2. Penasaran

115 10 0
                                    

Hari ini adalah hari kamis, hari dimana kelas XII IPA 1 mengikuti pelajaran olahraga. Dan pelajaran olahraga adalah hal yang paling dibenci Fara.

Walaupun ia pintar dalam materi namun dia down dalam praktek.

"Selamat pagi anak-anak" sapa pak Wisnu.

"Pagi pak" jawab semuanya serempak.

"Sebelum saya ambil nilai dari basket, kita pemanasan dulu" kata pak Wisnu tegas.

Saat semua nya sedang pemanasan yang dipimpin oleh pak Wisnu. Fara melihat ada tiga cowok sedang hormat bendera dilapangan upacara.

"Pasti dihukum tuh" gumam Fara seperti bisikan sehingga tidak ada yang dengar.

Ketika salah satu cowok itu bertatap mata dengan Fara, Fara segera membuang pandangan nya ke pak Wisnu lagi.

Disisi lain.

Kelas XII IPS 1 sangat ramai seperti pasar, kelas itu dipenuhi dengan tawa yang menggelegar, karna kelas mereka sedang jamkos.

Maka dari itu tiga cowok yang biang rusuh nya itu, membuat satu kelas heboh.

"GANTI MUSIK AYO GOYANG DUMANG!!" Teriak Panji yang berdiri diatas meja nya.

Handphone milik Dika berganti menjadi goyang dumang. Tiga cowok yang otak nya rada geser itu mulai bergoyang lagi.

"AYO GOYANG DUMANG BIAR HATI SENANG PIKIRAN PUN TENANG GALAU JADI HILANG!" Ardha bernyanyi sambil berteriak sehingga terbuat suara cempreng. Sebenarnya suara nya bagus. Ia berdiri dimeja paling depan.

"GOYANG TERUS, TANGAN DIATAS SEMUA!" Teriak Nico tidak kalah kencang yang berdiri dimeja guru.

Tiga cowok itu terus joget dengan heboh, padahal menit berikut nya musik sudah berhenti, anak-anak yang lain sudah pada duduk ditempat masing-masing.

Namun ketiga cowok tadi masih saja bergoyang diatas meja, mereka tidak sadar bahwa dari tadi diperhatikan oleh pak Guntur, guru paling killer di Jayakara.

"ARDHA PANJI NICO" Teriak pak Guntur kencang, nafas nya naik turun tidak karuan menahan emosi.

Seketika tiga cowok itu berhenti pada posisi aneh dan menengok kesumber suara, detik berikut nya mereka bergegas turun dari atas meja, menghadap pak Guntur dan menyapa sok akrab.

"Selamat pagi cikgu" sapa Panji sambil menirukan gaya upin-ipin, dengan kaki dan tangan digerakan.

"Ini sudah siang Panji" geram pak Guntur menahan emosi.

"Hallo pak Guntur, murid mu yang paling lucu, imut, tidak sombong dan sering menabung ini, ingin memberi tahu bapak. Jangan marah-marah terus pak nanti makin tuwir loh" sapa Nico tak berdosa.

Muka pak Guntur memerah menahan emosi agar tidak meledak.

"Kalo saya gak ribet pak, saya cuma mau bilang hari ini pak Guntur ganteng banget" sapa Ardha santai.

Sedangkan teman sekelas nya menahan tawa atas tiga cowok somplak itu.

"KALIAN BERTIGA KELAPANGAN UPACARA SEKARANG, HORMAT BENDERA SAMPAI JAM ISTIRAHAT!!" Akhirnya emosi pak Guntur yang sedari tadi ditahan meledak juga.

"SIAP LAKSANAKAN PAK" Ardha, Panji dan Nico ganti berteriak bersamaan lalu mereka berlari menuju lapangan upacara. Sedangkan pak Guntur hanya mengelus dada nya.

Setelah berada dilapangan upacara mereka langsung hormat bendera. Sekilas Ardha melihat anak IPA 1 yang sedang pemanasan.

Tatapan Ardha dan Fara sempat bertemu namun segera Fara membuang pandangan nya.

'Si cewek kutub kalo dikuncir gitu cantik' batin Ardha.

"Gara-gara lo nih Dha" tuduh Nico.

"Kok gw sih" bela Ardha.

"Lo kan yang ngajak goyang" lanjut Nico.

"Lagian ngapain lo juga mau" balas Ardha.

Hening

"Guys gw mau cerita nih" kata Panji memecahkan keheningan yang terjadi sebentar tadi.

"Lo pada tau Satria sepupu gw yang sekolah di SMA Bayasakti kan?" Lanjut nya. Ardha dan Nico hanya bergumam.

"Dia kemaren cerita ke gw, kata nya temen sekelas nya mau pindah kesini, kalo gak salah namanya Elsa iya Elsa Anindya. Alesan nya pindah gara-gara dia hampir dilecehkan sama anak sono, terus dia takut gitu makanya pindah" Jelas Panji yang masih dalam keadaan hormat.

"Dia cantik gak?" Tanya Nico.

"Ya jelas cantik lah, kan hampir dilecehkan, katanya dia primadona juga disana" jawab Panji.

"Pindah nya kapan?" Tanya Ardha.

"Kata nya besok senin"

Tak lama bel istirahat berbunyi, surga bagi para siswa siswi Jayakara, terutama ketiga cowok yang sudah terbebas dari hukuman.

"Huhhh pegel tangan gw woy" kata Nico sambil memutar mutar tangan nya.

"Langsung kantin yok, haus bener gw" timpal Ardha.

Mereka langsung melesat kekantin, saat sampai dikantin Ardha langsung secepat nya menuju lemari es untuk mengambil minuman dingin, sedangkan Nico dan Panji sudah ngantri ditempat nasi goreng.

Saat Ardha ingin meraih knop kulkas nya, tiba-tiba tangan putih menyambar terlebih dahulu membuat Ardha sedikit terkejut.

"Main nyamber aja lo" kata Ardha lalu mengambil minuman dingin yang hendak ia ambil tadi.

Gadis yang masih memakai baju olahraga dan keringat bercucuran itu langsung meminum nya hingga tuntas dan melempar botol nya ketong sampah disampingnya.

Ardha melongo melihat itu.

"Lo kan udah dingin, ngapain minum-minuman dingin" kata Ardha ngasal.

Gadis itu tak mempedulikan ucapan Ardha, ia langsung keluar kantin dan itu membuat Ardha semakin melongo melihat tingkah nya yang sangat tidak tersentuh.

'Far, apa sih yang ngebuat lo batu kaya gitu' batin Ardha lalu ikut gabung bersama Nico dan Panji yang sudah melahap nasi goreng nya.

Fara. Gadis yang masih memakai baju olahraga dan tak menganggap Ardha bicara.

----------

Pendek ya? Maap ya buntu pikiran nih, lgi pusing mikirin tugas, mau tau tugas aku seberapa, segunung spring day BTS, hehe gk sebanyak itu kok.
Hadehh malah curhat.
Ya udh jangan lupa votmen guys
Lopyu ;*

Cool Girl & Bad Boy [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang