Jakarta, 14.00 WIB
"AAAAAAAAAAAAAAAAAA HAHAHA Gilaaa gue Happy banget"
teriak Ara dengan tawanya yang begitu bahagia, rasanya beban di pundaknya menghilang seketika.
"HAHAHA gue juga tau !" di sambung oleh kedua sahabatnya
"MARI KITA LUPAKAN APA YANG ADA DI PIKIRAN KITAAAAAA" Teriakan Kania begitu kencang dan sepertinya sangat happy. setelah puas berteriak mereka membuka makanan yang di beli di jalan tadi, mereka itu ada di bukit dengan hamparan yang hijau ples ada binatang ternak yang lagi cari makan dan pastinya ada pemiliknya.
"coba ya kalo rumah kita di sini pasti bawaannya adem banget" ucap Naila tiba - tiba. "hati juga jadi tentram, ngga banyak polusi" Ara dengan Kania asik makan, sambil mendengarkan Naila bercerita tentang kayalannya.
"iya ngga sihhh ! kalian ini asik makan aja...dengerin gue ngomong ngga sihhh !" sebalnya merasa tidak di respon sedangkan yang asik makan cuman ngangguk - nganggguk. karena tak mau panjang Naila pun ikut memakan snack yang tadi di beli sudah sekitar dua jam mereka berada di sana matahari sudah mulai turun pada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. di perjalanan pulang mereka banyak bercerita mulai dari yang lucu,sedih dan kejadian seram.
"wah akhirnya kalian udah sampai"
Dinda bunda dari Adara menyapa mereka sudah dari siang tadi diana menyiapkan makanan untuk makan malam, sambil menunggu Ara dan teman - temannya.
"iyah ni Tan seru banget tadi loh" mereka saling menjelaskan pengalaman mereka tadi, sedangkan Ara sudah pergi ke kamar untuk membersihkan diri. usai bercerita mereka berpamitan tadinya di ajak buat makan malam sekalian tapi ngga mau.
"Bunn ! Kania sama Naila kemana ?" Setelah berganti pakaian Adara trun dari kamar namun tak menemukan mereka berdua.
"udah pulang"
"tumben langsung pulang biasanya main dulu" Ara heran, pasalnya mereka berdu itu cuman di tawarin air putih aja ngga mau pulang malah kalau ngga di tawarin minta di tawarin. di luar rumah terdengar suara mobil berhenti dan ada yang sedang berbincang - bincang.
"ayah udah sampai ! gimana mitingnya ?"
Diana menghampiri suaminya yang telah pulang dari kantor tapi sepertinya tidak sendiri ia membawa tamu.
"sukses dong...itu semua kan berkat dukungan dari kamu" jelas Fadlan merangkul pundak istrinya."Ara kamu masih ingat ngga ini siapa" tanya fadlan pasalnya anak perempuannya ini memang cuek denga orang - orang baru.
"engga yah...Ara ngga ingat"
"maaf ya Ara ini kalau belum kenal sama orang kadang suka ketus" Ara cemberut mendengar penuturan dari ayahnya karena sudah membuka kartu as miliknya.
"ini tuh om bima Ra..."
"bima itu merk yang buat adonan bangunan ya kan Yah" fadlan berkacak pinggang sambil melototkan matanya, yang di pelototin malah cengengesan.
"ngga papa ! anak kamu selera humornya ternyata tinngi ya" Bima mencoba biasa saja karena dia tau Ara ini menuruni sifat Ayahnya yang selalu bikin lawakan. saat mengobrol datanglah sena dan nathan.
"ini sena sama nathan kan...udah besar - besar yaa anak - anak lo" ucap bima bangga melihat anak dari teman lamanya ini.
"ya iyalah lo kan ketemu mereka udah 20 tahun yang lalu"
"hahaha betul juga" bima menggelengkan kepala merasa kagum dengan anak - anak fadlan. sudah banyak cerita yang di lontarkan meraka tak terasa sekang sudah jam sembilan malam bima pun berpamitan untuk segera pulang.
"hati -hati ya"
sesudah mobil itu pergi fadlan merangkul pundak putrinya dan berkata. "siap - siap buat jadi cewe feminim ya..."
Adara yang mendengarnya berhenti sejenak dan perpikir apa maksud dari perkataan ayahnya itu. "Ayahhh maksudnya apa coba !" ia mencoba mengejar ayahnya yang sudah masuk ke dalam rumah.
"kenapa sih Ra...! teriak - teriak" Dinda mencegat putrinya yang berteriak - teriak.
"itu ayah ngga jelas"
"loh kok ayah sih nak...kan kamu tadi"
"yang mulai kan ayah...tau ahh" tanpa pusimg panjang ia langsung pergi ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya. sedang di bawah Dinda memandangi suaminya seakan bertanya tentang apa yang terjadi kepada putrinya itu.
"bun ! besok nathan mau pergi ada tugas sekolah" panggilan dari anak bungsunya membuat dinda menghenikan langkahnya.
"kerumah siapa ? sama siapa ?"
"bunda ini kalau kasih pertanyaan satu - satu sihhh"
"iya iya bunda percaya...yang penting hati - hati oke"
"okehh bun, aku tidur dulu ya" nathan berlari menuju kamar setelah mencium bundanya, dinda ini kadang suka bingung sama tingkah anak - anaknya kadang romantik, kadang sehari bisa cuman ngelawak aja,malah bisa juga sehari pada ngambek - ngambekan. tapi dinda selalu behagia melihat kedekatan dan kerukunan anak - anaknya.
🍃🍃🍃
Thanks you...
.
.
.
See you next time
🙏😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Adara Quensha
Novela JuvenilAdara Quensha siapa sih yang ngga ta dia, banyak uang bilang kalau dia galak/ tapi ada satu cowo yang membuatnya tunduk siapakah dia ? Bagaiman yah kelanjutan ceritanya ? Ayo mampir ! Follow ? Jangan lupa vote, coment and share ?