"Kak Piaaaa..."
Aku masih malas bangun. Ini hari minggu dan harusnya masih bergelung di atas kasur empuk. Mimpiin pangeran dari Timur Tengah yang melamarku."Kaaaakkk."
Suara bocah umur 15 tahun menggangguku. Berat mata ini untuk terbuka."Kak, ih itu ada bosnya datang juga."
Mendengar 3 kata itu tentu saja aku langsung membuka mata.
"BOS?"
Kenan yang sudah duduk bersimpuh di lantai dan asik mainan rubik kini menganggukkan kepala. Adik bungsuku ini memang baru berusia 15 tahun. Baru kelas 2 SMA. Dan entah kenapa liburan begini malah minta ke sini. Ngerepotin aku.
"Gak usah pake huruf kapital kali. Itu ludah muncrat-muncrat ke muka Ken."
Aku langsung melempar wajah Kenan dengan bantal. Dia mengelak dan terkekeh."Itu ditunggu bosnya. Gak usah pake mandi katanya."
Mendengar nama itu lagi membuat aku mengernyit. Ini aku gak lagi mimpi kan? Masa bos datang ke rumah?Tunggu sebentar, si Aslan ke sini?
Aku langsung melempar selimut dan beranjak bangun. Haduh dia mau ngapain sih di minggu pagi nan tenan ini? Mau bawelin aku lagi?"Bak piaaaaaaaa...bosnya mau masuk kamar loh kalau gak keluar."
Tuh kan anak abg jaman now suka gak tahu malu. Aku langsung menyambar kerudung kaos yang biasa aku pakai di rumah. Lalu langsung berlari ke arah pintu.
Saat membukanya dan tergesa melangkah ke arah ruang tamu aku mengedarkan pandangan. Cuma ada Ken yang duduk di sofa dengan serius memainkan rubiknya lagi. Heran ini anak, kok cepet banget ngilang dari kamarku ya?"Mana?"
Ken menoleh ke arahku.
"Lagi shalat duha di mushola depan."
Aku mengernyitkan kening. Lalu menatap halaman rumah. Depan rumah eyang ini di seberangnya memang ada mushola.
"Lha ngapain tadi buru-buru aku?"
Ken tidak menanggapi hanya mengangkat bahunya. Akhirnya aku duduk di sofa sebelah Ken. Malas dan masih mengantuk. Setelah shalat subuh tadi aku memang tidur lagi. Hari minggu ini juga rencanaku tidur, tidur dan tidur sepuasnya."Ken mau ikut bude ke sawah ah. Awas loh kak jangan macam-macam sama bosnya. Pokoknya yang ketiga setan."
Aku hanya menatap Kenan yang sudah beranjak dari duduknya dan keluar dari rumah. Saat itulah suara Aslan terdengar."Assalamuaalaikum."
"Waalaikumsalam."
Aslan melangkah ke arahku dan kini duduk di sofa di depanku. Penampilannya kali ini sangat berbeda. Kemeja putih dan celana jins serta boot coklat. Sangat kasual, berbeda dengan penampilannya sehari-hari di kantor.
"Kamu belum mandi?"
Tuh kan, aku hanya menatap Aslan dengan alis terangkat.
"Ngapain mandi? Ini hari minggu. Libur."
KAMU SEDANG MEMBACA
*THE BOSS IS ASLAN*
ChickLitMenjadi Karyawan Pindahan, di kota yang masih asing dan lingkungan yang belum pernah aku datangi membuat aku tidak nyaman. Apalagi aku dianggap sebagai karyawan cadangan. Istilahnya 'spinner'karyawan yang tidak memiliki ruangan ataupun kursi. Hany...