Wife For Mr.Uchiha [Telah Terbit, Tersedia Versi PDF]

CHAPTER 4

••OoO••

Wife For Mr.Uchiha
Disclaimer© Masashi Kishimoto
A Sasusaku Fanfiction

-CHAPTER 4-

Written by LIANA2789
Pair: Sasusaku
Genre: Fanfiction, romance

••OoO••

.

.

.

Brak

Suara gebrakan membuat seluruh perhatian menuju kearah pintu besar dengan ukiran indah. Terutama pada Sarada, ia menolehkan secara langsung tatapannya.

Dalam pengelihatannya, ia mendapati orang yang ditunggu-tunggunya. Sosoknya sedang terengah-engah dengan sepasang sepatu, kotak kado, dan juga rangkaian bunga ditangannya.

"Sakura, sensei.." Gumam Sarada.

Chou-Chou menoleh kaget saat mendengar gumaman kecil Sarada. "Apa? Sakura sensei?" Tanya Chou-Chou terkejut.

"Aku hampir tidak yakin jika itu Sakura sensei," ucap Inojin.

"Tapi bisa dilihat, rambutnya sudah mencolok bukan?" Komentar Shikadai.

"Sarada?" Panggil Boruto.

Panggilan kecil Boruto tampaknya tak dihiraukan. Kedua mata sekelam malam miliknya, tengah terpaku pada sensei nya.

Dengan langkah perlahan Sakura mulai memasuki rumah besar Sarada. Kedua kaki telanjangnya bertemu langsung dengan lantai mengkilap bersih, terasa begitu dingin.

Dengan perlahan, Sakura mulai mendekat pada Sarada. Tak memperdulikan kondisi kakinya yang masih belum beralaskan apapun.

"Sarada, itu Sakura sensei?" Tanya Chou-Chou tidak yakin.

"Kak Shikadai sudah bilang, dia itu benar Sakura sensei!" Ucap Himawari kesal.

Seakan terhipnotis, Sarada mulai melangkah perlahan mendekat pada sosok gurunya. Kedua belah bibirnya masih tertutup rapat tanpa mengeluarkan secuil kata apapun.

"Hey, Sarada. Kau mau kema-" pertanyaan Boruto langsung dihentikan oleh Shikadai. Anak jenius itu mengulurkan tangannya, memberi isyarat pada Boruto agar diam dan melihat saja.

Sampai pada satu titik, Sarada dan Sakura benar-benar berhadapan. Dengan jarak setengah meter, Sakura berlutut untuk menyamakan tinggi.

Bisa ia lihat wajah gadis itu yang terpoles bedak tipis. Rasa menyesal tersirat dibenaknya kala melihat airmata yang menggenang dipelupuk mata muridnya.

"Sara-"

"Kenapa?" Tanya Sarada.

"Begini, aku-"

"Kenapa sensei lama sekali?" Tanya Sarada.

"Aku-"

"Kenapa lama sekali? Aku menunggumu!" Ucap Sarada dengan setetes airmata yang terjatuh disebelah pipinya.

Sakura memutuskan untuk diam saat ini. Berusaha membuka kesempatan untuk Sarada mengatakan isi hatinya.

"Aku menunggumu sensei, aku menunggumu. Aku kira kau tak datang, aku kira kau tak mau kesini." Suara mulai bergetar.