BAB 10 SEBUAH PERMULAAN

6.7K 606 26
                                    


JANGAN LUPA VOTE COMMENT NYA. AKU SEMANGAT UP KALAU SETIAP PART ITU ADA YANG VOTE DAN KOMEN.

APAKAH PERLU VISUAL ?

INGATKAN TYPO YA GAES, HAPPY READING ALL !

[***]

Setelah 2 bulan mereka tidak berhubungan lagi, kini Dayat meminta Cindy untuk bertemu dengan nya untuk menyelesaikan semua perkara agar tidak ada lagi hal menyangkut di hati mereka. Tidak ada luka yang masih terinfeksi, kini mereka harus berada di posisi masa pemulihan.

Masih mengenakan baju kantor nya, Cindy mampir sejenak bertemu dengan mantan nya itu di caffe dekat dengan komple rumah Cindy.

Cindy menghela nafas kasar berkali-kali, tidak sanggup melihat kelusuhan Dayat yang kini duduk manis di hadapan nya. "Ngomong !" seru Cindy tenang. Duduk lama-lama dengan orang yang masih Ia sayang berpotensi membuatnya goyah.

"Gue nggak punya lagi kesempatan ya ?" Dayat memulainya dengan sebuah pertanyaan.

"Entah Yat, kadang gue juga bingung."

"Kenapa ?"

"Di satu sisi gue sayang banget sama lo, tapi satu sisi lain nya gue malah enggan maafin lo." Ujar Cindy. "Entah kesempatan itu ada apa nggak buat lo, gue nggak tahu."

"Tapi lo udah punya orang lain kan ?"

"Gue harap lo juga." Jawab Cindy tanpa ragu. Biarkan hubungan nya dengan Ikram adalah sebuah kepura-puraan, tapi Ia harus bisa melepas Dayat saat ini. Beralih ke orang lain adalah salah alasan kuat.

"Nggak ada orang lain selain lo, Ndy." Ujar Dayat sungguh-sungguh, bahkan Ia berniat menggenggam tangan Cindy, namun sayang gadis itu terlebih dahulu menarik tangan nya ke bawah.

"Gimana perasaan lo sekarang ?"

"Masih sayang."

"Sama gue juga."

Lama terdiam tanpa berbicara, hanya ada pasang mata saling menatap. "Binar mata lo bukan buat gue lagi, Ndy." Cicit Dayat dengan lirih. "Perasaan lo ke gue udah sirna karena kebodohan gue."

"Mungkin iya, tapi gue benar-benar mau bilang, kalau rasa sayang sama lo itu masih ada walau mungkin tidak seperti dulu."

"Gue percaya kok. Makasih, Ndy." Dayat meneguk soda yang Ia pesan, "Lo benaran mau nikah ?"

"Iya, gue mau move on."

"Gue masa lalu lo yang buruk kan ?"

"Kadang gue nyesal sama keputusan kita yang nggak mau saling terbuka masalah keluarga hingga salah paham ini terjadi dan memburuk." Bagian memburuk nya itu adalah ketololan Dayat yang make out dengan wanita lain malam itu.

"Gue juga." Sahut Dayat pelan. "Gue mau lepasin lo, Cindy Nur Aisyah. Makasih udah jadi cewek gue setahun belakangan."

Sama-sama menghapus air mata, Cindy menjawab, "Makasih juga udah warnain hidup gue setahun belakangan."

Mereka sama-sama tersakiti sebenarnya, ada sesak memburu, ada sekat yang membatasi. Memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain itu hal yang paling tidak mudah dilakukan apalagi hingga menyakiti hati sampai teriris-iris, namun di satu sisi kesalahan itu bisa dijadikan sebuah pelajaran agar kedepan menjadi insan yang lebih baik dan tidak mengulangi hal yang sama.

"Lo jangan jarang mandi." Pesan Cindy sebelum Ia bangkit dari kursi nya. "Lo mesti tampak tampan lagi biar nggak sendirian lagi."

"Iya, lo juga. Jangan tangisi gue lagi."

Neighbour For Marriage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang