02

755 64 3
                                    


Langit mulai menenggelamkan sang mentari, semburat orange terlukis dilangit.

Para burung mulai kembali kesarangnya. Penduduk kota mulai memadati jalanan ingin segera pulang.

Senja mulai terlukis dilangit.
Kini jaemin dan jeno menikamti bagaimana sang mentari menghilang.

Jaemin sibuk dengan es krimnya melupakan jeno yang kini tengah asik memandanginya.

Jaemin yang mulai sadar ada memandanginya menoleh, pandangan mereka bertemu jeno segera mengalihkan pandangannya.

Kini jaemin yang terpana dengan jeno, wajah tampan tertepa sinar senja begitu indah.

Kini bula, senja, dan bintang iri pada mu jen, karena kau lebih indah dari mereka jen,” batin jaemin.

Petang ini mereka habiskan hanya untuk memandangi langiut tuhan yang terlukis begitu indah.

“ Astaga jeno bagaimna dengan bubu? Ayo cepat kita pulang jen,” jaemin segera menarik jeno masuk kedalam mobil.

---

Hujan mulai menguyur jalanan kota, tetesan air hujan membuat tenang hati.

Walaupun matahari tak menyinari lagi, namun cahaya bulan yang lebih indah menyinari malam yang gerimis ini.

Jaemin hanya duduk melamun menikmati angin dan gerimis yang menerpa wajahnya.

Ia menekukkan kakinya dan menenggelamkan kepalanya diantara lutut. Isak tangis kembali terdengar di balkon kamarnya.

Ini bukan malam pertama ia seperti itu hampir setiap hari tangisan terdengar di kamar ini.

Jaemin tak mengerti kenapa dia menangis ia merasa hatinya kini berat hingga tak mampu menampung kesedihan itu kembali.

Tubuhnya hanya bergelung di atas kasur dengan selimut. Waktu sudah menunjukan tengah malam, namun ia enggan menutup mata, insomnia ini begitu menyiksanya.

Pecahan kaca terdengar hingga memekakkan telinga. Tubuhnya tersentak isak tangis kembali terdengar.

Ia tak mengerti kenapa hampir setiap malam selalu mendengar “mereka” bertengkar.

Jaemin kembali berusaha tidur dengan mata yang kembali meneteskan air mata.

---

Matahari mulai memunculkan dirinya. Jaemin terusik dengan sesorang yang menaiki kasurnya.

Ia enggan membuka mata, ia kembali tidur dan menarik selimut hingga kepalanya saja yang terlihat.

Jeno berpikir, Apakah dia benar-benar pemalas seperti ini? Dan lihat betapa cerobohnya seorang Na Jaemin banyak bungkus makanan berserakan disini.

Apakah dia tidak kehabisan nafas dengan seperti itu?
Tepat setelah jeno memikirkannya kepala jaemin menyembul dari balik selimut.

Jaemin terkejut kenapa sesosok manusia ini dapat masuk kamarnya dan berbaring di samping nya. Jaemin segera menarik kembali selimutnya, melindungi tubuhnya.

je t'aime•nomin|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang