Setelah bertemu dengan Arinda, Raga bergegas pergi menemui Daniel. Sahabatnya sewaktu kuliah di Amerika. Pria itu menjadi seorang dokter dan memiliki sebuah Rumah Sakit mewah di Jakarta. Mereka bersahabat karena menempati asrama yang sama.
"Dimana?" Tanya Raga saat Daniel mengangkat panggilan teleponnya pada deringan ketiga.
"Di Rumah Sakit. Kenapa? Tumben?" Jawab Daniel. Sudah sangat hafal jika sahabatnya itu tak pernah berbasa basi.
"Gue kesana. Jangan kemana mana" ucap Raga lalu memutuskan sambungannya. Membuat Daniel mendengus kesal diseberang sana.
Tak butuh waktu lama, mobil yang Raga tumpangi akhirnya sampai di Rumah Sakit milik Daniel. Pria itu langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Daniel yang sudah sangat dia hafal.
"Kampret. Kaget gue" sembur Daniel saat Raga membuka pintu ruangannya dengan kasar.
"Ada apa? Tumben lo kesini? Perasaan lo baru tes kesehatan dua minggu yang lalu deh" tanya Daniel heran.
Raga memang rutin melakukan tes kesehatan di Rumah Sakit milik Daniel. Sebab kebiasaan buruknya yang sering menggunakan jasa wanita penghibur itu sedikit membuatnya takut terjangkit HIV. Meskipun ia selalu memakai pengaman, bukan berati kemungkinan itu tidak pernah ada kan.
"Gue ketemu Maura"
"Maura? Mau apa lagi lo?" Tanya Daniel kesal.
Daniel sangat membenci keputusan Raga untuk menceraikan wanita itu. Karena yang Daniel tau, Maura adalah wanita baik yang tidak pernah berbuat macam macam. Wanita yang sangat patuh pada suaminya. Sayangnya sahabatnya yang bodoh itu mencampakan wanita itu. Membuatnya kesal setengah mati dengan sahabatnya itu kalau mengingatnya.
"Santai, Bro. Kenapa lo selalu kesel sih kalo gue ngomongin Maura. Sahabat lo gue atau dia?!" Raga mendengus kesal.
"Gue emang sahabat lo. Tapi rasa kemanusiaan gue masih tinggi" jelas Daniel tenang.
"Kayanya gue sama Maura punya anak" Raga tanpa basa basi lagi.
Daniel tertawa terbahak bahak di kursinya.
"Lo kalo ngayal jangan yang serem serem amat napa, Ga. Hahahaha kangen kali lo ya sama Maura"
"Gue serius. Maura punya anak" ucap Raga yang membuat tawa Daniel hilang seketika.
"Anak?"
"Iya. Setelah gue selidikin, ternyata dia belum nikah lagi dan gak ada kabar sama sekali dia deket sama cowo lain" jelas Raga tenang.
"Lo halusinasi kali, Ga. Terus gimana dia bisa punya anak sedangkan lo aja bilang ke gue kalo lo jijik sama dia. Sampe lo gamau nyentuh dia" Daniel mengernyit heran.
"Sebenernya gue pernah ngelakuin itu sama dia satu kali. Gue mabuk berat. Ya gue gak yakin juga sih itu beneran terjadi atau engga. Dia juga biasa biasa aja." Jelas Raga.
"Astaga, Ragaaa. Gue bener bener gak nyangka punya temen sebrengsek lo gini" Daniel mengurut pelipisnya. Menurut dia Raga benar benar sudah keterlaluan.
"Ngeliat anak itu, ada rasa dalam diri gue yang jadi pengen lindungin dia"
"Lebih baik lo jauh jauh Ga dari Maura. Sekalipun anak itu emang anak lo. Lo udah brengsek banget. Lo tau itukan?"
Persahabatan mereka sudah sangat dekat sampai kata brengsek atau kata kasar sekali pun tidak akan menyinggung perasaan mereka sama sekali.
"Kenapa gue harus ngejauh?"
"Lo udah nyakitin Maura dan perempuan itu selalu nerima lo. Terus lo ninggalin dia. Apa lo gak mikir susahnya dia ngurus anak sendirian?"
"Dia kaya, Niel. Gak akan kesusahan" jawaban Raga benar benar membuat Daniel kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE ME ✓
Romance📢 SEBAGIAN CERITA SUDAH DI HAPUS📢 #1 PLAYBOY (19/05/2019) #1 SAD (24/05/2019) Apakah masa lalu bisa kita perbaiki? Meskipun masa lalu yang paling kelam sekalipun? Hanya sebuah kisah tentang si penghancur yang berusaha menempelkan kembali sisa sisa...