Your Bias' Secret Love Story

00 Masa Lalu

Jantungku saat ini berdegup kencang. Melihat seseorang yang sudah lama tak kujumpa, kini dengan nyata berada tepat didepan mataku. Sudah berapa lama ini? Wajahmu tak berubah sama sekali. Tetap tampan, manis, dan rupawan. Siapa mengira sekarang kau akan menjadi artis internasional dengan fans yang meneriaki namamu yang indah itu di bench panggung yang saat ini ada di belakangku? Hatiku ambyar. Sungguh ambyar, bahkan ketika melihatmu yang saat ini tersenyum pada diriku. Diriku yang pernah sangat jahat sekali terhadapmu dimasa dulu. Iya dulu, saat hubunganku dan dirimu bahkan tidak jelas dapat disebut apa.

###

Flashback (Januari 2016)

Januari 2016, saat itu aku memasuki semester 2 kelas 10. Saat itu aku dan dia masih berumur 15 tahun. Kalian mungkin berfikir bahwa ini akan menjadi cerita yang cheesy. Tapi sungguh, tidak begitu. Akan ku ceritakan, kisah di masa lalu kami. Kisah dimana seorang yang kalian idolakan tak bisa menceritakannya. Ini kisah sedihku. Kisah yang kuharap bisa kuputar kembali dan kuperbaiki...

Di sebuah SMA di China, sekelompok laki-laki baru saja keluar dari ruangan. Di bagian atas pintu ruangan tersebut tertera papan bertuliskan Music Club Room. Aku sedari tadi duduk di bangku yang berada diseberang ruang tersebut, menunggu seseorang yang berlatih musik dengan teman-teman klubnya. Seseorang yang kutunggu ini adalah lelaki tampan yang merupakan salah satu murid tenar di sekolahku. Dia pandai bermain alat musik serta memiliki suara yang bagus pula. Sekolah kami memiliki banyak klub, ada klub olahraga, klub bela diri, klub seni musik, klub seni tari, klub seni media, klub sastra asing, dan masih banyak lagi. Setiap murid wajib mengikuti salah satu klub yang ada di sekolah kami. Aku adalah bagian dari klub seni media. Mimpiku ialah menjadi pemilik stasiun TV besar di negaraku.

"Renjun!" Aku segera memanggil namanya saat melihat ia bubar dengan teman seklubnya. Anak itu menoleh ke arahku sambil tersenyum manis melihatkan gigi gingsulnya.

"Nunggu lama banget ya?" tanyanya sambil menghampiriku.

"Hampir sejam gue nunggu lo. Gue laper tahu! Tadi siang gak sempet makan siang nih," jawabku sinis.

"Lah salah siapa gak makan siang. Kok jadi gue yang disinisin. Lagi kedatengan tamu nih pasti, sekarang kan awal bulan"

"Cih, udah tau gitu ngapain sih nyuruh gue nungguin lo selesai latihan?"

"Sori deh Yangmi-ku sayang, aku mau minta kamu nemenin aku beli sesuatu," Renjun mengatakan itu sambil mengalungkan tangannya ke leherku, mulai mengajakku jalan.

Ish, kalau ada maunya manggil sayang lah, imut lah, cakep lah, pinter lah. Sebentar! Dari sini jangan salah paham! Kami bukan sepasang kekasih, kami hanya berteman. Teman Tapi Mesra. Itu sebutan teman-teman kami terhadap kami. Meskipun aku sendiri geli mendengar sebutan itu. Kami memang berteman semenjak masih TK. Tentu kami saling mengerti aib masing-masing. Tak jarang kami mengancam satu sama lain akan mengumbar aib apabila semisalnya aku tidak mau menuruti kata Renjun, begitupun sebaliknya aku. Tapi aku lebih sering mengancam daripada Renjun, karena aibnya yang terlalu parah dan banyak yang ku ketahui. Dan karena itu kami sering bertengkar. Namun tak lama pasti juga baikan lagi. Aku sendiri memang tak bisa tahan untuk lama-lama bermusuhan dan berpisah dengannya. Haha, kuakui kisah persahabatan kita memang asik sekali. Terutama kisah kami mulai kelas 10 SMA, kisah yang saat itu bahkan tak pernah kubayangkan akan hadir menimpa kehidupan kami berdua. Kuharap kalian akan membacanya sampai akhir.

.

.

.

Sekarang aku sedang berada di pusat perbelanjaan kota dengan Renjun. Aku baru saja menemaninya membelikan boneka beruang besar. Sungguh aku malu sekali saat ini. Orang-orang tak berhenti menatap Renjun yang tak berhenti senyum-senyum sendiri sambil memeluk boneka beruang besar itu dengan kedua tangannya. Dia seperti orang gila. Dan aku sangat malu karena berjalan di sampingnya.