kehidupanku

14.4K 660 29
                                    

"ini pak, surat perjanjiannya. Silahkan dibaca terlebih dahulu." Ucapku menyodorkan selembar surat perjanjian kerja kami.

"Banyak sekali point-point dalam perjanjian ini!" Protes Mr.Salvastone saat melihat pertama kali. Aku hanya diam, aku harus menjaga diriku dengan sebaik-baiknya dari predator wanita ini.

Dia kembali membaca isi perjanjian itu.

1. Tidak bersentuhan secara fisik baik sengaja atau tidak sengaja.
2. Selalu menjaga jarak tidak kurang dari 50cm.
3. Tidak ada acara keluar bersama dalam bentuk apapun hanya berdua di luar jam kantor.
4. Tidak saling mengatur urusan pribadi ataupun segala yang berhubungan dengan pribadi masing-masing di luar kepentingan kantor.
5. Tidak membawa urusan pribadi ke dalam segala pekerjaan di kantor.
6. Tidak ada perjalanan bisnis keluar kota ataupun keluar negeri ataupun menginap dimanapun hanya berdua, meski dalam urusan bisnis."

Dia berhenti membaca surat itu dan menatap ke arahku dari Sofanya. Dia menatapku yang berdiri di hadapannya.

"Haruskah kamu menulis semua point sebanyak ini?!" Tanya pria bos itu.

"Saya hanya berjaga saja pak." Sahutku menunduk ketakutan.

Aku tidak takut jika kehilangan pekerjaan ini, tapi aku takut saat ingat dengan cerita Odi yang mengatakan bahwa pria ini sangatlah kejam, bagaimana jika dia marah dan melakukan kekejaman terhadapku???

"Berjaga dari aku?! Apa itu maksudmu?! Heh! Percaya diri sekali dirimu! Tubuhmu sangat tidak mengundang gairah bagiku! Wanita dengan usia sepertimu, terlebih kamu adalah single parent, ouw tidak! Sangat tidak masuk kriteriaku! Jadi tanpa surat perjanjian inipun kamu sudah bisa dipastikan aman dariku! Kamu tahu itu?!" Ucapnya dengan nada sangat kesal padaku.

Aku hanya diam menunduk.

"Sudahlah! aku akan tanda tangan saja. Ingat! Aku melakukan semua ini hanya demi adikku, bukan karena dirimu! Jadi sebaiknya kamu tetap bekerja dengan baik atau aku akan segera memecatmu hanya dengan satu kali kesalahan saja!" Lanjutnya lagi begitu kesal padaku.

"Apa anda tidak akan membaca sangsi jika melanggar point-point itu?" Tanyaku mengingatkan dirinya supaya tidak ceroboh.

"Aku sudah melihat sepintas tadi! Satu milyar untuk masing-masing point yang dilanggar. Tenang saja, aku pastikan tidak ada yang akan aku langgar!" Sahutnya dengan penuh percaya diri bercampur kesal.

"Ingat! Satu kesalahan maka kamu harus segera angkat kaki dari kantor ini selamanya!" Ancam pria bos itu padaku sambil melemparkan surat perjanjian itu ke atas meja dengan kasar.

"Sekarang keluarlah dari ruanganku dan mulailah bekerja dengan sebaiknya!" Perintahnya.

"Maaf pak, saya dan pihak personalia sudah sepakat bahwa saya akan mulai bekerja di awal bulan, tepatnya Senin depan." Ucapku dan dia hampir berteriak marah lagi, namun dia menahannya entah karena apa.

"Baiklah! Pergilah! Terserah! kapan kamu mulai bekerja!" Sahutnya lalu duduk kembali ke kursi kerjanya, dan kudengar suara desahan muncul kembali dari laptop itu, membuatku merinding dan memutuskan segera pergi dari ruangan mesum itu.

"Hiiiihhh!!! Gila! Apa dia itu seorang maniak?! Mengapa dia suka menonton film porno seperti itu??? Hhiiiiihhhh...." Ucapku sendiri dengan merinding.

🍁🍁🍁🍁

Aku memutuskan kembali ke Cirebon sore itu juga.

"Maafkan aku, ibu ayah, aku harus membawa anak-anak pindah ke Jakarta bersamaku. Yani akan mencarikan rumah kontrakan untuk sementara waktu yang tidak jauh dari kantorku. Anak-anak akan aku titipkan di sekolah yang memiliki daycare juga, jadi mereka akan sekolah disana dan sekaligus penitipan anak disana, aku akan menjemput mereka saat pulang dari kantor." Ucapku pada mertuaku.

A Widow (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang