1.8K 287 16
                                    

Senyum Jimin luntur seketika saat mendengar ucapan calon mertuanya. Satu kata yang membuat hatinya sakit dan lidahnya kelu.

Ayah.

Bagaimana kabarnya saat ini? Bahkan Jimin sudah lama tidak bertukar kabar dengan Ibunya sekali pun. Sungguh anak tidak baik dirinya ini.

"Eomma, keluarga Jimin sedikit.. bermasalah," jujur Yoongi. Tidak ada gunanya menutupi latar belakang Jimin. Kelak Ibunya pun akan tahu.

"Ah, maaf soal itu. Eomma mengerti tapi.."

"'Tapi'?" Yoongi mengernyit heran.

"..mungkin Appa-mu tidak, Yoongi-ya,"

Yoongi terdiam.

Ya, Ibunya benar.

Bagaimana reaksi Ayahnya?

**

Setelah selesai makan, Yoongi meminta waktu untuk keluar rumah. Mencari angin segar sebelum menelepon ayahnya. Sosok yang dulu ia banggakan. Sosok yang kini perlahan menghilang karena lebih memerdulikan uang daripada keluarga.

Sosok yang telah memisahkan dirinya dengan Sang Ibu.

Mencoba menahan amarah yang siap keluar, Yoongi membuang napas pelan dan teratur sebelum menekan sejumlah nomor yang terhubung ke ponsel ayahnya.

Sudah berapa lama ia tidak bertukar kabar dengan Sang Ayah? Yang jelas sudah sangat lama bahkan Yoongi sudah lupa bagaimana suara Sang Ayah.

Begitu nada dering keenam, panggilan diangkat di seberang sana.

"Yeoboseyo? Yoongi-ya?"

Bukan suara pria yang ia nantikan, melainkan suara wanita yang selama ini sudah menggantikan posisi ibu kandungnya.

Ibu tirinyalah yang mengangkat.

"Eomma?" Ucap Yoongi. Walau ia adalah ibu tiri, tetapi Yoongi selalu hormat dan mematuhi ibu tirinya tersebut. Ibu tirinya amatlah baikㅡentah hanya karena memang sifatnya atau entah untuk menjilat, Yoongi tak peduli. Yoongi selalu memunyai sisi lemah terhadap ibu tirinya.

Mungkin karena selama ini ia selalu mengasuh dan menemani Yoongi saat kecil hingga remaja.

"Yoongi-ya, ayo pulang. Eomma rindu,"

"Eomma, Appa mana?" Mencoba mengabaikan Sang Ibu Tiri agar dirinya tidak terbawa suasana.

"Appa sedang berbicara dengan kolega bisnis dan ponselnya ditinggal di kamar. Yoongi-ya kapan kembali ke rumah?"

"Kalau Appa sudah selesai dengan urusannya tolong kabari aku,"

Yoongi langsung menutup telepon sebelum suara ibu tiri membuatnya rindu. Saat sudah selesai dengan urusannya, Yoongi melihat Jimin tengah memerhatikannya dari balik dinding.

"Apa yang kaulakukan di situ? Sini," ucap Yoongi sembari membuka satu lengannya agar kekasihnya datang kepelukannya.

Jimin berjalan dalam diam. Pikirannya terus bergemuruh karena memikirkan banyak hal. Tentang ayahnya, ibunya, dan kini ia memikirkan ibu tiri serta ayah Yoongi.

Mendengar perkataan Nyonya Minㅡwalau hanya sedikit, nampaknya Tuan Min adalah orang yang keras. Jimin takut jika ia dan Yoongi tidak direstui.

"Jangan terlalu dipikirkan nanti baby sakit,"

Perkataan Yoongi membuat senyum Jimin muncul. Sedikit pemikiran itu menghilang karena ucapan Yoongi.

"Oppa, ayo tidur," ajak Jimin. Mungkin tidur dapat membantu ia melenyapkan segala pikiran buruk.

Now, You Can See MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang