Mungkin bagi orang-orang yang lihat, Han dan Seoyeon ini udah kayak kucing dan tikus. Nggak pernah nggak berantem.Dimana pun ada mereka, pasti ruangan yang tadinya adem ayem bisa jadi berisik banget padahal yang berisik cuma dua anak itu.
Seperti sekarang ini, lagi latihan PMR, kebetulan pembina bakalan kasih amanat dulu seperti biasa. Kebetulan pembinanya belum dateng, jadi anggota PMR masih bebas ngelakuin apa aja.
Seoyeon duduk di samping adik kelas yang sangat dekat dengannya, asyik ngobrol adem ayem. Tiba-tiba lengannya dijepret pake karet gelang, udah taulah siapa pelakunya?
Seoyeon tadinya bertingkah bodo amat karena lagi males juga ngeladenin Han, lagian cewek itu lagi asyik ngegosip sama adek kelasnya.
"Kalo cowok tuh biasanya suka sama hal-hal yang- ADUH!"
Seoyeon gak bisa.
Gak bisa dia bertingkah bodo amat padahal ini sakit.
"Kak, udah lah gak usah diladenin capekin diri sendiri doang nanti," kata Jiheon.
"Nggak bisa, Ji. Ini anak kalo gak dikerasin gak bakalan diem," sahut Seoyeon sembari ngiket rambutnya asal.
"Justru itu, kalo dikerasin dia baka-"
"WOI, HAN JISUNG SIALAN!"
Jiheon belum selesai bicara, tapi Seoyeon langsung teriak dan lari ngejar Han yang lagi berdiri di luar kelas.
Jiheon yang ngeliat cuma bisa menghela nafasnya, ini sih tom and jerry versi nyata.
Begitu Seoyeon teriak, anggota PMR yang lainnya langsung noleh ke Seoyeon apalagi denger apa yang cewek itu teriakin.
Han yang lagi ngobrol sama anggota PMR yang lain ikut noleh dan langsung lari menghindar, tau kalau Seoyeon pasti bakalan ngejar.
Udah nggak heran lagi ngeliat Han dan Seoyeon kayak gini, malah udah kayak pertunjukkan sehari-hari.
"HAN JISUNG BERHENTI LO!"
Seoyeon masih ngejar Han yang lari gak tau arah, semua tempat diputerin mulu padahal cuma buat ledekin Seoyeon.
Udah capek ngejar Han, Seoyeon berhenti dan duduk dikursi depan mading.
Seoyeon nyerah.
Kemudian Han malah jalan ngehampirin Seoyeon yang lagi duduk.
"Cape-"
"Heh, lo ngapain disini?" tanya Seoyeon galak.
Han bergidik, "Anaknya sapa sih lu galak bener,"
"Diem deh, gue lagi capek."
"Salah siapa ngejar gua,"
"YA KARENA LO KURANG AJAR," pekik Seoyeon.
"Lo tuh udah galak demen teriak pula, pantes nggak ada yang mau sama lo." Han mengejek.
Seoyeon gak nyaut.
"Ini pembinanya mana, sih, anjir, lama bener," gerutu Han.
"Ngoceh lo ngoceh," Seoyeon mencibir.
"Gua tuh laper ya tadi istirahat gak jajan,"
Seoyeon berdecih, "Gak nanya ya gue tuh."
Seoyeon ngerogoh hapenya di saku kemejanya, balesin chat yang masuk ke line nya sore ini.
Han dengan tiba-tibanya nyolek pinggang Seoyeon, "Yeon, bolos yuk."
Seoyeon yang lagi main hapenya menoleh sambil melotot, "Bolos apaan anjir bentar lagi pembinanya dateng!"
"Gua laper banget asli dah ayo ke mekdi,"
"Mekdi pala lo. Mau nama lo gak tertera dibuku?" tanya Seoyeon.
Han berdecak, "Sekali doang, elah. Lo juga tadi malem bilang males latihan, 'kan?"
"Berubah pikiran."
"Please, Yeon. Gua traktir big mac,"
Seoyeon berdecih, "Gue gak suka big mac, gue sukanya richeese."
"Nah, iya itu. Gua beliin semau lo dah asal mau bolos aja,"
Seoyeon mulai tegiur, ya mana bisa dia menolak jika tawarannya sebuah ayam richeese?
Seoyeon beranjak dari duduknya dengan senyum terukir.
"Ayo, ke richeese."
Benar kata Minho, Seoyeon tuh bakalan jadi murahan kalau sudah ditawari richesee.