Chapter pertama

14 1 8
                                    

"Lo ga mungkin putusin gue gitu aja kan?"

"Tapi gue juga ga bisa ngelanjutin hubungan kita."

"Ya tapi gue sayang lo!"

"Ya tapi lo liat kenyataanya, ini semua udah takdir nggun! Lo ga bisa nentang takdir."

"Tap—tapi gue sayang sama lo."

"Kalo kita jodoh suatu saat nanti kita pasti ketemu lagi nggun."

"Tapi san."

"Udah nggun, gue harus berangkat sekarang. Maaf nggun, dan makasih buat semuanya. Gue pergi."

"IKHSAAAAAAAN!!!"

"Astaga, mimpi itu lagi." cewek tomboy berparas cantik itu menghela nafas pelan.

Cewek itu melihat jam di dinding kamarnya. "Ya ampuuuuun gue telat!!! 15 menit lagi masuk!" dia langsung bangun, menyambar handuk dan langsung masuk ke kamar mandi.

5 menit sudah cukup untuknya membersihkan diri. Lalu bersiap dan langsung berangkat menuju sekolah. Ia berlari sepanjang jalan karena jarak dari apartemennya ke sekolah tidak terlalu jauh.

Anggun sebenarnya masih punya orang tua lengkap, namun kedua orang tuanya sibuk bekerja di luar kota dan dia dititipkan dipembantunya di rumah sampai dia memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemen. Itupun atas izin kedua orang tuanya.

Sesampainya di sekolah gerbang sudah hampir ditutup untungnya dia berhasil menahannya menggunakan kakinya. Hampir saja kakinya terjepit gerbang.

"Aduh neng Anggun, hampir aja kaki neng kejepit. Atuh kenapa bisa telat neng, ayok cepat masuk neng gerbangnya mau bapak tutup." kata pak Ujang satpam sekolah.

"Iya pak makasih ya pak."

Pak Ujang hanya tersenyum, Anggun lari menuju kelasnya, X Telind 1. Ia mengintip sedikit ke arah kelas, untungnya belum ada guru yang masuk ia langsung masuk dan duduk di samping Asri teman sebangkunya.

"Telat bangun lagi lo?" tanya Asri sambil melihat-lihat buku pelajarannya. "Iya semalem gue nonton bola, jadi bangun kesiangan deh." jelas Anggun.

"Hilangin tuh kebiasaan nonton bola lo! Masih untung belum ada guru yang masuk kalo udah mampus lo." celetuk Mela. Anggun hanya manggut-manggut.

"Ck, manggut-manggut aja lo, dilaksanain mah engga. Nanti malem juga begadang lagi." kata Ucy sarkas, Anggun hanya terkekeh mendengar teman-temannya menyuruhnya berhenti menonton bola sampai malam.

"Vira kemana? Ga masuk?" tanya Anggun saat menoleh ke belakang ia tak melihat Vira.

"Iya dia izin, muntaber katanya." jawab Ucy sambil menahan tawa.

"Kayanya gara-gara makan bakso kemarin kalinya, dia masukkin sambel paling banyak kan?" kata Mela.

"Enggak, gue yang paling banyak. Dia kaya gitu karena nggak terbiasa makan pedes. Asri juga kalo kemarin ikut masukkin sambel ke baksonya juga bakalan sakit perut. Sayangnya kemarin dia nolak mentah-mentah." kat Ucy sambil melirik Asri sekilas. Asri hanya tersenyum tanpa dosa.

"Oh iya dia kan nggak suka pedes ya, tapi taruhan kita diterima. Btw gue nyesel ngajakin Ucy ikut taruhan. Gue lupa kalo dia itu pasti menang. Dia kan ratu sambel." kata Anggun sambil tertawa.

"Makanya kalo mau taruhan sama Ucy tuh ajak aja dia taruhan makan-makanan yang gaada rasa. Alias polos tanpa saos sambel kecap hahaha." kata Mela sambil tertawa garing.

Yang lain hanya menatap Mela datar, Mela menatap mereka balik dengan mata berkedip beberapa kali.

"Kalian kenapa ngeliatin gue kaya gitu? Oh gue tau, gue imut kan?" tanya Mela polos dengan mata berbinar.

Semua—kecuali Mela tentunya—menatap satu sama lain lalu mengangguk dan langsung berteriak.

"IYA LO LUCU KAYA BONEKA SANTET!"

TBC

Historia De AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang