Suara deting sendok yang beradu dengan garpu dan piring terdengar mendominasi seisi ruangan yang memang pada dasarnya sunyi. Bintang sibuk mengaduk-aduk makannya, wajahnya tampak kusut ia sangat terpuruk pada suatu hal.
"Tang!" Ucap Angga memanggilnya, namun tak ada respon dari Bintang, ia terus saja mengaduk-aduk makanya.
"Woy, Tang! Bintang, Bintang Anggara!!!" Tegur Angga lagi, kali ini ia memainkan tangannya tepat di depan wajah Bintang. Bintang yang melihat tangan yang jahil diwajahnya terkejut.
"Ah, ah iya iya?" Balas Bintang yang baru tersadar dari lamunannya.
"Oyyy ngelamun mulu kerjaannya, itu makanan gak akan bisa habis kalo di gituin aja, makan tuh, bentar lagi kita berangkat, udah jam tujuh ni ntar kita telat!" Oceh Angga.
"Iya iya!" Sahut Bintang sambil nyengir. Papanya hanya tersenyum tipis melihat tingkah kedua anaknya.
"Melihat tingkah laku kalian, jadi teringat masa lalu papa sama Om Bagas dulu," celetuk papa.
"Om Bagas?" Tanya Bintang sok polos.
"Lah om sendiri gak tau" singkat Angga.
"Yeee emang gak tau"
"Om Bagas itu saudara kembar papa, sekarang dia tinggal di London. Bukannya dulu kamu pernah ketemu dia Tang?" Celetus papa.
"Hmmm kayaknya sih iya tapi lupa" balas Bintang.
"Itu loh papanya Intan, cewek yang dulu pernah kamu taksir, eh tau-taunya sepupu sendiri," sambungan Angga.
"Ohh Intan, inget-inget,"
Papa menceritakan semua kisahnya kepada kedua putranya, dari waktu nyungsep ke sawah, nyolong buah tetangga, main perang-perangan, sampe ngunciin om Bagas di toilet sekolah, semua cerita membuat suasana hening keluarga menjadi riang, suara tawa terdengar menggelegar. Hingga akhirnya Angga memutuskan untuk berangkat sekolah.
"Tang ayok berangkat!" Ajak Angga.
Bersamaan suara ketukan pintu terdengar oleh gendang telinganya. Bintang sungguh penasaran siapa yang datang bertamu se pagi ini, Bintang mela melangkahkan kakinya berjalan menuju pintu utama, betapa terkejutnya ia saat mendapati seorang wanita paruh baya berdiri tegak di depan pintunya. Tak lain wanita paruh baya itu yang dimaksud adalah Tante Mira.
"Lah ni mak mak rempong datangnya pagi amat, gak tau malu apa" marah Bintang dalam hatinya.
"Ehh Bintang, papa mu mana?" Tanyanya girang.
"Oh papa tuh di dalem!" Jawab bintang dengan agak keras, tanpa mempersilahkan tante Mira untuk masuk ia langsung meninggalkannya. Tampak jelas wajah Bintang kembali bad mood. Bintang mengajak kakaknya untuk berangkat sekolah.
"Mas, hari ini gue nebeng ya, males bawa motor sendiri" ujar Bintang.
"Hmm iya deh,"
"Ya udah ayok."
Bintang dan Angga kini mulai berangkat menuju sekolahnya, usia mereka yang kebetulan selisih setahun membuat mereka duduk disekolah yang sama."Mas cerita boleh mas?" Bintang mulai membuka pembicaraan.
"Iya cerita aja,"
"Mas gak ngerasa aneh apa sama Tante janda itu?"
"Tante janda? Tante Mira maksudmu?"
"Iya mas"
"Nggak sih, b aja,"
"Emang kenapa?" Pekik Angga sambil menaikkan kecepatannya.
"Ya gue ngerasa aneh aja sama dia"
"Ya dia biasa aja, toh dia juga temen perusahaan papa, lagian dari dulu perusahaan papa sama perusahaan tempat tante Mira bekerja bersahabat." Terang Angga.
"Ya juga, mungkin ini hanya perasaan"
"Hmmm" jawab Angga mengiyakan adiknya.
"Udah turun kita nyampe."
Bintang dan Angga kini mengikuti proses pembelajaran dengan lancar ya meskipun kadang otaknya agak sedikit terganjal oleh si tante itu. Saat istirahat biasalah Bintang selalu ditemani Yuda. Saat ini Yuda dan Bintang tengah menyantap semangkuk mie ayam dan segelas es teh yang nikmat, seperti biasa Bintang hanya mengaduk-aduknya tanpa mencicipinya sedikitpun.
"Ehhh itu makanan gak akan bisa habis dengan sendirinya bego, percuma lo beli kalau ujungnya diginiin," pekik Yuda.
"Lo bawel banget sih, sama kayak kakak gue lo," balas Bintang sambil meneguk es teh milik Yuda.
"Oyyy itu es teh gue, ini es teh lo"
"Ohh ya sorry hehehe" Bintang menggaruk kepala belakanganya.
"Eh Tang, lo tau gak kemaren gue liat bokap lo jalan sama cewek"
"Lah serius lo? Hah?" Bintang nge-gas sambil mendubrak meja kantin sekolahnya sehingga menyebabkan pandangan tertuju pada dua manusia itu, Bintang dan Yuda.
"Iya serius Tang, masak gue mau bohong amalu, kan gak mungkin toh apa untungnya" Yuda semakin meyakinkan Bintang.
Bintang yakin kalau wanita yang dimaksud itu adalah tante Mira. Bintang semakin penasaran dibuatnya, ia membulatkan tekad untuk menyelidiki semuanya."Yud, ntar sore gue ke rumah lo ya" kata bintang sembari berlari kecil entah kemana.
"Lah ni mie ayam gimana?"
"Udah lo habisin aja!!" Teriak Teriak Bintang.
"Ya udah makasih, rejeki gak boleh ditolak hehehe" ucap Yuda terkekeh.
Bintang berjalan kecil melalui koridor sekolahnya, langkah kakinya mulai melambat karena ia telah tiba di kelasnya, dia sengaja masuk lebih awal meskipun bel masuk belum berbunyi, karena dian tau setelah selesai istirahat ada jam Bahasa Indonesia. Dia tidak ingin terlambat pada jam ini seperti kemarin-kemarin.
"Ehh kenapa lo tinggalin gue di kantin tadi?" Pekik Yuda.
"Ga ada gue males aja, tadi tu ada cewek chili banyak amat makanya gue gak tahan terus masuk," balas Bintang santai.
"Heleh alesan, ehhh gue penasaran deh sama wanita paruh baya yang jalan sama bokap lo kemarin?" Yuda.
"Iya gue juga penasaran sih, udahlah gak usah di pikirin," santai bintang. Yuda dan Bintang sudah lama berteman, ya sekiranya dua tahunan lah, semenjak awal masuk sekolah kebetulan mereka ada di gugus yang sama dan juga di hukum senior bersama gara-gara telat, dan yang anehnya awal percakapan mereka bahas anime Naruto, Yuda tuh nge-fans banget sama Tsunade.
Setelah melewati jam pembelajaran yang cukup melelahkan kini tiba waktunya untuk mereka pulang.
Adek dan kakak ini pulang bersama mereka berdua mirip Upin Ipin dah.
Setibanya di rumah mereka telah disambut dengan pemandangan yang wow, ya kalian tau lah, sejak tadi pagi si tante janda, eh tante Mira masih di rumah mereka, Bintang memasang muka kusutnya."Ehhh kalian udah pulang," ramah tante Mira.
"Iya tan," balas Angga sopan. Sedangkan Bintang hanya terdiam dengan ekspresi badmood-nya yang semakin menjadi-jadi. Mereka tanpa duduk langsung masuk ke kamar sempat Bintang membisikkan kakaknya.
"Lah itu Tante genit kok masih di rumah kita?"
"Ga tau," balas Angga sambil menaikkan kedua bahunya.
"Mungkin urusannya belum selesai kali." Sambut Angga lagi.
"Halah bodo amat," singkat Bintang, dan langsung merebahkan tubuhnya hingga terlelap.
###
"Kadang manusia itu egois, pemikirannya sering buruk terhadap orang lain, namun dibalik semua ada terpendam rasa peduli yang sangat besar terhadap orang lain"Holla
Kembali lagi bersama author yang ganteng nan ngangenin, kali ini gak usah banyak basa-basi to the point aja, happy reading dan jangan lupa vote komen dan sharee ke temen-temen kalian😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home [End] (Telah Terbit)
Teen Fiction[Dalam Tahap Revisi] "Kuharap kalian mengerti apa yang aku rasakan saat ini, aku hanya ingin dimengerti bukan hanya sekedar mengapa dan kenapa jika akhirnya kalian semua tak peduli" -Bintang Anggara. "Aku bukannya tidak peduli, aku bukannya tak meng...