Part 1▪ Reevana Irent Zoya

45 1 0
                                    

Maaf sebelumnya ya readers author ngganti alurnya dengan alur yang baru semoga kalian suka. Semoga lebih ngena' dari part yang sebelumnya..

Kringg... kringgg 🔔

" Yuk Qil kita pergi ke lapangan." ajak Maura pada Qila sembari menarik tangannya.

" eh uda bel emangnya?" Tanya Qila lalu melepas earphone yang ia gunakan.

" udah kali lo aja yang dari tadi nyumpel telinga lo pake earphone sampe ga denger gitu" ucap Maura lalu merogoh tasnya untuk mengambil topinya.

" hehehe keasik an gue dengerin lagu melownya abis enak banget suaranya merdu kaya suara gue" jawab Qila sambil membanggakan diri.

" paan suara kek tikus kecepit gitu kok bagus ck" Maura berdecih sambil terkekeh geli mendengar jawaban Qila.

"Ngerendahin gue aja kerjaan lo, bilang aja kalo lo iri kan sama gue yang punya suara semerdu dan sebagus twins gue raisaa" kata Qila sambil mecolek bahu Maura.

" udah gila kali ni anak, udah de qil daripada ribut terus semerdekaa loo aja de biar seneng" Maura langsung bangkit dari kursinya menuju keluar kelas.

" eh tuyul mau kemana lo tungguin kek" Qila langsung berlari mengejar Maura.

Maura berjalan meninggalkan kelas dan menuju kekelas kedua sahabat mereka yaitu Aurel dan Laurent. Di koridor sudah ramai oleh siswa siswi yang berlalu lalang untuk berjalan kelapangan.

" heeii Mauraaa jangan tinggalin guee tungguinn, durhaka lo sama gue ya" teriak Qila menggema di seluruh koridor.

Sontak siswa siswi yang berlalu lalang memperhatikannya dan kebingungan dengan tingkahnya,dalam hati mereka mungkin bertanya tanya betapa tidak punya rasa malukah berteriak di koridor yang ramai ini, ah tentu saja bila qila tau dia akan menjawab 'tidak'dengan entengnya.

Qila tak keberatan ditatap oleh begitu banyak siswa ia acuh akan itu. Setelah melewati perjuangan berlari dari hati satu ke hati lainnya sambil berteriak mencari dan memanggil nama doi, eh salah maksudnya berlari dari kelas XII IPA-1 sampai XII IPA-4. Alay.

Qila akhirnya dapat mensejajarkan langkahnya dengan Maura. Selama perjalanan menuju kekelas Laurent dan Aurel,Maura mendiami Qila, Maura merutuki betapa pintanya tadi Qila berteriak memanggil namanya dengan sangat keras, Maura tidak mengerti dengan jalan pikiran Qila mungkin sudah buntu kesumpel buaya darat. Qila tidak pernah besikap jaga image sedikit kek didepan adik kelas dan kakak kelas yang lewat dikoridor tadi.

Tapi sekesal kesalnya Maura dengan Qila ia sangat bahagia mempunyai sahabat seperti Qila meskipun dia suka malu maluin justru itu yang membuat dia beda, menurut Maura juga Qila adalah sahabat terbaiknya meskipun sikapnya kadang membuat Maura jengkel ingin membuang sahabatnya itu ke kali brantas agar bisa mencuci otak dan hatinya agar bersih dari noda wkwk.

" kok lo diem aja si dari tadi Ra" tanya Qila sambil memainkan tangannya.

" tau ah lo" Maura menjawabnya dengan cuek.

Maura ingin mengerjai sahabatnya ini itung itung pembalasan siapa suruh manggil manggil nama orang sambil teriak di koridor tadi.

" yah kok gitu si lo, lo marah ya gara gara gue"

wajah Qila mulai berubah ketakutan dengan sikap maura yang acuh kepadanya, karena menurut Qila, Maura kalo udah marah serem kaya annabelle haha.

Maura tak berniat ingin menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, Maura sesekali melihat jam tangan yang melingkar pas ditangannya yang putih itu takut terlambat upacara gegara si monyet satu itu- Qila. Akhirnya Qila dan Maura sampai juga di kelas Laurent dan Aurel, tak ingin berlama lama Maura segera memanggil mereka berdua dan mengajaknya untuk kelapangan karena upacara hari ini akan segera dimulai.

Hard To Believe In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang