08{end}

778 47 1
                                    

*Flashback off*

Jaemin masuk ke apartemen, amplop coklat tergelak didepan pintu.

"Ini apa?"

Kertas apa ini? Matanya membaca kata demi kata. Air matanya turun, ia tak pernah mengharapkan ini sama sekali.

Surat perceraian kedua orang tuanya hanya iya buang kedalam tong sampah. Ia lelah semua ini terlalu berat.

Selfharming? Mungkin ia sudah sangat kecanduan.

Jaemin berbaring ketempat tidur ia mengambil buku diary nya, menuliskan sesuatu.

Berendam di tengah malam boleh juga.

Jaemin menganti pakaian nya dengan kemeja dan celana training pendek selutut.

Air hangatnya sudah siap. Jaemin merasa rileks untuk sesaat saat tubuhnya memasuki air. Namun ia kembali teringat bagaimana Jeno tadi siang dan perpisahan kedua orang tuanya.

Dan semua hal yg telah ia alami di dunia ini. Ia merasa lelah dengan semua. Ia memasukkan seluruh kepalanya. Hei bunuh diri di bathup ide yg bagus juga.

Tangannya mengambil cutter di di dekat bathup.

*Jaemin pov*

Lihat tangan kiri ku penuh dengan bekas sayatan. Aku terkekeh ini karya seni yang bagus.

Mungkin jika aku menggoresnya lagi akan lebih bagus. Sepertinya aku menggores cukup dalam darah mulai turun dari tanganku memasuki bathup airnya berubah sedikit memerah.

Aku tertawa kesenangan. Darah yg mengalir dari lengan kiriku semakin banyak saja. Aku mengambil ponsel ku dan mengetikkan sesuatu disana.

*hiraukan stiker"  dan jamnya -jena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*hiraukan stiker"  dan jamnya -jena

Aku meletakkan ponsel di atas wastafel. Mengalihkan cutter ke tangan kiriku, aku mengiris pergelangan tangan kanan, tepat di nadi dalam-dalam.

Darahnya muncrat ke wajahku, air bathup berubah menjadi merah. Aku tertawa lagi.

 Aku tertawa lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
je t'aime•nomin|✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang