Chapter 8: "Hal Lain"

1.2K 151 10
                                    

Sudah dua minggu sekolah dimulai kembali. Rivaille baru saja keluar dari kamar mandi dengan sebuah handuk menutupi area privasinya dan sebuah handuk kecil yang sedang digunakan untuk mengeringkan rambutnya. Ia sempat melirik jam digitalnya yang berada diatas meja belajar.

'Masih pukul enam, sedangkan sekolah masih pukul delapan nanti. Aku pakai kaus rumah dulu lah.' batin Rivaille.

Setelah ia memakai kaus rumahannya, ia menghampiri Eren yang masih tertidur pulas diatas kasur. Sesuai dugaan Eren, Rivaille benar-benar sekamar dengannya. Eren masih bersikeras menjaga kamar kakaknya. Bahkan jika sedang bebersih rumah, Eren yang meminta ibunya supaya ia yang membersihkan kamar kakaknya.

"Eren... Bangun!" Ucap Rivaille seraya mengguncang bahu Eren.

Eren membuka matanya sekejap, lalu menutupnya lagi, "Masih subuh, sayang, nanti aja bangunnya.", setelah itu ia terlelap kembali.

Rivaille tidak menyerah, ia mengguncang bahu Eren lebih keras dibanding sebelumnya. "Udah jam enam, ayo bangun sekarang!"

"Kan sekolahnya masih nanti... Sekarang ayo tidur lagi!"

"Tidak! Kau harus bangun sekarang!" Ucap Rivaille final sambil menyibak selimut yang menutupi tubuh Eren. Mau tidak mau, Eren terbangun walaupun sempat protes.

Rivaille tersenyum geli ketika melihat Eren merem melek karena kurang tidur. "Kenapa pagi sekali sih? Sekolah kan masih lama... "

Rivaille terkekeh. Ia gemas melihat Eren yang kelakuannya mirip anak kecil. Saking gemasnya, Rivaille mencubit pipi Eren sampai Eren mengerang kesakitan. "Walaupun sekolah masih nanti, kan kita bisa agak nyantai. Sekarang kamu mandi!"

Saat Rivaille berbalik menuju pintu kamar, Eren menarik lengannya dan memeluk pinggang Rivaille. Dapat Eren lihat semburat merah perlahan muncul di kedua pipi tirus Rivaille. "Cium dulu!"

Rivaille tersenyum lembut lalu mengecup sekilas bibir Eren. "Udah sekarang kamu mandi!"

"Iya iya... "

««Stay with Me»»

Salju masih turun ketika Eren dan Rivaille berangkat sekolah. Tangan Rivaille yang melingkar di pinggang Eren, masuk kedalam mantel musim dingin Eren karena kedinginan. Tepat saat itu pula lampu lalu lintas bewarna merah. Tangan kiri Eren merayap memasuki mantelnya dan bertemu kedua tangan Rivaille yang saling mengait.

"Kau kedinginan?" Tanya Eren ketika merasakan tangan Rivaille sedingin es.

"Hmm... Iya lumayan. Maaf kalo nggak nyaman. "

Eren menggeleng dan mengusap kedua tangan dingin Rivaille. "Kita beli sarung tangan dulu ya."

"Nggak usah! Nanti saja waktu pulang sekolah. "

Eren mengangguk paham. Tangannya masih setia mengelus kedua tangan Rivaille sesekali meremas halus jemari mungilnya. Rivaille menyandarkan kepalanya di punggung tegap Eren. Tiba-tiba Rivaille bersin tepat mengenai kerah Eren. Segera ia mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan kotoran bewarna bening di leher Eren.

"Maaf, gak sengaja." Rivaille masih membersihkan leher Eren.

"Udah lah... Minta maaf terus dari tadi. Ini masalah sepele juga."

"Tapi aku ngerasa nggak enak kalo nggak minta maaf."

"Udah udah, " Eren menghentikan gerakan tangan Rivaille, "ayo sekarang pegangan, bentar lagi lampu hijau." Lanjut Eren sambil melingkarkan tangan Rivaille ke perutnya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang