Kelinci Awan (3)

5.1K 685 226
                                    

Hari yang damai seperti biasa di dalam Ceruk Awan. Kabut tipis melayang, membelai helai daun bambu dan pinus yang mulai bertumbuh. Musim semi kembali datang tahun ini, membawa deja vu bagi banyak orang.

Lan SiZhui meluruskan bawahannya sekali lagi, berdiri dan beranjak dari batu yang tadi ia duduk guna bermain guqin. Memainkan lagu yang khusus ia ciptakan untuk orang tua angkatnya. Tetua Lan itu tidak pernah berani memainkan lagu WangXian, ia takut tidak mampu menahan rindu.

Biarlah, biarlah waktu bergulir menggerus bumi. Mengantarkan Lan SiZhui pada kesempatan bertemu kembali dengan kedua orang tuanya di seberang sungai keabadian.

Langkah kakinya ringan menapak rumput hijau, meninggalkan sekelompok kelinci yang sibuk mengigiti wortel. Aih, bertahun-tahun berlalu bagai angin puyuh, tak seorang pun berani mengusik kelinci-kelinci milik HanGuang Jun yang kian tambah banyak jumlahnya.

Para murid telah usai dengan latihan berpedang, sebagian menyibukkan diri dengan berkultivasi atau mempraktikkan seni kaligrafi.

Tetua sekte Lan tersebut tengah berjalan ke arah paviliun ketika segerombolan murid tiba-tiba mengerubunginya. Mereka menembakinya dengan rentetan pertanyaan yang agaknya membuat orang tua itu kebingungan.

Hingga salah seorang anak yang terlihat paling dewasa mengendalikan kondisi yang lain dan dengan antusias bertanya, mewakili murid lainnya.

"Tetua sekte, kami seringkali melihat Anda pergi ke makam di bukit sana. Bukankah itu makam leluhur Yiling dan HanGuang Jun?"

Ya, sebelum singgah di taman kelinci, Lan SiZhui menyempatkan diri melakukan rutinitasnya berkunjung ke makam mereka.

"Anda terlihat begitu menghormati mereka. Uhm—Tetua sekte, kami memang sering mendengar kisah mereka di setiap kelas pagi. Uhh tapi sepertinya Anda memandang mereka lain, tidak seperti Shifu. Jika berkenan, maukah tetua menceritakan kami kisah tentang mereka? Anda pasti begitu mengenal mereka. Karena selain Pemimpin sekte Jin dan Pemimpin sekte Jiang, hanya Anda lah yang paling sering mengunjungi mereka."

Tetua sekte itu tersenyum. Kemudian berjalan ke arah taman di dekat sana. Menepuk tempat duduk di sebelahnya, menyuruh para murid untuk mendekat.

"Siapkanlah telingamu baik baik, anak muda. Kalian akan mendengar kisah yang begitu panjang dan heroik ini."

Langsung saja, dengan senyum mengembang di wajah mereka, mereka menghambur ke arah tetua.

"Terima kasih, Tetua SiZhui!"

Lan SiZhui menarik napas pelan-pelan, ah sudah lama sekali sejak ia berceloteh mengenai kisah melegenda ini. Setiap pagi, biasanya Lan JingYi yang akan bersemangat mengajarkan poin-poin teladan HanGuang Jun dan Yiling Laozu. SiZhui menolak mengajar kelas pagi, yang ada hatinya makin melankolis nanti.

Perlahan, Lan SiZhui membuka simpul di hatinya, membuka suara sejernih mungkin agar pemuda berdarah panas ini mendengar dengan jelas.

***

Suatu ketika, beberapa tahun usai meninggalnya pasangan romantis yang menggemparkan dunia kultivasi...

"Ibu, ceritakanlah padaku tentang Yiling Patriark!" Seorang generasi muda bertanya.

"Ibu pernah mendengar cerita asli tentang pria itu dari seorang tetua di Gusu Lan. Ia adalah kultivator berbakat yang menempuh jalan bengkok, memenuhi keadilan nya sendiri.

Banyak orang berpikir ia menyimpang dan tidak bermoral. Pria itu dicintai oleh seseorang dengan tulus, hanya satu orang. Tapi kemudian Yiling Patriark meninggal. Orang itu mencarinya selama tiga belas tahun dengan inquiry.

Kisah di Balik AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang