🔒Chapter 02🔒

54 20 5
                                    

Di sebuah tempat yang sangat jauh dari kepadatan kota, di suatu hutan yang sangat gelap dan menakutkan. Suara nyaring serigala menyalak memecahkan keheningan di sana. Serigala itu kembali menyalak, dengan tegap dia kembali mengeluarkan suara yang membuat makhluk lain ketakutan

Seorang pemuda sedang berlari di dalam hutan tersebut, dengan berani dia menyusuri hutan yang gelap dan mengerikan tersebut tak lama langkahnya semakin melambat dan akhirnya berhenti di belakang pemuda lain yang sedang menatap ke langit malam

"Semuanya telah siap kami hanya perlu menunggu perintah Anda untuk menyerang" pemuda tersebut membungkuk hormat lalu tak lama satu persatu manusia yang berwujud serigala yang amat menyeramkan berdatangan dan ikut membungkuk hormat

Pemuda yang memandang langit tersenyum sinis lalu melirik ke arah pasukannya "Pergilah, pergilah kalian semua hancurkan Race Kingdom dan sebarkan ketakutan di dunia ini ahahahahahha!!!" tawa mengerikannya menggelegar membelah malam dan dalam sekejap gerombolan manusia serigala itu pun mulai berlari keluar dari hutan sesekali lolongan mengerikan mereka keluarkan hanya untuk menakut-nakuti para makhluk lain untuk tetap bersembunyi di dalam dan tak keluar

🌟🌟🌟

Seperti biasa rutinitas para ras muda setiap malam adalah bersekolah, namun setelah perkataan dari setiap tertua ras membuat para warga di setiap kerajaan agak berwasapada. Kabar tentang Iblis akan menyerang telah menyebar dengan cepat di seluruh Kingdom.

Semuanya segera membuat pelindung dan menjaga anggota keluarga mereka dengan aman.Penjagaan juga di perketat untuk mengantisipasi banyaknya korban dalam penyerangan Iblis kali ini.

Furuya yang merupakan putri tertua juga ikut ambil tindakan, dia memerintahkan semua warga untuk segera berkumpul di ruang bawah tanah yang telah di siapkan kerajaan jauh hari sehingga saat ini desa Vampire terlihat kosong dan bahkan hampir seperti kota mati

Namun ada yang di cemaskan putri biru tersebut, perasaannya tak enak sejak kemarin seperti akan ada sesuatu yang terjadi dan itu sangat membuatnya gelisah. Berkali-kali dirinya sudah mengecek satu persatu rumah yang ada di desa tentu di bantu oleh para putri yang lain tapi nihil semua warga telah pergi

Kegelisahan Furuya membuat para saudaranya juga ikut gelisah pasalnya Furuya tak pernah segelisah itu sebelumnya. Seperti saat ini dirinya sedang ada di balkon kamarnya dan memandangi seluruh warga yang berjalan beriringan memasuki ruang bawah tanah, dia genggamnya erat pembatas balkon itu dengan mata tertutup rapat

"Kachiku?" suara Ruki membuyarkan lamumannya, Furuya berbalik dan mendapati seluruh saudaranya serta Ruki ada di kamarnya

"Apa yang kau cemaskan sih? Bukannya kita sudah mengungsikan seluruh warga? Kekkai juga sudah kita buat lantas apa lagi yang kau cemaskan?" Mizuki bertanya dengan wajah heran sambil menatap ke arah Furuya yang sekarang menyender di pembatas balkon sambil menutup matanya

"Entah lah Furuya hanya memiliki sebuah perasaan tak enak" ucapnya setelah beberapa menit hening, dia mengangkat kepalanya sedikit menatap seluruh putri gelisah

"Perasaan tak enak? Bagaimana itu?" kali ini Luna yang bertanya dengan wajah polos miliknya. Furuya mengangkat bahu tak tahu

"Tak apa! Itu hanya datang sebentar lalu setelah itu akan pergi percaya lah! Aku yakin itu" Riana memberi semangat pada Furuya yang hanya ditanggapi anggukan lesu darinya

"Kalau begitu ayo kita turun, kita akan sarapan bersama Tuan Shu dan Tuan Reiji" Ruki merangkul bahu Furuya dan mengajak ke bawah diikuti oleh para putri yang lain

The Element For 5 RaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang