enjoy this story^^
warn
1045word--
Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca.
Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu.
Aku kaget dan gembira, ternyata yang datang adalah mina, saudara sepupuku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun.
"Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?" kataku basa-basi.
"Kalau bilang dulu mau nyediain apa.."
Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya.Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya.
Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang.
Dia tersenyum dan berkomentar.
"Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini", aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa."Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong.."
"Ada, mau lihat?"
Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku."Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja."
Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori XX, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali.
Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya.
"Gimana, komentar dong."
"Ada filmnya nggak?"
"Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada", kataku sambil bergurau.
"Yang asli mana, coba" aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.
"Eh, ada tapi itu anu.." aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku.
"Tapi apa Mas.."
"Tapi harus ada gantinya, barter gitulah."
"Tapi kalau yang ini aku nggak punya", sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.
"Yang semacam juga nggak pa-pa"
"Yang bener nih", sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus
celana."He-eh bener", kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku.
Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana.
Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang.
Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini.
Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yang sewaktu kecil sering bermain bersama.
Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku.
Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini.
Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya.