Sebuah tangan meraih sebuah alarm yang sudah hampir dua menit berdering. Matanya sayup-sayup terbuka. Sonya mencoba meregangkan tubuhnya yang dirasa pegal.
Jam menunjukkan pukul 06.30 dan ia harus segera bergegas pergi ke kampus. Sonya segera bangkit dari kasurnya. Ia meminum segelas air yang selalu ia siapkan untuk bangun tidur. Setelah dirasa tubuhnya sedikit lebih ringan, ia segera pergi mandi.
"Hah...seger banget."
Tanpa perlu waktu lama Sonya segera merias diri dengan make up-nya yang natural. Ia juga memilih kaos polos dengan rok favoritnya untuk ke kampus.
Setelah semuanya selesai Sonya langsung menyiapkan sarapannya sendiri. Pagi ini ia memasak omlet. Dengan lahap ia memakannya hingga tak sadar ponselnya berdering.
"Halo?"
"Gue udah di depan." Suara berat milik Imanuel membuat Sonya melotot.
"Cepet banget. Lo masuk aja, nanti gue buatin sarapan."
Terdengar suara hembusan napas dari sebrang sana. "Omlet lagi?"
Sonya terkekeh kecil. "Iya hehe..."
"Gue udah seminggu lo masakin omlet setiap pagi. Gue udah sarapan di rumah. Lo abisin sarapannya, gue tunggu dimobil."
Tuttt...
Imanuel mematikan telponnya. Sementara Sonya bergegas menghabiskan sisa makanannya dan langsung menghampiri Imanuel.
"Pagi!" Sapa Sonya dengan senyum manisnya.
Imanuel membalas senyuman Sonya. "Pagi," Imanuel membuka pintu mobil, mempersilahkan Sonya masuk. "Masuk."
Sonya dan Imanuel menuju kampus berdua. Seperti biasa, mereka berdua langsung pergi ke kantin, dimana teman-temannya berkumpul setiap harinya. Sebuah lambaian tangan terlihat jelas dari seorang laki-laki yang tengah mengunyah gorengan di mulutnya.
"WOY! SINI!"
Ya, itu Alex. Salah satu kebiasannya adalah berteriak kencang. Wajahnya terlihat bahagia karena di depannya terlihat banyak jajanan yang sepertinya baru ia beli.
"Son, gue tadi abis beli gorengan Bu Yati. Lo mau? Ini juga ada brownise, Bu Yati baru keluarin menu baru. Lo harus coba." oceh Alex.
Sonya melirik Alex heran. "Lo udah bayar?"
"Udah dong!" jawab Alex dengan pedenya.
"Gue yang bayar."
Reva ikut menjawab. Nada bicaranya seolah tak terima. "Niatnya gue cuma mau bayarin gorengan, tapi dia malah minta nambah brownise."
Sonya menghela napas pasrah. Tidak tahu lagi harus berbuat apa.
"Moza mana?" tanya Sonya.
Memang benar, sedari tadi ia tidak melihat Moza sama sekali. Kemana dia?
"Lo nyariin gue?"
Suara itu jelas Sonya kenal. Moza. Dia baru saja datang dengan nasi goreng ditangannya.
"Lo dari mana?" tanya Alex yang masih sibuk mengunyah.
"Toilet. Ada panggilan alam."
Moza duduk dan menyantap nasi gorengnya.
Luna yang awalnya menatap biasa Moza yang tengah makan, kini mulai penasaran tentang satu hal.
"Za, lo tinggal sendiri?" Moza menjawab dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamar Sebelah: DEVIL DOLL
TerrorSquel "Kamar Sebelah" Pindahnya Moza dari Korea ke Indonesia membuat Sonya dan teman-temannya terkejut. Teman lamanya itu akhirnya kembali berkumpul bersama mereka. Tapi, hal lain terjadi. Sebuah boneka misterius tiba-tiba saja muncul di rumah Moza...