part 4 ▪ diary

25 1 0
                                    

- jika memang benar aku mencintainya aku takut akan perasaan ini, aku takut kecewa-

"Thanks ya lo udah nganterin gue sampe rumah" ucap Qila sambil menuruni mobil sahabatnya yang ia tumpangi.

" nop, yauda kita semua pulang dulu ya" ucap Maura dari dalam mobil.

" iya nih gue juga uda ngantuk hoamm..." sambung Laurent yang wajahnya tampak lelah.

" yauda sana pulang hati hati, jamgan ngebut lo Rel" pesan Qila pada Aurel yang mengemudikan mobil.

" assyiapp"

Setelah mereka semua pergi, Qila memasuki rumahnya suasana yang sepi begini sudah pasti kedua orang tuanya tertidur lelap. Dengan mengendap ngendap qila memasuki rumahnya karena jika dia ketahuan pulang telat dia akan dimarahi habis habisan oleh mamanya.

Saat berada diruang keluarga betaap terkejutnya Qila mendapati mamanya yang berada disamping saklar lampu, dan seketika ruangan yang pentang menjadi terang karena lampu yang dinyalakan oleh mamanya.

" piter ya pulang malem banget tadi katanya sebentar" omel mama Qila.

"Hehe maaf ya ma, Qila tadi nggak liat jam"

" yauda jangan pernah diulangin lagi ya, kalau kamu ngulangin lagi mama kuci kamu diluar"

" iya ma"

" yauda keatas gih, bersiin badan tersu ganti baju, jangan tidur kemaleman"

" siap komandan" ucap Qila sambil mengangkat tangannya seakan akan memberi hormat.

Qila ingin segera berjumpa dengan king size nya yang nyaman itu dan berpelukan dengan makhluk makhluk dikamar seperti bantal, guling ah rasanya seperti dunia milik sendiri. Biasa jomblo.

" huh capek banget" gumam Qila sambil melempar sling bagnya sembarangan.

"Lalalala" Qila bersenandung ssmbil menuju walk in closet untuk mengganti bajunya dengan baju tidur dan membasuh muka nya dikamar mandi.

Setelah selesai Qila menuju tempat tidur nya dan merebahkan tubuhnya disana, qila mencoba untuk tidur tapi sialnya dia tidak bisa tidur, Qila hanya berguling guling kekanan dan kekiri.

Setelah itu dia memutuskan untuk pergi ke meja belajarnya. Dia mencari sesuatu dilaci belajarnya dan ternyata dia tak menemukan apa apa.

" duh dimana ya gue naruhnya" gumam Qila kesal.

Qila mengacak ngacak seluruh barang yang ada dilaci, tetapi tetap saja tidak ada sesuatu yang dicarinya. Qila mendekati lemari kecil disamping laci lalu membukanya ternyata dugaannya benar sesuatu yang dia cari ada disana.

" ketemu juga akhirnya" gumam Qila.

Setelalah menemukannya dia kembali duduk di meja belajar, dia ingin mecurahkan seluruh kebimbangannya, seluruh kebahagiaan dan segala kehidupannya.

Buku diary.

Dia adalah salah satu teman Qila, Qila sangat percaya padanya. Disaat dia terpuruk dan sedih dia akan menulisnya dibuku itu, saat dia sendiri dan merasa tidak memiliki siapapun buku diary nya yang selalu ada menemaninya.

Sabtu,21 oct

Dear diary

Sebenarnya cinta adalah suatu perasaan yang tidak dapat diungkapkan tetapi hanya bisa dirasakan. Entah mengapa hatiku gusar? Entah menagapa malam ini rasanya aku sangat bahagia setelah bertemu dengannya tadi.

Apakah aku mulai menyukainya, dia yang membuat aku kesal? Mana mungkin aku menyukainya. Tapi hatiku memang tidak bisa berbohong bahwa aku rindu akan senyuman, dan suaranya yang sangat merdu. Jika aku bertemu dengannya entah mengapa hatiku berdetak begitu cepat, padahal aku baru bertemu satu kali dengannya. Jika memang benar aku mencintainya aku takut dengan rasa itu, aku takut kecewa.

Tuhan, jika memang dia yang terbaik buatku aku hanya ingin dipersatukan dengan dia dnegan cara yang terbaik.

-Aquenna aqila

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hard To Believe In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang