Bila kini aku duduk termenung, diantara nyanyian rasa yang belum kupaham sangat, pun dirimu yang kini menjadi subyek utama di antara notifikasi-notifikasi gelisah yang berkecamuk di dalam fikiranku.
Maka kamu telah berhasil membobol peringkat pertama yang ada di dalam qalbu, dan juga menjadi alasan mengapa ada hujan di sela mataku.
Cinta...adalah satu kata manis yang mampu berubah menjadi duri, dan hanya akan menuai luka jika aku bersikeras untuk memetiknya. Ya..itu adalah cinta yang aku tuai sebelum masanya.
Jika cinta adalah anugerah dari Tuhan. Maka aku pun tak memungkirinya, jika cinta adalah rasa yang wajar, maka apakah sebuah kesalahan karna cinta ini juga wajar?
Dia memenuhi setiap sudut ruang hati hingga sesak. Memenuhi otak dengan desakan pertanyaan-pertanyaan yang logika pun tak menyanggupinya.
Bagiku, cinta yang tengah kurasa ini adalah sebuah kesalahan. Kesalahan dari nafsu yang tak sanggup tuk kukendalikan.
Semua rasa cinta, kasih, sayang, rindu, kagum, bahkan nama dan sosok orang yang aku cintai, hanya mampu ku sembunyikan dibalik kata "kamu".
Bukan aku takut akan ada manusia lain yang menemukan dan merampasmu dariku, hanya saja yang kutakutkan adalah kau yang menemukan cintaku dibalik kata itu.♦♦♦
Siang ini, kau duduk tepat di sudut mataku, hanya berjarak tiga bangku kosong. Namun jarak itu terasa tak lebih dari sehasta bagiku. Kaku, begitulah kiranya rasa yang menjalar tubuhku saat ini.
Dan itulah alasan mengapa aku lebih suka duduk dibangku paling belakang darimu, agar bisa memandangmu tanpa sutrah.
Aku ingat lagi dari mana rasa dan kata " Kamu" ini mulai tersimpan dalam hati ku. Agaknya dulu aku tak pernah mengenalmu, barangkali hanya sebatas nama yang tak punya arti bagiku.
"Aini.." Sebuah panggilan sontak mengejutkanku, saat aku menoleh pada sumber suara itu, betapa terkejutnya aku mengetahui bahwa itu adalah kamu. Sedikit aneh bukan?, kau yang tadinya berada jauh dipandanganku kini hadir di sampingku.
Aku hanya menoleh padamu dengan tatapan pertanyaan "ada apa..?" Karna suara yang kini telah tersekat diujung pita suara karna kamu yang datang tanpa aba-aba. Tanpa menunggu sebuah perintah kau tanyakan sebuah kabar padaku dan berlalu pergi. Aku hanya membalasmu dengan sebuah senyuman dan sedikit kerutan di dahiku. Rasanya agak aneh saja jika kau tiba-tiba bertanya padaku tanpa alasan yang jelas. Begitulah hal-hal konyol yang sering kau lakukan padaku, yang akupun tak tahu maksud tujuanmu.
Bila banyak yang mengatakan bahwa putih abu-abu adalah kisah kasih yang paling indah, maka kini aku tengah merajut ceritanya. Hari itu kita tengah mengobrol dengn beberapa teman lainnya, sebelum kau datang, aku menikmati suasana yang relax ini, tertawa dan bercanda bersama temanku, semua mengalir dengan sendirinya. Namun saat kau memilih untuk bergabung dengan obrolan kami, aku kembali pada keadaan yang tidak aku sukai, aku kembali kaku, suaraku tersekat dan kaupun sepertinya mengetahui gelagatku.
Sejak hari itu, saat kamu datang tiba-tiba dalam hidupku dengan cara yang konyol, saat itu pula tanpa sadar aku menyemai rasa itu dalam hatiku.♦♦♦
Malam ini, aku tengah berbaring di atas pembaringan ini. Menggenggam sebuah smartphone, aku tengah membaca pesan-pesan Whatsapp dari grup kelas kita, tak ikut berkontribusi di dalamnya sebagai pemain, hanya sebagai pembaca itu sudah cukup untukku.
Saat aku menelusuri setiap kata dari pesan itu, tiba-tiba saja sebuah notifikasi pesan baru mengalihkan perhatianku. Jemariku mulai membuka pesan itu dengan rasa penasaran karna yang tertera hanya sebuah nomor asing bagiku dan belum tahu pasti siapa pengirimnya.
"Hai aini.." Begitulah pesan yang kau hantar padaku malam ini dan pesan-pesan tambahan di malam-malam selanjutnya.
Semenjak malam itu, aku mulai mengenal sosok di balik kata kamu. Konyol, menjengkelkan, garing, begitulah yang aku rasakan saat kita mulai berbincang lewat kata, namun aku selalu menunggu dan merindukan perbincangan itu. Hingga aku merasa semakin dekat denganmu dan semakin mengenalmu, dan aku menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di balik layar
Teen Fictionsebagaimana rasa rindu dan juga luka ini tersemai dari balik layar ini. Tak mampu berbicara sepatah katapun denganmu di dunia nyata.. hanya bisa mengenalmu dari balik layar yg ku genggam ini. hingga semua telah merakit rasa, dan menanam benih rindu...