Chapter ketiga

8 1 4
                                    

"Duduk dan kamu Thimoty jelaskan." kata bu Rahma sambil menatap Thimoty.

"Jadi gini bu—" "THIMOTY AYO JELASKAN!" Ucapan Thimoty terpotong oleh bu Rahma.

"Mmm, ini saya baru mau menjelaskan bu tapi ibu malah motong perkataan saya." kata Thimoty gugup. "Oh iya silahkan lanjutkan." kata bu Rahma.

"Jadi gini bu, tadi saya sama Fajar, Hasby, sama Ridwan ke kantin bu, mau makan bala-bala nah terus si Fajar nemu duit bu abis itu dia ambil, nah terus si Fajar mau mesen bala-bala tuh tiba-tiba si Anggun dateng nanyain duitnya terus kata Fajar kalo Anggun mau duitnya balik Anggun harus jadi pacarnya Fajar bu, Fajar ngincer Anggun udah lama bu dari pertama kali masuk Fajar udah ngincer Anggun bu." Thimoty menjelaskan sangat cepat dan ia menjelaskan dengan sangat detail. Fajar melotot mendengar penuturan Thimoty yang terlalu jujur.

Bu Rahma melongo mendengar penjelasan Thimoty, untungnya dia menangkap semua perkataan Thimoty. "Jadi intinya Fajar yang salah gitu?" tanya bu Rahma. "Mmm sepertinya iya." kata Thimoty, Fajar langsung melotot.

Matanya menajam ke arah Thimoty, dari matanya ia seperti bilang. "Pulang abis lo Monty!" Thimoty hanya memasang wajah seolah tak terjadi apapun.

"Terus kenapa Anggun mukulin kalian bertiga?" tanya bu Rahma sambil melihat wajah babak belur Fajar, Hasby, dan Ridwan.

Baru saja Fajar ingin menjawab dengan kebohongannya namun ia kalah cepat dengan Thimoty. "Itu karena mereka bertiga ngatain Anggun cewek receh sama sok jagoan bu." lagi lagi Fajar melotot.

"Kalian semua salah, Anggun juga salah karena udah bikin babak belur Fajar dan yang lainnya. Fajar juga salah lagian juga itu duit punya Anggun kenapa kamu nggak mau balikin? Kalian semua salah dan kalian ibu hukum kecuali Thimoty." bu Rahma menjelaskan dengan tegas.

"Anggun kamu kumpulin sampah yang ada di lapangan dan kalian bertiga bersihkan toilet!" bu Rahma melanjutkan ucapannya.

"Baik bu."

"Yasudah kalian semua boleh keluar." kata bu Rahma mengakhiri permasalahannya.

"Baik bu, terima kasih." jawab mereka kompak. Anggun langsung berdiri dan melangkah keluar. Saat di luar ia sudah ditunggu teman-temannya, Asri langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

"Gimana nggun?" "Lo nggak dianggap bersalah kan?" "Mereka yang salah kan?" pertanyaan beruntun dari Asri membuat ia semakin lelah dan pusing.

"Sambil jalan aja ngomongnya. Lagian gue yakin Anggun nggak papa, jangan dikasih pertanyaan kaya gitu pusing dia, udah cape dia tu. Paling-paling bu Rahma nyuruh Anggun bersihin lapangan." kata Ucy santai, Anggun sedikit terkejut karena ucapan Ucy selalu benar. Dari dulu memang perkataan Ucy selalu benar, ia seperti cenayang.

"Bener nggun lo disuruh bersihin lapangan?" tanya Asri.

Anggun hanya mengangguk pelan, bahkan menjawab pertanyaan pun ia tak punya tenaga. "WOAH! UCY LO BENER-BENER KAYA CENAYANG. DARI TADI OMONGAN LO BENER TERUS." Mela berteriak heboh, Ucy langsung memukul kepala belakang Mela.

"Aduh! Cy! Sakit!" Mela meringis, "Mulut lo minta dilakban! Berisik tau nggak?!"  kata Ucy, Anggun tambah pusing mendengar teriakan Mela.

"Kepala gue pusing." Anggun berkata lirih. "Yaudah ayo ke UKS." kata Ucy mereka mengangguk setuju. Saat di koridor menuju UKS, tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang berlari sampai akhirnya ia menabrak Anggun dan Anggun pun terhuyung ke samping. Kepalanya membentur tembok lumayan kencang.

"AAAAAH!" Anggun berteriak lalu seketika pingsan, seketika semua panik. Yang menabrak Anggun pun ikut panik. "Aduh, ya ampun maaf, maaf banget gue nggak sengaja, gue buru-buru harus ke ruang guru mau minta izin. Keluarga gue ada yang kecelakaan jadi gue harus pulang, aduh maaf banget ya ampun gimana ni."

"Udah lo sana ke ruang guru. Keluarga lo lebih penting, Anggun biar gue sama temen-temen gue yang ngurus." kata Ucy. Si cowok yang menabrak Anggun pun berterima kasih lalu berlari menuju ruang guru.

"WOI JANGAN DIEM AJA AYO BANTUIN GUE NGANGKAT ANGGUN!" Ucy sedikit membentak karena Mela dan Asri hanya diam memperhatikan Anggun yang pingsan dengan muka panik.

Koridor sepi karena memang masih jam pelajaran. Akhirnya dengan sekuat tenaga Ucy Mela dan Asri berusaha menggotong Anggun menuju UKS.

*UKS.

Ucy sudah kembali ke kelasnya karena dia tidak suka di UKS, bau obat katanya. Ia juga mengizinkan Anggun, Asri dan Mela. Anggun masih belum sadar. Asri dan Mela hanya diam, tak bersuara sedikitpun.

10 menit, mereka masih diam. Akhirnya Asri buka suara, "Mel, gue ngantuk sumpah." Mela menoleh, "Yaudah tidur." kata Mela santai.

"Aish, gue nggak bisa tidur di UKS." kata Asri kesal. "Lah yaudah gausah tidur, lagian lo norak banget sih segala nggak bisa tidur di UKS." kata Mela.

"Aish bodo ah." Asri kesal, tiba-tiba.

"Aaaargh!" suara erangan itu berasal dari Anggun, Asri dan Mela reflek menoleh dengan cepat.

Anggun terlihat sedang kesakitan sambil memegangi kepalanya, Asri dan Mela langsung menyadarkan Anggun. "Nggun! Anggun! Bangun!" kata Asri panik sambil menepuk-nepuk pipi Anggun.

Bukannya sadar Anggun malah tambah kesakitan. Mereka berdua masih berusaha menyadarkan Anggun. 5 menit akhirnya Anggun sadar dengan erangan keras.

"AAAAAARGH!"

"Anggun lo nggak papa?" tanya Asri, Anggun menoleh dan langsung mengerutkan keningnya. Ia merasa asing dengan dua orang di sampingnya.

Mela dan Asri yang tadinya khawatir dengan Anggun kini dibuat terkejut saat Anggun mengeluarkan pernyataan.
























"Kalian siapa?" Asri dan Mela terkejut lalu terdiam mendengar pertanyaan Anggun, mereka kira Anggun hanya mengerjai mereka berdua.

"Nggun lo jangan bercanda, gue sama Mela lagi khawatir nih sama lo." kata Asri berusaha tenang.

"Nggun? Nama gue bukan Anggun. Nama gue Andari." kata Anggun keheranan, sepertinya dia hilang ingatan.

Asri dan Mela tentu saja panik. Asri menyuruh Mela memanggil Ucy karena dia tidak bisa berpikir, dan dia yakin Ucy bisa menyelesaikan ini.

Mela berlari menuju kelas dan langsung masuk tanpa memberi salam, nafasnya terengah-engah. "Pak permisi pak, saya mau manggil Ucy pak, ada masalah pak." kata Mela tersendat-sendat. Ucy yang merasa dipanggil pun langsung menoleh dan menaikkan satu alisnya.

"Kamu kenapa ngos-ngosan gitu? Kaya abis dikejar hantu aja." kata pak Ghani, guru Matematika di kelas mereka.

"Dan tadi kamu bilang ada masalah? Masalah apa lagi? Kalian berulah lagi ya?" lanjut pak Ghani curiga.

"Eumm, enggak kok pak udah saya izin ya pak sama Ucy bye pak." kata Mela dengan suara dipercepat dan langsung lari menarik Ucy keluar. Suara teriakan pak Ghani pun tak bisa menghentikan mereka berdua. Pak Ghani hanya berdecak kesal, "Aish dasar anak-anak itu."

*UKS.
"Ada apa sih? Ko tiba-tiba narik gue ke UKS?" tanya Ucy, Mela hanya mendorong Ucy untuk masuk.

Yang Ucy lihat pertama kali adalah Asri yang sedang menangis dan Anggun yang keheranan. "Ada apa?" tanya Ucy, Anggun menoleh dan langsung terkejut.

"Sayyina???!"

TBC
Hargai penulis, maaf banyak typo:)

Historia De AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang