Snowdrop

Chapter I

Aku berlari kencang tanpa memikirkan kemana aku berlari. Napasku berderu, langkah kakiku melambat. Aku berhenti sejenak di balik pohon besar, mengatur napasku, lalu menoleh ke belakang untuk mengecek keadaan sekitar.

Lenggang. Tidak ada seorang pun di sini. Sepertinya aku bisa beristirahat sejenak.

SRAK SRAK SRAK

Aku segera mengintip ke balik pohon. Seketika mataku membulat melihat siluet orang – orang dan mendengar riuh rendah yang semakin mendekat. Oh, Tuhan... bagaimana bisa mereka mengejarku secepat ini?

“Regu A menuju timur, regu B menuju utara, regu C menuju timur laut, regu D menuju barat, dan regu E menuju barat laut.”

“Siap!”

Aku membekap mulutku sendiri. Mencoba tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Tanganku menggenggam erat pisau lipat yang sedari tadi kupegang.

Beberapa orang berjalan ke arah pohon di mana aku bersembunyi. Jantungku berdegup kencang. Mataku melirik awas ke arah orang – orang berjas hitam itu. Semoga mereka tak menyadari keberadaanku.

Salah satu di antara mereka melepas topi, mengacak rambutnya kasar. “Sepertinya ia tidak ada di sini. Lagipula, apa keistimewaan gadis biasa sepertinya? Apa si bos sudah menjadi seorang pedofil?” rutuknya yang disambut dengan jitakan keras dari temannya.

“Jangan bicara sembarangan! Kau mau si bos mendengar ucapanmu?”

“Ssstt... bisakah kalian sedikit lebih tenang?” salah seorang lainnya menatap tak suka sebelum kembali menyenter daerah sekitarnya.

Aku mundur berapa langkah agar mereka tak menyadari posisiku. Untuk saat ini, aku tak boleh gegabah dalam bertindak. Hidupku sudah di ujung tanduk.

KRAK!

Mereka serentak menoleh ke tempatku bersembunyi. Sialan! Disaat genting seperti ini, aku malah menginjak ranting. Aku segera berlari secepat mungkin dari tempat itu, tak berani menoleh ke belakang.

“Itu dia! Cepat tangkap!” salah satu dari mereka mengomando.

DOR!

Argh! Aku segera menekan luka tembak di lengan kananku. Lanjut berlari tanpa memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi nantinya. Masa bodoh dengan persentase peluangku kabur yang nyaris mendekati nol. Aku sudah tak ingin menghitung apa pun lagi. Ini bukan lagi P, melainkan NP yang terlalu kompleks untuk dihitung di saat – saat seperti ini. Cukup lari secepat mungkin, dan segera temukan jalan keluar dari hutan ini.

DOR!

Aku berlindung di balik pohon terdekat, lalu kembali berlari. Suasana malam yang senyap mempermudah mereka mengikuti suara kakiku yang bergesekan dengan dedaunan.

Mataku menangkap seberkas cahaya di depan sana. Aku mempercepat langkah kakiku. Tinggal sedikit lagi. Tinggal sedikit lagi aku akan terbebas dari kejaran mereka.

Dua meter di depanku ada mobil patroli yang tengah melintas. Senyumku merekah. Sebentar lagi aku akan kembali ke rumah. Aku akan berkumpul bersama keluargaku lagi dan kembali ke kehidupanku yang biasanya. Aku tak akan mengusik dunia bayangan lagi karena kakakku telah kembali ke rumah seperti rencanaku. Aku...akan aman dari Phantasmagoria terkutuk.

DOR!

BRUK!

Dadaku sesak, sedang pandanganku mulai memburam. Tanah di sekitarku berwarna merah padahal seingatku tanah di sini bukanlah tanah liat. Rasa sakit di dadaku mulai menjalar ke seluruh tubuhku hingga aku tak sanggup lagi bergerak.

Siapa pun tolong aku! Rasanya sangat menyakitkan.

Argh... aku benar - benar ingin berteriak, tapi entah mengapa suaraku seakan hilang.

Dalam sekian detik, segalanya terasa berputar dan suasana malam semakin terasa senyap bagiku.

Ah... apakah ini yang dinamakan kematian?

***
TBC

Ini secara garis besar ya.... Karena kalo aku jelasin panjang lebar bakal susah.

P = Polinom (permasalahan yang dapat dihitung dengan rumus/dapat dipecahkan dengan mudah dan waktu yang relatif singkat)

NP = non-polinom (permasalahan yang tidak dapat dipecahkan dengan rumus sederhana dan memakan waktu yang relatif lama. Biasanya dipecahkan dengan cara pendekatan teori atau peluang kejadian)

Maaf kalo salah ya.... 🙏🏻
Kalo ada yang tau penjelasan yang lebih baik, silakan tulis di kolom komentar.
Terima kasih....