Visit

50 7 0
                                    

  
   Aku dan Min Jung memutuskan untuk pergi ke rumah Hyuna. Aku tau, sebenarnya Min Jung tidak ingin ke rumah Hyuna, mungkin karena aku memutuskan untuk pergi sendiri yang kuyakini ia juga tak akan membiarkanku begitu saja, yang pada akhirnya dia mau menemaniku juga.

———

"Mengapa kau jadi bodoh dan malas seperti ini sih?! Bisa - bisanya kau mengurung dirimu di kamar berhari hari! Aku tidak mau ya bila di rumahku ada parasit sepertimu. Kuminta hanya menjadi anak dengan ranking 1 apa susahnya hah?! Dasar kau anak tidak tau diri! "

"Hiks.. Sudah bu aku lelah.. Cukupp.. Mengapa kau begitu kejam padaku? Hiks.. "

"Ya! Tangisanmu itu tidak ada gunanya, bodoh! Masalahmu itu tidak ada apa apanya dibanding aku! Dasar anak tidak berguna! Lebih baik kau mati daripada harus menyusahkanku! "

BHUG!!

"Sakit bu.. Hiks.. "

BHUG!!

"Biar kau tau rasa. Merasakan sakitnya menanggung semuanya, lelahnya hidup denganmu! "

———

"Kau dengar itu Soo Jin? "

"Semuanya. "

"Apa kau tidak takut? Aku takut. Lebih baik kita pulang saja dari sini. Bagaimana bila nantinya kita dipergoki? "

"Kalau kau mau pulang, yasudah, kau saja. Aku akan tetap disini. "

"Untuk apa sih? "

"Menjenguknya, tentu saja. "

"Keras kepala sekali kau ini. "

"....."

"Jadi pulang tidak? "

"Bagaimana dengan kau? "

"Tidak apa. Sungguh. Pulanglah. "

"baiklah. Soo Jin-ah, annyeong. "

"Annyeong. "

   Tidak lama setelah Min Jung pulang, pintu rumahnya telah terbuka sebelum aku mengetuknya. Ternyata ibunya, ia keluar seakan akan tidak melihatku, apalagi menyapaku. Sampai akhirnya hilang ntah pergi kemana dan membiarkan pintu rumahnya terbuka begitu saja. Apa artinya aku diperbolehkan masuk? Mungkin.

"Permisi.. Selamat sore."

"Permisi.. Selamat sore! "

"Permisi! "

   Tidak ada yang menanggapiku. Tapi kuyakin, ada Hyuna didalam. Tapi, ayahnya? Kakaknya? Kemana mereka? Apa suaraku kurang kencang? Tidak mungkin. Akhirnya akupun masuk. Masuk begitu saja. Kupikir ibunya tadi sudah mempersilahkanku untuk masuk.

   Saatku masuk, begitu banyak barang barang yang berserakan di lantai. Berantakan. Meja kursipun tidak ada pada tempat seharusnya. Seperti habis dilempar. Bukannya sok tau, tapi salah satu kursi sudah tidak memiliki kaki yang utuh alias patah terbentur tembok. Rumah sudah tidak beraturan. Tidak terawat. Mungkin sebelumnya iya, sampai masalah tadi datang yang menyebabkan semua ini. Tidak mau berlama lama disini yang hanya melihat sekeliling yang membuatku pusing akan barang berantakan dan kuputuskan untuk mencari keberadaan Hyuna. Karena memang itu tujuanku.

   Rumahnya tidak terlalu besar, tapi bila mencarinya seorang diri akan terasa sulit dibanding berdua dengan Min Jung. Disaat seperti ini, jujur aku sangat membutuhkan Min Jung. Dan sebenarnya akupun juga penakut sepertinya. Maafkan aku Park Min Jung. Maaf karena telah membohongimu. Tapi itu semua kulakukan karena tidak ingin merepotkanmu.

   Tidak ada Hyuna di lantai satu. Kuputuskan untuk mencari keberadaannya di lantai dua. Samar samar ku mendengar suara tangisan. Kuyakin itu Hyuna. Makin kencang suaranya. Makin kudekati suara itu. Ternyata berasal dari kamar paling pojok samping pintu balkon.

"Hyuna.. "

"Hyuna-ssi kau kah itu? "
Seketika suara tangisan itu hilang.

"Hyuna.. "
Kupelankan suaraku sambil kudekati kamarnya.

"Hyuna.. "
Perlahan kubuka pintu kamarnya. Dan ketika aku masuk, aku melihatnya..

"YA TUHAN!! HYUNAA!! "

———

“Beautiful fake smile. All it takes is a beautiful fake smile to hide an injured soul and they will never notice how broken you really are.”
-Robin Williams

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANXIETYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang