III

7 1 0
                                    

Yuuka pov

"Hei, baby bear, mau sampai kapan kau tidur heh?" Suara Chim membangunkanku. Ia sudah membuka tirai kamarnya lebar lebar, membiarkan cahaya dari luar semakin mengganggu tidurku.

"5 Menit lagi Chim." Kataku. Meraih bantal untuk menutupi wajahku dari sinar.

Tenang. Aku tidak merasakan suara apapun lagi dari Chim. Hingga tiba tiba kakiku tertarik ke bagian kaki ranjang.

"Aaaak," pekik ku. Meninggalkan bantal di atas kepalaku. Diujung kakiku terlihat Chim yang tertawa jahil melihat reaksiku. Masa bodoh, aku masih mengantuk. Kembali kupejamkan mataku.

"Tidak ada 5 menit. Mandi sekarang, atau," ia merubah intonasi suaranya, jadi lebih, hm, jahil? "Atau aku yang akan memandikanmu. Hm?"

Mataku terbuka lebar. Tidak! "Jangan bodoh Chim!" Kataku. Lalu segera bangun untuk mengambil handuk dan pakaian ganti dari lemari Chim.

Anak itu terkekeh melihatku. "Siapa yang memintaku menyentuhnya semalam, hm?" Mungkin wajahku sudah memerah mendengarnya.

"Diam Chim!" Teriak ku. Lalu masuk ke kamar mandi dan menguncinya. Aku tau Chim masih tertawa di luar sana.

Setelah mandi, aku keluar menuju ruang makan. Seo ahjumma sudah
datang, ia sedang membantu Chim menyiapkan sarapan.

"Eo, selamat pagi nona Yuuka." Sapanya hangat. Seo ahjumma berusia sekitar pertengahan 50. Setiap hari ia akan datang dengan beberapa pekerja lainnya untuk membersihkan rumah Chim. Ia seperti kepala asisten rumah tangga di rumah Chim.

"Pagi ahjumma." Balasku.

"Sudah lama nona tidak menginap, tuan Jimin pasti sangat merindukan nona." Katanya. Selama orangtua Chim jarang pulang, Seo ahjumma sudah seperti pengganti orangtua bagi Chim. Aku tau kata kata nya bermakna agar aku lebih sering menemani tuan yang mungkin sudah ia anggap seperti anaknya sendiri itu.

"Tidak! Aku tidak seperti itu!" Bantah Chim. Aku hanya tertawa.

Setelah rapi, Seo ahjumma undur diri untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.

Chim memasak lagi. Ia membuat bubur dengan sup ayam kali ini. Ini salah satu yang terbaik. Aku suka semua masakannya.

"Waah, kau pagi pagi sudah memasak ini Chim?"

Ia tersenyum bangga pada dirinya sendiri. "Ayo kita makan."

Aku tidak percaya, mengingat hal yang terjadi semalam. Chim sudah mengatakan perasaannya padaku. Meski belum aku jawab, tapi sejauh ini hubungan kami belum berubah.

Aku juga menyesal melakukan apapun yang aku lakukan tadi malam. Aku beruntung, ia tidak marah.

Setelah makan dan bermain, ia kembali mengantarku pulang ke rumah.

Keesokan harinya kami masih harus berangkat ke sekolah.

Seperti biasa, ia menjemputku untuk pergi bersama.

"Eomma, aku berangkat." Kataku. Lalu menghampiri Chim di depan pintu.

"Kami berangkat dulu, eomma." Pamit Chim. Dia memang sudah seperti anak bagi ibuku. Dan ibuku sudah seperti ibu juga bagi Chim.

"Ya, hati hatilah." Balas ibuku.

Kami berangkat seperti biasa, mengobrol beberapa hal. Termasuk tentang Taehyung.

Chim sudah menyuruhku untuk selalu mengantongi ponsel dengan gps menyala. Nomor Chim juga sudah berada di speed dial semua nomor di ponselku. Hal itu untuk berjaga jaga jika aku disudutkan kembali oleh Taehyung. Tapi semoga saja Taehyung akan segera berhenti mendekatiku lagi.

BTS | Tell HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang