4

14 2 0
                                    

Menyanggul rambut dengan bunga berwarna putih, tubuh berbalut gaun hitam nan anggun, dengan warna pink meronai bibir sambil berdiri didepan cermin.

"Makanya diet biar gaunnya gak ngetat haha". Olok Lisa padaku.

Aku menuju ruang tamu, perlahan melangkah dengan anggun, lalu menghampiri Juna yang sudah menungguku di bawah. Sedangkan sudah mulai banyak tamu undangan dari pihakku maupun Juna.

Pandangannya Juna tertuju padaku yang menggunakan gaun hitam pilihannya. Tatapannya seperti baru pertama kali melihatku.

"Aneh ya?" Tanyaku mengejutkannya.

"90" sahut Juna membuatku tercengang.

"Kamu pikir aku minta dinilai?" Jawabku kesal.

"Setidaknya itu sempurna" sahutnya dengan santai.

"Ah setres" aku berdecak kesal.

......

Pinggangku sakit berdiri dengan higheels disepanjang acara. Tamunya sangat banyak walaupun hanya sedikit yang ku kenal. Mungkin ini karena aku bertunangan dengan orang penting di dalam urusan bisnis, sedangkan aku? Hanya pegawai biasa di sebuah perusahaan.

"Ibu udah selesai kan? Aku mau mandi".  Tanyaku pada ibu yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Oh iya cepat mandi, lalu bantu ibu siapkan makan malam untuk keluarga Juna". Ujar ibu

"What??!!! Makan malam disini?". Sahutku kesal.

"Iya, kenapa? Kamu seneng kan? ". Jawab ibu menggodaku.

"Ihhh apaan sih Bu".

Ah cukup dengan menghadapi nya seharian ini, ditambah lagi makan malam dengan nya. Berpura-pura romantis itu tidaklah lucu menurutku. Tapi seharian ini sikap Juna terhadap ku bisa dibilang wajar wajar saja, walaupun perhatian dia tetaplah menyebalkan. Aku hanya ingin didengar olehnya tapi, aku harus melakukan apa yang ia suruh. Ya, bodoh nya aku selalu saja menurutinya.

Makan malam dipenuhi dengan obrolan serta candaan kedua keluarga. Mereka memang sudah lama mengenal dan menjalani hubungan persahabatan. Sedangkan aku masih berusaha mencari posisi nyaman disini.

"Makan yang banyak biar ga kurus". Celoteh Juna mengolok ku.

"Oh aku tau kamu suka kan liat aku gemuk". Jawabku jutek.

Mereka yang melihat kelakuanku pun tertawa sedangkan Juna hanya tersenyum tipis melihat ku merungut kesal.

.......

Aku kekantor sedikit siang, bisa dibilang aku bangun kesiangan karena lelah.
Lalu aku disambut dengan ucapan selamat dari teman-teman sekantor termasuk Aris. Semua berkata kalau aku sangat beruntung bahkan ada yang sampai iri padaku.

"Kalau aku jadi kamu pasti aku udah kegirangan". Celoteh Ria yang tidak lain teman sekantorku.

Sedangkan aku meresponnya dengan muka keheranan. "Why? Emang kenapa?".

"Siapa sih yang ga kenal Juna. Udah kaya, mapan, ganteng lagi. Emang Kalian udah lama pacaran?". Jelas Ria padaku.

"Ah udah lupakan, nih aku bawakan kue". Sahutku cuek sambil memberi kue yang ibu titipkan untuk teman sekantorku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I and MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang