Pagi ini, seperti hari-hari biasanya lepas Shalat Shubuh Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad Ali Ba'athiyah memulai kajian Tafsir Al-Jalalain dengan membahas pertanyaan ayat sebelumnya.
Satu persatu santri menyebutkan pendapat Ulama Tafsir tentang hal yang ditanyakan Sayyidi Syeikh. Setidaknya ada puluhan kitab tafsir yang tersedia di Perpustakaan Kampus.
Setelah selesai membahas pendapat Ulama, beliau memberi kesimpulan lantas melanjutkan kajian Tafsir Al-Jalalain yang sudah sampai pada ayat 73 dari Surat Al-Isra'.
Setelah 45 menit penjelasan tafsir ayat-ayat dari Surat Al-Isra' selesai dijabarkan, tibalah sekarang pada bagian Insyad, yaitu salah seorang Munsyid melantunkan Qoshidah Salafiyah yang kebanyakan konten dari Qoshidah tersebut adalah nasehat atau ungkapan cinta kepada Allah dan Rasulullah saw yang digubah oleh Ulama Salaf.
Biasanya kami menyodorkan selembar kertas yang bertuliskan nama Munsyidin, judul Qoshidah dan penggubah Qoshidah tersebut. Pada kesempatan pagi ini, Sa'id Badas seorang teman dari Kota Ahwar - Yaman (4 jam dari Mukalla dengan Bus) mendapat kesempatan untuk melantun Qoshidah di hadapan Sayyidi Syeikh. "Ya Aala Layla 'Alal A'taabi Munthorihun" sebuah Qoshidah gubahan Al-Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi menjadi pilihannya.
Perlahan ia Sa'id memgambil microphone lantas menyenandungkannya seorang diri (Qoshidah Fardiyah), berikut teks dan terjemahannya:
يا آل ليلى على الأعتاب منطرح ¤ أتى إليكم بثوب الذل ملتحفا
Wahai keluarga Laila, di ambang pintu (rumah kalian) seseorang berdiri, datang kepada kalian dengan mengenakan baju kerendahan.
رقوا عليه فقد أضناه حبكم ¤ والحب أعظمه ما يوجب التلفا
Kasihinilah ia, sungguh kecintaan pada kalian telah membuatnya lemah (sakit), sedangkan cinta yang agung membawa pada kematian.
هل لي سبيل إلى دار بها سكن ال ¤ أحباب فارتفعت ثم اعتلت شرفا
Adakah jalan bagiku untuk sampai ke rumah yang ditempati oleh orang-orang tercinta, rumah yang menjadi mulia karena mereka.
دار بها الجوهر المكنون في صدف ¤ عن حبه قلبي المشتاق ما صدفا
Rumah yang berisi permata yang tersimpan dalam cangkang kerang, hatiku yang merindui (permata itu) tak (pernah) berpaling (darinya).
إن ابن آمنة روح الوجود به ¤ غايات قصدي وقلبي عنه ما انصرفا
Sesungguhnya putra Aminah (Rasulullah saw) adalah ruh kehidupan, dengannya kugapai puncak pengharapan, sedangkan hatiku tak (pernah) berpaling darinya.
عبد كريم على المولى قد اجتمعت ¤ فيه الكمالات فانظر روضه الأنفا
(Dia) seorang hamba yang mulia di hadapan Tuhannya, padanya terkumpul segala kesempurnaan, lihatlah kebunnya yang rindang.
فالرسل من أجله نالوا الرسالة لا ¤ شك وكل بهذا منهم اعترفا
Para Rasul mendapatkan Risalah karenanya, tanpa keraguan setiap mereka mengakui hal ini.
في عالم الأمر قد كانت رسالته ¤ من قبلهم وهم من بعده خلفا
Risalahnya sudah ada sejak Alam Amr (sebelum semesta dicipta) sebelum mereka (diutus), sedangkan mereka adalah Kholifah setelahnya.
والله ما بشر يدري حقيقته ¤ كلا ولا عارف باسراره عرفا
Demi Allah, tak ada seorangpun yang tahu hakikatnya (Rasulullah saw), Tak pula ada yang tahu rahasia-rahasianya.
![](https://img.wattpad.com/cover/173573160-288-k628755.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Cinta
ДуховныеAKHIR SEBUAH CINTA Oleh: Imam Abdullah El-Rashied FB | IG | TW | TG | WP | YT @elrashied_imam elrashied.wordpress.com