Tok tok tok..
Kelas yang tadinya seperti pasar sekarang menjadi hening seperti kuburan karena mendengar suara ketukan pintu.
" baaa" teriak ketua kelas yang terdengar nyaring didalam kelas.
Anjiir gue kira tadi bu menor
Ih lo nakut nakutin aja tadi
Lelucon lo Garing tau ga
Ketua kelas lacknatt
Untung bukan bu menor yang dateng
Suasana kelas menjadi ramai kembali setelah melihat siapa yang datang, semua murid tadi mengira bahwa yang datang adalah bu Friska yang dipanggil bu menor oleh seluruh murid karena dandanannya sungguh menor seperti mau kondangan, ternyata si Ardo- ketua kelas.
" husttt diem semuanya berisik tau ga" teriak ketua kelas
" gue ada informasi buat kalian " lanjutnya
Apa info nya bu menor jadi janda ya
Apa kita bakal liburan
Apa upin ipin uda lulus tk
" husstt bukan ituu, kita hari ini free class sampe jam istirahat kedua guru guru semua pada ada rapat sama kepala sekolah"
Setelah pengumuman yang disampaikan oleh ketua kelas tadi siswa siswi langsung berhamburan ada yang menuju kekantin, main kekelas sebelah, ada yang biasa saja mendengar informasi tadi dan memilih duduk diam, para cewek langsung menuju ke pojok kelas biasa- ngerumpi.
Kecuali Qila dan Maura yang memilih untuk berdiam diri di tempat duduk mereka. Qila yang tidak tau harus melakukan apa akhirnya dia memilih untuk menidurkan dirinya dan menemui ketenangan dialam mimpi rasanya ngantuk sekali.
Maura menatap Qila dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
" eh Qil" akhirnya maura membuka suaranya.
" hmm" hanya dibalas suara deheman oleh Qila.
"Qil"
" paan si ck, lo ganggu gue tidur aja"
" kebo lo tidur mulu kerjaannya"
Qila tak menyahuti perkataan maura, dia sedang tidak mood untuk berbicara kali ini, kejadian tadi pagi membuat mood nya sangat hancur.
" Qil dengerin gue napa, gue tuh mau ngomong"
" apaan sok serius lo ngomong tinggal ngomong susah amat"
" gimana kalo nanti malem kita pergi sama Aurel sama Laurent?, kan lama tuh kita nggak pergi bareng"
" pergi kemana emangnya?" Tanya Qila sambil mengubah posisi yang tadinya meletakkan kepalanya dimeja dengan kedua tangan sebagai bantalnya menjadi tegak.
" ya kemana aja gitu pokoknya kita pergi"
" gue si ayo ayo aja tapi gue g mau ya kalo tujuannya nggak jelas gini"
" iya iya santai nanti gue tanyain je mereka berdua enaknya kemana"
" jangan nanti kelamaan, sekarang aja kan mumpung jamkos semua guru guru rapat mending kita vidcall de"
" kenapa nggak ketemu aja dikantin" tanya Maura
" gue mager ke kantin disini aja de uda pw ini"
" yauda yauda gue vidcall si Laurent aja ya"
" terserah"
Maura mengotak atik ponselnya mencari kontak laurent, setelah menemukannya maura langsung menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard To Believe In Love
Teen FictionMenurutku semua terlalu abu abu untuk dipahami Apakah seperti ini cinta? Aku benci dengan semua nya, aku rasa semua hanya ingin menyakitiku. Rasanya aku sekarang seperti berada di dalam sebuah ruangan serba putih yang sangat luas, dan hanya aku yang...