rumah. Membenarkan syal merahku yang mulai longgar, sehingga udara masuk sedari tadi membuatku semakin sesak. Rasanya lelah menunggunya. 4 tahun dan dilupakan, mungkin wajar. Orang tuanya juga sudah ikut pindahan ke Seoul dari 3 tahun lalu.
Memang benar kata bibiku:
Semua orang pasti berubah.
Pasti.
Ketika waktu berbicara, Kita hanya bisa merelakan. Meski itu bagian dari hidupmu yang terpenting.
Berlari tanpa kaki. Itulah yang terjadi padaku.
When you say I'm just a friend to you
But friends don't do the things we do."Hallo?"
"Cepetan pulangnya ya udah malem nih, Bibi masakin makanan kesukaan kamu."
"Kimci merah?"
"Iyaa buruan pulang..."
" Baik bi!"◼
Suaranya mulai samar-samar, Gadis bersyal merah tadi meninggalkanku di gang itu.
Rasanya aku belum puas. Masih banyak hal yang membuatku bertanya. Siapa Nana? Kamu siapanya Nana? Apa hubungannya aku dan Nana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Minute || Na Jaemin
Fiksi Penggemar✖TWOSHOOT✖ ▶NA JAEMIN◀ Aku yakin kita pernah bertemu! Aku yakin kita sudah pernah sedekat itu! Aku yakin kita memang sudah ditakdirkan! Namun waktuku tidak cukup. Aku tahu kapan aku harus bangun. . . . "Nana, kan?"