ruang osis

35 12 1
                                    

Besok datang keruang osis setelah pulang sekolah jangan bawa orang
Jay.

18:00

Aku kembali mengamati ponsel melihat pesan yang diterima 12 jam yang lalu dengan seribu pertanyaan apa yang akan lelaki itu lakukan

"What wrong with you erina " sapa disel

" ngak papa" gumamku pelan

Aku segera memalingkan wajah dari disel enggan memperpanjang cerita dan juga pelajaran akan segera dimulai

"Erina ibu boleh minta tolong ambilkan kamus sosiologi diperpustakaan"
aku hanya memutar bola mataku pasrah sepertinya setelah dimarahi kemarin aku selalu jadi sasaran oleh bu sify.
ya kerna hanya wajahku dan ketua kelas yang dia ingat selain itu dilupa dengan berat hati aku melenggang menuju perpustakaan yang tidak jauh dari kantor guru

Nampak sepi, kerna hanya akan diisi oleh peminat belajar lagian ini juga udah masuk jam pelajaran
Aku melenggang menyusuri setiap penjuru ruangan menatapi rak serta buku yang berbaris rapi tak sengaja mataku teralih pada buku yang sedari tadi kucari
Hanya saja ada sedikit masalah,kerna tinggi badanku hanya 158 cm aku sangat sulit menggapai buku yang terletak jauh dari atas kepalaku

Beberapa waktu kedepan usahaku terhenti ketika sebuah tangan meraih buku tersebut tepat dibelakangku

" makanya tumbuh itu keatas bukan kesamping !!!" Suara serak yang tidak asing

Aku segera membalikan badanku untuk mengetahui sumber suara tersebut  nihil objek yang tepat didepan mataku dengan rambut yang acak"kan entah mengapa aku enggan mengalihkan pandangan
Aku merasakan sesuatu yang menghangat terjadi pada kedua pipiku yang mungkin sudah semerah tomat

"Jay sbastian" gumamku dalam hati jika saja ini drama korea pasti adgan seperti ini akan diiringi alunan musik" romantis

"stop....,ayolah erina kok lo jadi baperan gini" gumamku dalam hati

"Kenapa lo?" Jay menaikan alis kanannya

"Gk pp, makasih kak" aku segera mengalihkan pandangan,meraih buku dengan cepat setelah itu melenggang pergi dari tempat tersebut meninggalkan jay yang masih termenung menatap punggungku yang memudar sekian waktunya

Bel pulang sudah berdering 5 menit yang lalu aku masih termenung dibangku menatap siswa yang satu persatu mulai menghilang dari kelas
masih memandangi ponselku yang tertara pesan dari jay
Aku kembali mengerjapkan mata ketika 1 pesan masuk dari nomor itu lagi

Gue diruang osis buruan jangan coba" mau kabur

02:15 pm

"What..?" Teriakku
"Lo kenapa rin?" Aku hanya diam kerna bingung apa yang harus aku lakukan pergi atau datangi
" yaudah yuk capcus deka pasti udah nunggu didepan " ajak disel
"Aduh kalian duluan aja deh sel aku masih ada tugas dari bu sify ni aku kekantor dulu ya by see you tomorrow"ucapku asal
Aku segera beranjak dari kelas tanpa mendengar balasan disel.
Aku menyusuri koridor perlahan  keberanian yang aku kumpulkan untuk melangkah menuju ruang osis yang sangat sepi
Hanya bunyi sepatuku yang terdengar jelas memenuhi penjuru lantai tersebut hingga aku tiba diruang tersebut.

aku memegang knop pintu mendorongnya  perlahan agar tidak menghasilkan suara
Kuamati jay sedang bersandar disampaing jendela dengan rokok yang diapit disela jari tangannya dia hanya menatap datar kedatanganku rasa takutku kembali muncul ketika mata ku dan jay tak sengaja bertemu aku mengumpulkan kembali keberanianku untuk menghampirinya

" ada perlu apa kak? " tenyaku susah payah mengumpulkan nyali
"

cuma lo satu satunya cewek yang tau kalau gue ngerokok dan kalau ada gue dengar dari orang lain berarti lo yang sebarin " ucap jay santay

"Tapi aku ngak se..." ucapan ku terhenti ketika dia berusaha lebih dekat denganku
tidak tidak tapi tepat dihadapanku dia sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahku dan wajahnya
"Apa bisa semudah itu lo percaya sama orang yang baru lo kenal?" ucapnya dengan satu alis terangkat

" ngak kak" jawabku sambil menunduk

" itu tau, lagian ngak berat amat kok buat tanggung jawab sama apa yang lo lakuin kemarin" ucapnya sambil memalingkan badan dari diriku
" emang apaan?" tanyaaku
" paling lo bisa jadi pacar gue selama gue sekolah disini " ucap jay dgn santay
" apa ...?"
Aku membulatkan mata dan teriak sukses membuat jay menutup mulutku dengan tangannya
"Bisa ngak sih lo jangan lebay pake teriak segala nanti kalau ada yang dengar abis gue ketangkep basah" ucap jay dengan nada sedikit kesal

"Siapa disana!!" Teriak lelaki dari luar ruangan aku sedikit kaget jay menarik tangan ku untuk masuk ruang rapat osis ..
Tidak diruangnya tapi dibalik pintu dia masih membungkam mulutku dengan tangannya
Beberapa menit kemudian suara lelaki dari luar sepertinya sudah tidak ada kami lega dan tak sengaja mata kami betemu dangan jarak yang sangat dekat sukses membuat wajahku panas dan memerah
Dia mengedipkan sebelah matanya lalu segera keluar dari balik pintu meninggalkanku yang masih belum sadarkan diri

"Lo satu satunya orang yang tau kelakuan gue, jadi buat mastiin kalau lo bakal tutup mulut ya lo harus jadi pacar gue" jelas jay

"Jadi mulai besok lo sudah jadi cewek gue oke "
"Lo ngk bisa main hakim sendiri kak lo kan belum dengar jawaban gue" ketusku
" oh jadi lo mau berpendapat, silahkan gue dengerin, dengrin aja sih tapi gk ngelakuin" ucapnya sedikit ngeledek aku hanya diam sambil menunduk enggan menanggapi
Dia kemudian mbalikan badannya dan mensejajarkam tubuhku dan tubuhnya sambil memasukan dua tangannya kedalam saku celana

"Gue bukan tipe orang yang bakal jilat ludahnya sendiri" aku masih berdiam mendengar sambil menatapnya sungguh pemandangan yang luar biasa untuk disia siakan

" dari awal juga gue udah bilang kalau gue bakal datang kekehidupan lo"
Benar itu memang kata terkhir yang dia lontarkan saat pertemuan kami yang pertama aku hanya mengganguk pasrah walau sebenarnya aku sedikit baper

"Oke lo gk boleh gebantah jadi mulai besok lo pacar gue,see you baby..."dengan kedipan sebelah mata dan sedikit senyum terakhir yang dia tebarkan sambil berlalu dan meningalkanku sungguh sangat membuat batas warasku seakan diuji menjadi 0°
Seorang jay sbastian adalah pacarku ohh benarkah ini tidak" ini hanya mimpi aku mencubit tanganku 
"Aaaaa..." teriakku tidak memperdulikan yang akan datang
Aku segera meninggalakan ruang osis yang menjadi saksi pernyataan jay padaku entah itu main2 atau serius itu urusan nanti dan intinya sejarang i so happy 

"See you tomorrow ❤" ucapku sambil melenggang pergi dari ruang tersebut

Hello ErinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang