🌱12. Captain

1.5K 230 22
                                    

"Oy, kapten!"

"Wih ngeri ngeri!"

"Buset gaya bener!"

Aku mengernyitkan dahiku begitu mendengar sorakan itu. Masalahnya, teman - teman sekelasku langsung meneriakkan hal tersebut ke arahku begitu aku memasuki kelas pagi.

Tapi sebentar, kapten?

"Jen, kapten basket taun ini kamu?"

Jeno menoleh dan mengangguk sambil tersenyum malu - malu.

"Ih kok ngga bilang?" ucapku sambil memukul - mukul punggungnya pelan saat kami jalan ke bangku.

Setauku sebulan terakhir ini Jeno memang hanya latihan basket biasa, tapi Jeno tidak bilang kalau ternyata anak - anak eskul basket sudah menentukan kapten basket yang baru. Dan ternyata kaptennya adalah dia sendiri.

"Heh heh dilarang pacaran di depan kelas!" teriak Hyunjin.

Aku melirik Hyunjin sambil mengepalkan tanganku padanya dari jauh. Enak saja ngomong sembarangan.

"Aduh gue pindah temen sebangku deh, minder gue duduk sama kapten basket." ucap Injun saat kami tiba di bangku kami.

"Apaan sih lo." balas Jeno.

Jeno memang bukan tipe orang yang suka dipuji. Setiap kali dipuji pasti dia akan berusaha mengalihkan topik atau menepisnya seperti barusan.

Tapi herannya, jika denganku tingkat kepercayaan dirinya bisa melebihi tinggi gedung Burj Khalifa. Apalagi kalau dia sudah bersikap sok ganteng.

"Yaudah Seoyeon aja pindah duduk sama Jeno. Biar makin lengket." ucap Hyunjin lagi.

"Jangan tau, Injun aja yang duduk sama Seoyeon." celetuk Heejin.

Astaga, kenapa Heejin malah jadi ikut - ikutan? Dasar duo Jin ini memang.

"Lah lo suka ama Soeyeon, Jun?" tanya Hyunjin.

"H-hah engga. Siapa yang bilang gitu?"

"Heleh ngga usah salting."

"Engga sumpah. Udah diem lo ah pagi - pagi udah ribut."

Injun menoleh padaku dengan ekspresi wajah yang merasa bersalah. Sumpah, aku biasa saja. Walaupun aku memang merasa sedikit kesal, tapi itu kan bukan karena dia. Yang ada harusnya aku kesal pada Hyunjin.

Aku tersenyum singkat pada Injun lalu aku memainkan handphone-ku sambil menunggu jam masuk sekolah.

Ah, pantas saja dari tadi aku tidak mendengar suaranya. Laki - laki yang duduk di depan bangkuku ini sedang menenggelamkan wajahnya di dalam lipatan jaketnyaㅡentah sedang tidur atau tidak.

Dalam hati aku merasa cemas, aku harap Jeno tidak badmood lagi gara - gara aku diledeki dengan Injun.

Aku harap dia melakukan itu karena semalaman begadang untuk main game.

🥝🥝🥝

Pertama kalinya aku melihat Jeno bermain basket dengan status "kapten basket"-nya. Sebenarnya tidak banyak yang berubah, tapi ku akui auranya memang sedikit berbeda daripada sebelumnya.

Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku selama dia melakukan latihan dasar untuk pemanasan. Postur tubuhnya yang tegap dan struktur wajahnya yang tajam membuatku sadar dia bukanlah bocah culun yang dulu sering muncul di TV sebagai bintang iklan lagi.

Ditambah, ekspresi wajahnya yang serius dan gerakan kepalanya saat dia melempar poninya yang sudah terlalu panjang membuat perasaan ini datang lagi.

facade • lee jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang