I

12 1 0
                                    

Jimin pov

"Yuu, ayo kita berangkat." Panggilku pada seorang gadis yang masih sibuk membereskan bukunya. Namanya Yuuka, tapi aku biasa memanggilnya Yuu.

Aku menyandarkan tubuh di depan pintu kamarnya. Memperhatikan betapa berantakan kamarnya untuk ukuran seorang gadis. Beberapa bukunya bertebaran dimana mana. Tapi memang ia begitu.

Yuu adalah sahabatku sejak kecil. Tepatnya sejak TK. Meski usianya lebih muda setahun dariku, tapi kami berada di angkatan yang sama. Sejak saat itu, kami selalu bersama, dan itu tidak berubah sampai sekarang.

Hari sudah cukup siang untuk berangkat ke sekolah, jika ia tidak bergegas, kami bisa saja terlambat lagi.

Ia segera menghambur keluar, mengabaikanku di sana. Aku hanya mengikuti langkahnya sambil tersenyum sendiri.

"Eomma, aku berangkat ya!" Teriaknya pada ibunya. Ia berjalan mendekati meja makan, dan mengambil dua potong roti. Satu ia makan, satu lagi ia paksakan masuk ke dalam mulutku.

Aku menerimanya dengan senyum mengembang di wajahku.

Setelah ibunya menyahut entah dari mana, Yuuka segera mengajakku berangkat, "Ayo Chim."

Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya setelah menyambar segelas susu di meja itu, meminumnya beberapa teguk dan meletakkannya kembali.

Seperti biasa, kami akan berangkat sekolah bersama. Berjalan kaki 10 menit cukup. Setiap pagi biasanya ia akan menunggu di meja makan atau bahkan di depan pintu rumahnya, tapi jika ia kesiangan, maka aku bisa menjemput sampai pintu kamarnya. Seperti hari ini.

"Berhentilah begadang Yuu. Aku tau kau baru tidur beberapa jam." Kataku.

"Hari ini aku ada ujian fisika, dan aku tidak ingin mengulang lagi Chim." Jawabnya acuh tak acuh. Masih mengunyah roti di tangannya.

"Eo, Chim," panggilnya tiba-tiba padaku. Matanya berubah menjadi lebih berbinar. "Apa kau ada acara malam ini?"

Aku mencoba mengingat. "Seingatku tidak ada."

"Nah, ayo kita jalan jalan lagi Chim." Katanya dengan semangat. Memang sudah seminggu ini kami tidak keluar bersama saat malam.

Yuu menyukai suasana malam. Ia senang melihat kerlip lampu di sepanjang jalan di tengah gelapnya malam. Ia senang udara dingin angin malam. Ia senang keramaian malam. Cukup kontras dangan kebiasaannya di siang hari, ia tidak terlalu senang berada di luar dan di keramaian.

Ia bilang tidurnya akan lebih nyenyak jika ia bisa keluar malam sebelum tidur.

Aku pikir tidak ada orang yang paling bersahabat dengan malam, kecuali dirinya. Ia sangat menyukainya. Ia bahkan mampu bangun semalaman meski setelah menghadapi hari yang lelah.

Aku mengangguk. Menyetujui ajakannya.

Jimin pov end

___


Yuuka pov

Aku dan Chim berada di kelas yang berbeda.

Jimin adalah sahabatku sejak kecil. Aku biasa memanggilnya Chim. Dulu ia adalah anak yang cengeng, dan aku selalu di sampingnya untuk melindunginya, tapi sepertinya sekarang keadaan telah berbalik.

Sifat buruk dan kekurangan seolah menumpuk di diriku dan Chim selalu disisiku untuk menjaga dan merawatku.

Nilaiku pas-pasan, aku tidak cantik, kaya, apalagi terkenal, temanku dapat dihitung jari, beruntung aku tidak memiliki musuh, dan aku memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah. Bisa dibilang, aku salah satu langganan melanggar peraturan sekolah, khususnya terlambat.

BTS | Tell HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang