Cincin Bedebah

22 11 29
                                    

Aku ngomongin Tante lagi nih, dosa gak sih aku saat ini?

Tapi, gak apalah saya agak kesel aja dengan sikapnya.

Jadi kemarin itu ada kejadian yang bikin aku kesel pengen nangis, hiks... Udah nangis sih.

Hari yang sangat beruntung sekali waktu itu.
Budhe Ayem pulang kampung dan Mbak Wida ikut pulang kampung juga katanya sih kangen sama suaminya.

Ya, pada waktu itu aku bersama Mbak Wida jadwalnya.

Dan kalian pasti bisa menebak saya bukan sendirian tapi hanya berdua bersama Tante si bibir nyinyir itu.

Tante dan aku tinggal berdua di toko.

Setelah tutup toko Bu Yati , Om kho dan Mbak Wida pulang.

Aku pikir setelah ini aku bisa ke lantai atas karna kamarku diatas dan istirahat lemah - lemah.

Tapi...

Namanya juga Tante.
Ada aja ulahnya, entah kenapa ide jelek itu selalu aja muncul di otaknya.

Pikiran jelek, itu kayaknya sahabat terbaik tante ini.
Sulit berpisah.

Masalah yang muncul ialah CINCIN.

" Hitma! " panggil Tante yang selalu salah nama

" Hitna tante... " jelasku.

" O iya,  itulah pokoknya.  Ini tante cuma nanya lo ya,  cuma nanya! ," Dengan nada gertak,  perasaan gue udah gak enak nih "Kamu tau gak cincin tante?! "

Itu namanya nuduh kali,  bukan nanya. Aku menarik napas pelan mencoba menenangkan diri.

" Ya,  tadi tante taruh mana. Saya mana tau "
Bentukan tuh cincin aja aku gak tau.

" Aduh....  Kamu itu di tanya malah balik nanya "

Aku bengong,  berasa bego dan disalahkan.

" Yaudah kita cari pelan - pelan aja tante "

Di laci,  di kursi tempat ia selalu berkutat aku bongkar dan tak menemukan tuh cincin.

Tante terdiam.

" Tadi Wida pulang bawa tas besar apa tas kecil,  coba kamu liat di atas bajunya dia bawa semua apa enggak tadi "

Gue mencerna kata - kata itu,  oke baiklah tuh si nenek menuduh Mbak Wida.

Aku jawab dengan kenyataan,  " Ya tadi Mbak Wida cuman bawa tas kecil sih tante dan... "

Aku gak mau meneruskan kata - kata itu gue gak mungkin bilang kalo Mbak Wida yang...  Tanda kutip MENCURI. Dan bukan Mbak Wida pelakunya.
Gue mencoba rileks sambil men-telepati.
Siapa tau ada di kolongan atau mungkin sebenarnya tante sendiri yang nyembunyiin.

Gue bisa menebak tante dulu gak pernah main petak umpet.
Makanya ini dia menyembunyikan si cincin bedebah ini sebagai propertinya.

Lagi pula kenapa otak tante bisa Nething kayak gitu coba? .

" Anak itu sih...,  tante curiga " suudzon banget nih orang tua.

" Kita cari dulu tante pelan - pelan "

" Aduh kamu itu dari tadi nyuruh nyari pelan - pelan aja ! . Buktinya apa?  Gak ketemu - ketemu kan?! " Bentak tante.

Sumpah,  aku tanya sama kalian kalo bunuh orang itu kita bakalan dapat imbalan apa sih?
Tanganku udah gatel pengen cekik lehernya.

Dari tadi aku mengobrak - abrik tempat ini tempat itu selama dua jam.
Dan dia masih ngedumel gak jelas intinya berpikiran jelek pada orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Curcoooo.el , KITA EMANG BEDA !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang