2

7 1 0
                                    


   "Apakah kelas akan baik-baik saja ya, jika ku tinggalkan?" Gumam (Y/n) seraya membayangkan berbagai kemungkinan di kepalanya, karena jarang sekali ia meninggalkan kelas seperti ini. Apalagi hanya untuk seorang murid yang sakit perut.

   "Tenang saja seonsaengnim. Aku rasa mereka hanya akan ber-iri-iri ria karena seonsaengnim meninggalkan mereka dan lebih memilih untuk menemaniku." ucap Haechan seraya tersenyum riang.

   "Ya! kau ada-ada saja Haechan-ah. Aku menemanimu karena kau tidak ingin ke UKS. Oh iya, omong-omong, bagaimana keadaan perutmu? Masih sakit?"
   "Ah, eh... iya." Haechan kembali memegangi perutnya. "Dan sekarang, sepertinya kepalaku juga."

Haechan yang sedari tadi berjalan di dekat tembok, tiba-tiba terduduk lemas. (Y/n) yang melihat, langsung berjongkok dihadapan Haechan dengan wajah khawatir.
   "Kau baik-baik saja ?"

   "Tidak. Jantungku berdebar-debar, bagaimana aku baik-baik saja ?"
   "Haechan-ah, aku serius (bertanya)."
   "Jika seonsaengnim serius, maukah seonsaengnim menjadi pa-"
   "(Y/n) SEONSAENGNIIIM !"

Mendengar teriakan itu, spontan (Y/n) dan Haechan menoleh.

  "Ada ap-"
  "Seonsaengnim, ikut aku !" ucap orang tersebut yang kemudian menarik tangan (Y/n) agar ia mengikutinya. Meninggalkan Haechan yang masih terduduk di atas lantai dengan wajah kesal.

"Dasar MARK LEE SIALAN !"

-Next ?-

Uri SeonsaengnimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang