20

609 84 4
                                    

Sebulan berlalu dengan cepat. Hari - hari silih berganti mengiringi kehidupan para insan. Begitupun dengan Jisoo. Kehidupannya tetap berjalan meskipun tanpa Taeyong ataupun kabar dari pria yang berstatus sebagai suaminya itu.

Jisoo sebenarnya khawatir dan cemas, bisa saja Taeyong frustasi di sana. Atau bisa saja Taeyong sebenarnya sakit. Dan berada didalam keadaa yang benar - benar terpuruk. Tapi jujur saja, luka yang Taeyong beri tidak bisa diabaikan juga. Luka itu terlalu menyakitkan bagi Jisoo.

Jisoo membenci Taeyong.

Jisoo telah menganggap semuanya selesai, meski jauh didalam lubuk hatinya, Jisoo masih berharap. Berharap Taeyong berubah. Berharap Taeyong tiba - tiba datang dan meminta maaf. Berharap semuanya akan kembali baik tanpa harus Jisoo tersakiti lagi. Dan tentu saja Jisoo berharap ini hanya mimpi buruk lalu ia bangun dan semuanya baik - baik saja.

Selama sebulan lebih, Jisoo ikut bersama Sehun dan Jennie. Mereka tinggal di Bali sekarang karena tuntutan pekerjaan yang membuat Sehun dialihkan kesini.

Jisoo bilang pada ibunya bahwa saat ini ia sedang berlibur bersama teman - temannya. Ia menghabiskan waktu untuk bernostalgia, bersenang - senang juga menenangkan pikirannya. Ibunya percaya dan berjanji untuk tidak memberitahu siapapun terutama pada manusia bernama Taeyong.

Tapi bukannya bersenang - senang, Jisoo justru membatin di sini. Ia justru sering melamun dan menangis tanpa sebab.

Lebih tepatnya Jisoo sedang introveksi dirinya, apa kekurangan dan kesalahannya sehingga Taeyong menyakitinya seperti ini.

"Jis..."

Jisoo menghapus airmatanya cepat. Ia tersenyum saat melihat Sehun sudah berada dihadapannya sekarang. Pria itu duduk di sofa bersama dengan secangkir kopi.

"Udah pulang bang?" Tanya Jisoo berusaha terlihat senormal mungkin.

"Akukan emang libur dari pagi, Jis. Makanya jangan ngelamun teruskan jadi kek gini. Kalo Naeun liat dia pasti sedih banget." Ucap Sehun.

Jisoo hanya diam tak merespon ucapan Sehun. Matanya menatap kosong lantai membuat Sehun menghela nafas. "Mau sampe kapan Jis?"

"Hm?" Jisoo menoleh kearah Sehun.

"Kamu sama Taeyong mau sampe kapan kayak gini terus?" Tatapan mata Jisoo menyendu, wanita itu juga tidak tahu harus sampai kapan seperti ini. "Kalian harus mikirin perasaan Naeun."

Jisoo mengalihkan pandangannya. Ia menyeka airmata yang hampir saja jatuh. Berusaha agar Sehun tak melihatnya, namun telat karena pria tampan itu mempunyai penglihatan yang normal. "Gimana kalo kita liburan ke Jakarta?" Usul Sehun.

"Jakarta?"

Sehun mengangguk. "Di Jakarta ada taman yang baru aja dibuka. Katanya itu taman terbesar di Indonesia, jadi kita pergi kesana. Besok."

"Besok? Kenapa mendadak? Gimana kalo Jen-"

"Dia setuju Jis. Lagian kamu harus pulang dulu ke rumah. Rumah kamu sama Taeyong, bukan rumah Tante Yoona." Potong Sehun yang terdengar tegas.

"Ta-tapi bang..."

"Nggak Jis. Kamu udah dewasa, jadi jangan ngehindar dari masalah ini. Kalian harus ketemu dan selesaiin ini semua. Hidup kayak dulu lagi." Setelah mengatakan itu Sehun pergi meninggalkan Jisoo dengan airmata yang akhirnya kembali tumpah.






























🌙



























































iktsuarpok | taesoo [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang