#2

165 46 6
                                    

Entah bagaimana bisa terjadi sekarang aku tinggal bersama seorang pria yang cukup menyebalkan juga mengganggu, setiap pagi aku selalu menemukannya di kamarku sedangkan di sini kami mempunyai dua kamar, dia selalu menjawab dengan alasan dia belum t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah bagaimana bisa terjadi sekarang aku tinggal bersama seorang pria yang cukup menyebalkan juga mengganggu, setiap pagi aku selalu menemukannya di kamarku sedangkan di sini kami mempunyai dua kamar, dia selalu menjawab dengan alasan dia belum terbiasa tinggal di sini. Apa dia mengatakan secara tidak langsung bahwa dia takut tidur sendirian? atau dia suka tidur denganku? lupakan, itu cukup membuatku merinding.

Beberapa hari aku hidup sebagai pengangguran hingga pada hari dimana aku berhasil menemukan pekerjaan yang tidak begitu sulit untuk membuat orang sepertiku di terima, ya berkat Jungwoo aku menemukan pekerjaan ini. Ya nama pria itu adalah Jungwoo, dia membantuku menemukan sebuah proyek, aku bahkan tidak tahu orang sepertinya dapat mencarikanku pekerjaan seperti ini.

Aku pulang pukul lima sore, sejauh ini pekerjaanku normal hanya saja yang tidak normal adalah perilaku Jungwoo, maksudku bagaimana bisa dia menungguku pulang tanpa berbuat apapun? aku lelah dan tetap harus mengerjakan semuanya, memangnya dia siapa? bahkan aku yang membayar uang sewa. Dia terkadang keluar saat malam hari dan pulang saat fajar menyingsing.

Aku ingin sekali memulangkannya pada keluarganya.

Aku memiliki dua hari libur dan itu akan ku gunakan untuk menggali informasi tentang keluarga yang mungkin keliru membuang bayi yang kini telah tumbuh menjadi pria setampan ini. Yang kupunya sebagai bekal adalah akta kelahiran lusuh, sewaktu ini ditemukan keadaanya memang sudah basah dan luntur di keranjang bayi. Nama kecuali marga, nomor identitas, dan nama ayah dan ibuku yang sudah luntur, untungnya nama rumah sakit di mana aku lahir masih bisa dilihat dengan jelas.

Ketika aku tengah menatap kertas itu Jungwoo mengusikku dengan bertanya, "Apa itu?" lalu dia mencoba mengintip pada kertasku.

Aku menyembunyikannya pada dadaku, menatapnya memberitahu aku terganggu oleh rasa ingin tahunya yang tidak penting. "Surat cinta pertama yang kau dapat saat SMA?" Dia mencoba untuk menyentuhnya tapi aku tak membiarkannya.

"Ini adalah kertas yang akan membawaku pada kebenaran." Jawabku lalu melipatnya agar Jungwoo berhenti ingin tahu.

"Oke," Dia mengambil tempat di sampingku, menatapku seperti seorang remaja polos yang menunggu cerita menyenangkan tentang kakak seniornya. 

"Apa?" Tanyaku dingin karena dia tetap dengan wajah itu.

"Ceritakan tentang kertas jelek itu." Jawabnya langsung.

"Siapa yang berkata aku akan menceritakan ini?"

"Oh kau malu," Dia terkekeh lalu berdehem. "Aku akan bercerita sedikit kebenaran tentang diriku agar kau terpancing." Lanjutnya lalu aku memutar mataku.

Terserah.

"Aku masih mengompol sampai umur tujuh belas," Akunya.

"A-apa—"

"—Pfft hahaha!"

Apa dia bilang? Pengakuan konyol apa itu? Masih mengompol sampai usia tujuh belas? Dia pikir ini apa, kotak pengakuan? Aku tertawa keras untuk pengakuannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOOKHAE [LUWOO/CASWOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang