4. Sang Jubah hitam

585 63 2
                                    

Selamat membaca!
*****

Setelah lari kesetanan, kini Osric telah tiba di taman belakang. Di mana Odelia terbaring di atas rumput hijau tepat di bawah pohon besar yang rindang.

Wajah gadis itu pucat, tangannya bergetar. Butir butir peluh membanjiri paras ayu sang gadis. Pipi chubby itu juga memerah.

Osric meraih kepala Odelia, ditaruhnya kepala Odelia ke pangkuannya dengan perlahan. Kedua tangannya ia letakkan di samping kanan kiri kepala Odelia. Netra gelap tajam itu menutup rapat.

Mencoba mengarungi pikiran Odelia. Berusaha menarik sukma gadis itu dengan mempengaruhi alam bawah sadarnya melalui pikiran sang gadis. Lalu masuk ke lokasi Odelia berada. Alias masuk ke dunia astral.

Kini, sukma Osric berada selangkah di belakang Odelia yang berdiri menghadap sosok jubah hitam yang tengah berjalan ke arah Odelia sembari menarik rantai. Gesekan rantainya dengan permukaan lantai berhasil menciptakan suara yang cukup memekakan telinga.

Sosok jubah hitam itu berhenti mendekat tatkala menyadari kehadiran Osric. Osric maju selangkah, tangannya menggenggam erat tangan Odelia. Menariknya mundur, lalu ia maju dihadapannya.

Odelia tercengang, merasa terkejut dengan kehadirannya. Ia kemudian menoleh seraya menatap heran Osric di sampingnya. "Osric, kenapa lo bisa ada disini? Gak seharusnya lo disini, Ric."

Osric menoleh dengan wajah datar, tatapannya menghunus iris madu Odelia tajam. Garis wajahnya mengeras. "Diam, Delia. Lo pikir dengan lo di sini gak berbahaya buat diri lo? gue yakin, lo belum pernah ada disini." Katanya lalu menghentakkan kepalanya ke depan, berganti menghunus si sosok jubah hitam dengan netra kelamnya.

Dari balik jubahnya, sosok itu menyeringai lebar. Seluruh tubuhnya dilapisi jubah hitam tanpa ada bagian dari tubuhnya yang nampak.

"Hallo, Seifried Osric Gideon. Selamat datang kembali dan–" sebelah tangan sang jubah hitam itu terangkat,

"–Selamat berjumpa kembali, Osric." Katanya diakhiri tawa riang seraya memiringkan kepalanya hingga menempel dengan bahunya sejajar. Sedangkan rantainya ia hentak hentakkan pada lantai dengan gerak cepat hingga mencipta suara yang sangat berisik.

SETAN! Osric geram, bukan main.

Alis Odelia bertaut, ia menatap Osric dengan tatapan menuntut jawab. Ia maju selangkah namun Osric langsung menoleh menatapnya tajam dengan amarah pada binar matanya seraya mengeratkan genggaman tangannya.

"Jangan maju." Tekannya pada Odelia membuat Odelia berhenti bergerak dan kembali pada posisi awalnya. "Oke gue nurut. Jelasin, maksud dia apa?" Tanyanya dengan nada tak kalah tajam.

Ia merasa ada kejanggalan disini. Osric ini, sebenarnya, ia siapa? dan siapa sosok jubah hitam itu? Kenapa keduanya seolah saling mengenal satu sama lainnya dan seperti pernah bertemu? lalu kenapa ia seolah merasa sangat terusik? Raut wajahnya bahkan tergambar penuh amarah yang terpendam besar.

Dari awal ia memang menyadari ada sesuatu yang lain ada pada diri Osric. Ada magnet besar yang membuatnya terlihat berbeda. Tapi apa? Siapa ia? Kenapa—

—belum terjawab kebingungan Odelia, beberapa benda tajam seperti pisau terus meluncur tanpa henti. Osric mengayunkan tangannya ke depan, sebuah cahaya biru berpendar terang melingkupi keduanya.

Semua benda tajam yang mendekat lebur menjadi abu seketika, saat benda-benda itu menyentuh dinding cahaya biru terang itu.

Sosok jubah hitam itu tertawa. Tawanya mengerikan, menggema sepanjang lorong, memekakan telinga. Sinting!

Sixth Sense : Rahasia SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang