8

504 125 24
                                    




Menghilangnya Seoyeon dan Han dari jadwal latihan PMR membuat anggota yang lainnya bingung, padahal waktu nunggu pembina dateng mereka berdua masih berantem tau-tau wujudnya gak keliatan lagi.

Group PMR pun hampir penuh karena bertanya-tanya kemana perginya Han dan Seoyeon setelah berantem tadi.

Han: iya izin dulu td seoyeon sakit perut trs gua bawa ke klinik sekalian

Jiheon: padahal tadi masih sehat aja deh kok tau tau sakit perut sih pake dibawa ke klinik segala? uks kan ada?

Jeongin: itu namanya gerakan bawah tanah @Jiheon


Seoyeon sakit perut di bawa ke klinik? Iya, klinik richeese maksudnya.







Seoyeon dan Han balik dari richesee factory jam 7 malem, mana masih pake baju latihan PMR. Gak tau malu.

Seoyeon masuk ke dalem rumahnya, langsung mandi dan ganti baju menjadi piyama tidurnya.

Cewek itu turun ke lantai bawah, lihat di ruang tengah rame (anggota rumah) pada kumpul, Seoyeon ikut gabung.

"Jam segini baru pulang kemane aje sih lu, main mulu nih pasti," kata Minho begitu Seoyeon duduk di sampingnya.

"Apa sih orang latihan PMR kok,"

"Latihan PMR nya di richeese, ya,"

Seoyeon melotot, "Sok tau."

"Iya, dah, yang nggak mau ngaku. Mana perginya berdua lagi sama tetangga sebelah," Minho meledek.

"Apaan sih lo," sahut Seoyeon galak

"Nih, ma, galak bener anaknya. Gimana mau jadi dokter kalo galak begini, pasiennya kabur kali," Minho mengadu pada mamanya.

"Shut up, Lee Minho."

Minho ketawa.

"Ribut mulu, pusing papa dengernya," kata papa Lee.

Mama Lee ketawa, "Kamu bentar lagi udah mau ujian, ya? Kurangin mainnya, banyakin belajar. Jangan suka bolos buat inten."

Minho menyolek pinggang adiknya itu, "Tuh, dengerin!"

Seoyeon hanya bisa menatap abangnya itu dengan tatapan tajam yang bisa menyayat hati Minho.

"Aku gak pernah bolos, kok." Seoyeon menyahuti ucapan mamanya.

"Tadi apa namanya kalo gak bolos? Pake beli richeese segala," celetuk Minho.

Seoyeon berdecak dengan kesal, "Bisa diem nggak, sih? Udah sana mending lo kerjain tuh laporan lo,"

"Sok tau gua punya laporan,"

"Heh, gua doain lo gak wisuda, ya!" Seoyeon mengancam.

Minho melotot, lalu memukul lengan adiknya. "Sembarangan! Gua doain lo gak jadi dokter!"

"Apa sih kok malah ikutan ngancem!?"

"Lu duluan keles," sahut Minho.

"Udah, udah! Mama mau ngomong nih sama Seoyeon," kata mama Lee.

"Tau nih, nyamber aja kalo aku ngomong," Seoyeon melirik Minho dengan tatapan tajam.

"Heh, siapa yang nyamber? Lu-"

"Udah! Malah disahutin juga sama yang lebih tua," Mama Lee geram.

Seoyeon mendengus, lalu menatap mamanya yang wajahnya kini berubah menjadi serius.

"Mau ngomong apa, ma?"

"Kamu mau jadi dokter, 'kan?" tanya mama Lee.

Seoyeon mengangguk, "Iya. Emang kenapa?"

"Mama mau kamu lanjut sekolah di sekolah yang bagus,"

"Kemana? Universitas di ibukota itu?" tanya Seoyeon.

Mama Lee menggelengkan kepalanya, "Bukan."

"Lah, terus?"

Mama Lee menghela nafasnya dengan berat, seolah berat cara mengatakan ini pada anaknya.

"Mama mau kamu lanjut sekolah di Luar Negeri,"

"Hah!?"

Minho berdecak, "Sok kaget. Masih untung di Luar Negeri, coba kalo di Luar Angkasa!?"

"Ma, yang bener aja?" tanya Seoyeon kaget, menghiraukan ucapan Minho.

"Iya, mama mau kamu sekolah disana."

"Ma, jangan bercanda. Aku nggak mau," Seoyeon bersikukuh menolak.

"Tapi mama mau."

Seoyeon menghela nafasnya dengan kasar, lalu beranjak dari sofa ruang tengah menuju kamarnya.

Sampai di kamarnya cewek itu langsung membuka pintu balkon kamarnya dan duduk disana.

Han ada di sana, di balkon kamarnya sendiri yang berada tepat di samping balkon milik Seoyeon.

Han menatap Seoyeon yang diam sembari memandangi langit yang kini dihiasi oleh bintang yang tidak banyak.

Han loncat dari balkonnya menuju balkon milik Seoyeon. Cowok itu berdiri di pinggir tralis sembari menatap Seoyeon.

"Any problem?" tanya Han.

Seoyeon mendongak, tatapan matanya sayu tapi masih terkesan galak.

"Ngapain lo disini!?" tanyanya galak.

Han berdecak, "Yaelah, emang kenapa sih? Gak boleh, ya, gua main ke balkon tetangga?"

"Nggak."

"Pelit banget, pantesan gak ada cowok yang mau main kecuali gua,"

Seoyeon melotot, "PEDE BANGET."

Han ketawa.

"What's happen? Maybe i can help you."

"Idih, tumben inggris lo lancar?" tanya Seoyeon.

Han menyinggungkan senyumnya, "Lo gak tau? Gua 'kan kembarannya Charlie Puth."

Seoyeon melengos, seakan menyesal bertanya.

"Seriusan, lu kenape?" tanya Han.

"Lo napa sih tanya-tanya? Demen sama gue?"

Han mengangguk, "Iya."

Seoyeon melotot, lalu mencubit paha Han yang terbungkus celana pendek. "ISH!"

"Jawab dolooo, lu kenape sih,"

"Gue mau jadi dokter," kata Seoyeon.

"Iye, gua udah tau. 'Kan lu sendiri yang bilang waktu SMP,"

Seoyeon ngangguk, "Lulus SMA gue mau lanjut kuliah dokter,"

"Iye, dah tau. Terus masalahnye ape,"

"Gue lanjut sekolah di Luar Negeri,"

Han mengerutkan keningnya, "Terus?"

"ISH!" pekik Seoyeon kesal. "Nyesel gue cerita sama lo."

"Masalahnya apa, njir? Lo gitu doang kaget, elah. Masih untung kuliah di Luar Negeri, coba kalo Luar Angkasa?"

Seoyeon menghela nafasnya, kayaknya Han ini yang lebih cocok jadi adiknya Minho bukan dia.

"Tau lah, gue mau tidur."

Seoyeon masuk ke kamarnya, tak lupa pintu balkon ia tutup meninggalkan Han yang masih berdiri di sana.

Han berdecak, kemudian loncat ke balkonnya dan masuk ke kamarnya.

"Melow banget anjir, kenapa gua sedih?"

missing in action ─han, seoyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang